Saturday, 17 October 2015

Muara Gembong: Keramahan yang Terlupakan

Menatap Muara Gembong
 
Kendaraan roda dua yang kami tunggangi tiba-tiba bergetar keras saat melintasi jalanan berbatu  yang didominasi oleh lumpur mengering. Suara gesekan mesin terasa seperti menjerit-jerit, seakan menyampaikan rasa kesal dan kelelahan atas perjalanan panjang kami yang telah berlangsung selama tiga jam tanpa henti ini. Rekan seperjalanan saya, Hanis, seketika menurunkan kedua kakinya ketika motornya sudah terasa tak beres. Saya segera turun dan menyentuh inci demi inci ban belakang yang terasa memanas karena berbenturan dengan aspal dan jalanan. Tak ada satupun lubang, namun mengapa perjalanan terasa semakin berat?
 

Friday, 25 September 2015

Oleh-oleh dari Gunung Api Purba Nglanggeran

Oleh-oleh dari Gunung Api Purba Nglanggeran

Ada salah satu alasan mengapa Jogja tak pernah terasa membosankan. Kotanya yang ramah, pantai selatannya yang memecah ombak, hingga barisan gunung-gunungnya yang seperti memanggil-manggil untuk didaki. Bagi saya, Jogja tidak akan pernah habis untuk dijelajahi. Apalagi hanya dalam waktu empat hari seperti liburan saya bersama Webpraktis ini.

Ketika orang-orang berlomba untuk mendaki Puncak Merapi, ataupun sekadar selfie di Sabana Merbabu, kali ini saya tak berminat sama sekali. Menapakkan kaki di Jogjakarta saja sudah bikin menyayat hati, apalagi kalau harus ditambah mendaki kedua gunung tadi yang penuh akan memori?

***

Monday, 7 September 2015

Tampil Cantik Ala Wanita Korea dengan 5 Tips Berikut




Sebagian atau mungkin bahkan seluruh wanita pasti pernah memiliki keinginan untuk menjadi cantik seperti wanita korea yang ada di serial drama korea yang dilihatnya. Kulit putih, wajah halus bebas jerawat, tubuh langsing, dan bahkan gaya berbusananya yang fashionable membuat setiap wanita yang melihatnya mendambakan penampilan seperti para artis korea. Kamu juga bisa berpenampilan seperti artis dan wanita korea tanpa operasi plastik dengan mencoba lima tips berikut.

Sunday, 9 August 2015

Inilah Alasan yang Membuat Kita Harus Beli HP di MatahariMall

Beberapa waktu lalu saya melakukan sebuah kelalaian. Dalam perjalanan menuju kantor, saya dibonceng oleh Hanis. Sambil bercengkrama di sepanjang jalan, saya hanya meletakkan ponsel di kantong jaket, yang mana kantong tersebut sangat longgar. Sesampainya di gerbang kantor, saya baru sadar ternya ponsel saya hilang.

Saya segera masuk kantor dan membuka laptop. Berharap ponsel saya GPS-nya aktif sehingga bisa saya lacak dimana keberadaannya. Namun malang, ponsel tersebut sudah berpindah tangan dan lumayan jauh dari posisi saya saat itu. Daripada terus menerus murung memikirkannya, saya langsung membuka MatahariMall untuk mencari referensi HP terbaru. Berikut tampilannya...



Sebagai salah satu toko online terkemuka di Indonesia, MatahariMall senantiasa melakukan inovasi untuk memuaskan para pelanggannya. Tak hanya soal produk yang sangat variatif, tetapi juga ada promo-promo dan sejumlah keunggulan pelayanan lainnya. Salah satu yang tidak boleh dilewatkan di MatahariMall adalah varian HP Samsungnya yang sangat beragam.

Saturday, 8 August 2015

Inilah Cara Mudah Mencari Referensi Gaya Busana Muslim

Selain traveling, perkembangan busana muslim semakin menarik untuk diikuti beberapa tahun belakangan ini. Selain menampilkan kesan syar’i, tak ada lagi alasan untuk menjauhi busana muslim hanya karena alasan ketinggalan zaman. Bahkan kini banyak selebriti Indonesia yang terjun ke dunia desain busana muslim lho. Wah, menarik sekali, ya.



Bagi kita yang ingin mencari referensi gaya busana muslim modern, beberapa cara mudah berikut ini siap memandu kita untuk melakukannya. Bergaya keren ala selebriti dengan busana muslim pun bisa segera terwujud :

Wednesday, 5 August 2015

5 Baju Wanita yang Wajib Ada Didalam Lemarimu

Agar lebih tampil cantik dan menarik, wanita biasanya akan maksimal dalam merawat tubuh, bermakeup, hingga mengenakan busana. Hal itu dilakukan demi mendapatkan penampilan gaya agar terlihat maksimal. Untuk itu demi menunjang penampilan disetiap kesempatan, suasana, dan kondisi, wanita akan mengkoleksi banyak baju. Sebab item fashion ini tidak boleh sampai ketinggalan perkembangan trend fashion yang terupdate. Jadi, tak heran jika wanita memang suka belanja pakaian untuk mengkoleksi pakaiannya agar lebih beragam dan bervariasi. 

Namun sebenarnya untuk lebih maksimal dalam berpakaian tidakah harus mempunyai pakaian yang menggunung dilemari, sebab meskipun kamu hanya punya beberapa baju ini, kamu bisa mempadupandankan gaya pakaianmu agar tak tampil membosannya. Nah untuk itu, kamu harus tahu ada beberapa baju yang wajib ada dilemari kamu agar mudah kamu padupadankan. Yuk simak 5 baju yang wajib ada didalam lemarimu berikut ini. 

1. Koleksi Kemeja  


Kemeja

Kemeja denim, kemeja putih, dan kemeja fanel merupakan kemeja yang wajib ada di lemari pakaianmu. Kemaja demim bisa kamu gunakan diberbagai kesempatan mulai dari acara non formal hingga formal kemeja denim cocok kamu kenakan. Untuk kemaja putih bisa kamu kenakan saat berada di situasi formal seperti interview pekerjaan atau bisa dikenakan untuk kamu bekerja. Sedangkan untuk kemeja fanel bisa kamu kenakan saat berada di situasi formal atau semi formal. Ketiga kemeja itu dengan mudah bisa kamu padupadankan dengan skinny jeans dan flat shoes sehingga kamu terlihat lebih casual dan elegan. 

Tuesday, 4 August 2015

Kiat-Kiat Memilih Playsuit Sesuai Warna Kulit


Memilih busana adalah hal terpenting bagi wanita. Busana dianggap bisa menambah penampilan wanita menjadi percaya diri. Hingga saat ini ribuan jenis dan model busana ada dipasaran. 

Salah satu model busana yang kini menjadi buruan para wanita adalah playsuit, karena mengenakan playsuit bisa membuat tampilan lebih casual, elegan, namun tetap memperlihatkan kefeminiman seorang wanita. Banyak koleksi playsuit wanita cantik beragam warna yang bisa Anda pilih di MatahariMall. Belanja playsuit di toko online ini sangatlah mudah dan menarik karena ribuan playsuit berkualitas yang anda inginkan ada di toko online terlengkap ini. 

Tuesday, 21 July 2015

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman


Kampung Kauman Free Walking Tour

Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi.

Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Thursday, 18 June 2015

Jogjakarta dan Angkringan Wijilan

Stasiun Lempuyangan

Saya kembali berada di dalam kereta menuju Jawa, tepatnya Lempuyangan, Jogjakarta. Kereta dengan tarif delapan puluh lima ribu rupiah ini terasa begitu panas, entah memang suhu bumi yang semakin naik atau memang keadaan gerbong kami yang memprihatinkan. Kebetulan saat itu kami mendapat gerbong paling belakang dengan air conditioner yang terlihat begitu lemah.

Kembali ke Jogjakarta, namun dengan tim dan tujuan yang berbeda. Kalau biasanya Jogja hanyalah tempat untuk transit sebelum mendaki gunung, kali ini saya dan tim akan menghabiskan waktu di Jogja selama tiga malam tanpa harus memikirkan kerjaan kantor yang menggunung. Ini adalah kesempatan dimana kami dapat me-refresh pikiran untuk kembali menjadi sebuah tim yang solid dengan semangat baru.

Sunday, 7 June 2015

Kebodohan di Situ Gunung


Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

Saturday, 6 June 2015

Ruang Inspirasi #2: Menulis di Blog itu Asik!

Menulis di Blog itu Asik

Berbagi semangat dan inspirasi kepada orang lain terutama adik-adik generasi penerus bangsa adalah hal yang sangat menyenangkan, sekaligus mengharukan. Hal itu pula yang membuat saya rela berdesak-desakkan di Commuter Line tujuan Bogor pada Sabtu lalu, tepatnya 30 Mei 2015.

Monday, 25 May 2015

Jalan-jalan Cantik di Pulau Bidadari


Mari meluncur


Ceritanya saya dapat undangan jalan-jalan gratis lagi. Kali ini dari Viva Log, sebuah platform untuk berbagi, mempromosikan dan meningkatkan traffic blog yang terbaik dan menarik di Indonesia. Sebanyak empat puluh orang terpilih untuk one day trip ke Pulau Bidadari. Meeting point dilaksanakan di Dermaga 15 Pantai Marina Ancol.

Sunday, 17 May 2015

Suatu Hari di Tiga Pulau Bersejarah



Hari masih gelap. Deru sepeda motor semakin mendekat ke arah rumah. Saya segera membuka pintu pagar, memastikan bahwa Hanis telah tiba. Ternyata benar, ia sudah siap berkelana hari ini. Setelah memasukan dua buah raincoat, ponsel dan dompet ke dalam satu ransel, kami menembus pagi yang dingin menuju Muara Kamal, sebuah pasar ikan yang terletak di bilangan Jakarta Barat. Hanya membutuhkan waktu satu jam untuk kami tiba di sana, padahal kalau ke Muara Gembong yang notabenenya masih Bekasi saja membutuhkan waktu hingga dua jam lamanya.

Usai melintasi pasar ikan yang becek dengan bau amis begitu menyengat, Hanis memarkirkan motornya di sebuah pelataran masjid untuk kemudian bergabung dalam kelompok-kelompok kecil yang mengikuti kegiatan Charity Trip ke Pulau Kelor, Cipir dan Onrust. Sebuah perjalanan yang dirancang khusus oleh kakak-kakak dari www.indocharity.org ini bukan sekadar jalan-jalan dan foto-foto saja, namun juga memiliki tujuan khusus yaitu sebagai bentuk penggalangan dana untuk pendidikan anak-anak kurang mampu. Maka dari itu, peserta Charity Trip terlihat banyak sekali karena memang tak dibatasi kuota pendaftarannya.

Thursday, 14 May 2015

E-Book: Satu Asa untuk Indonesia

E-Book Satu Asa Untuk Indonesia


Saya tahu kok, kalau saya sudah dua kali absen menulis di blog ini. Ternyata, berkomitmen pada diri sendiri itu sangat sulit, ya? Untuk itu, teman-teman yang penasaran apa yang saya lakukan hingga absen dua kali akan saya berikan bonus. Mau tahu apa bonusnya? Sebentar...

Masih di Bulan Mei, masih dalam suasana Hari Pendidikan, saya dan teman-teman Komunitas Filantropi Pendidikan dari Dompet Dhuafa ini baru saja 'menelurkan' sebuah buku kompilasi inspirasi tentang para pengajar di Sekolah Guru Indonesia dan para relawan yang beberapa waktu lalu berkesempatan menyambangi dan menebar semangat ke pelosok negeri.

Wednesday, 6 May 2015

Menanam Bibit Mangrove di Muara Gembong


Jalan Berlumpur Menuju Muara Gembong

Antusias sudah pasti saya rasakan. Setahun berlalu, akhirnya ke Muara Gembong lagi! Cuaca setahun belakangan yang kadang hujan kadang terang ini membuat saya dan Hanis ragu untuk ke Muara Gembong, mengingat terakhir kali kami kesana kepleset dan terjerembab ke lumpur beberapa kali.

Kali ini kami siap untuk hal itu. Jangankan jatuh ke lumpur, kami bahkan siap untuk menanam mangrove di antara lumpur hitam yang menggenang. Siap memulai petualangan?

Saturday, 2 May 2015

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian.

Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di-share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Wednesday, 29 April 2015

Kejutan Saat Kembali Pulang

Cerita sebelumnya klik di sini :)


Jebol
Berbekal internet dengan kuota terbatas, akhirnya saya mulai hunting tiket. Saat itu tinggal tersedia tiket kereta yang keberangkatannya dari Jogja untuk esok hari pukul sepuluh pagi. Sementara saya dan yang lainnya masih di Probolinggo dengan waktu yang telah menunjukkan pukul delapan malam. Bermodalkan uang pinjaman dari Bang Cehu, akhirnya saya dan Hanis memesan tiket kereta Bogowonto tujuan Jakarta. Sementara uang yang harusnya digunakan untuk lanjut perjalanan ke Ijen dan Baluran hanya mendekam di dalam dompet untuk jaga-jaga selama di perjalanan pulang.

Guys, sorry.. Do you know... Where is the hotel or homestay near this place?” Tiba-tiba dua orang Bule menghampiri kami yang masih berkutat di meja makan. Malas meladeni, saya dan Bang Cehu meluncur ke ATM terdekat untuk melakukan transaksi pembayaran. Sementara si Opin sibuk meladeni Bule dengan keminggrisan yang belepotan.

“Kita pulang sekarang.” Ujar saya kepada Hanis yang masih menunduk sambil mengaduk-aduk isi gelas yang tinggal tersisa es batunya saja.

“Tiket gimana?” Tanyanya sambil menoleh lesu.

Saturday, 25 April 2015

Melepas Lelah di Danau Taman Hidup

Cerita sebelumnya klik di sini :)

Pendakian gunung argopuro
Ekki Lelah

"Jalan masih teramat jauh.."

"Mustahil berlabuh bila dayung tak terkayuh."

Saya dan Ekki mulai bersenandung lagu Iwan Fals. Merasa bahwa hutan lumut benar-benar tak ada ujungnya. Bahkan Hanis sempat-sempatnya berpikir kalau kami tak dapat keluar dari labirin raksasa ini sebelum hari terang.

BRUKKK

Hanis terpeleset di trek menurun. Ia yang berusaha menahan carrier 75 liter justru membuat kakinya terkilir. Ia menyerah. Baru kali ini saya melihatnya sefrustasi ini.

Wednesday, 22 April 2015

Argopuro: Siang Parno Macan, Malam Parno Setan

Cerita sebelumnya klik di sini :)


Pendakian Gunung Argopuro
Berkemas

Saya merasakan tidur sangat pulas setelah muncak semalam. Sampai nggak bangun-bangun dan tau-tau udah pagi aja. Malas mengingat kejadian ambruk semalam, akhirnya saya duduk di sebelah Hanis yang sudah bangun duluan. 

“Selamat dua puluh tahun, Acita.” Ujarnya sambil menggenggam tangan saya. Iya, di rumah, saya dipanggil Acita.

“Makasih..” 

“Semoga makin dewasa, nggak kayak bocah lagi, nurut sama ibu, cepet lulus kuliah, dapet kerjaan yang enak, bahagia terus...” Tanpa terasa air mata saya telah menggenang. Mendadak kangen ibu. Saya langsung memeluk Hanis yang masih sibuk ngoceh mendoakan saya dengan pesan-pesan baik dan kata-kata mutiara. “Kok nangis...” Lanjutnya.

“Kangen ibu. Huhuhu.” Jawab saya terisak. 

“Lagian sih, ulang tahun malah kabur.”

“Iya tahun depan nggak kabur lagi...” Saya mengatakan janji palsu. 

“Heeeh, ini ngapa anak orang lu bikin nangis?” Acrut tiba-tiba bangun dan teriak-teriak. Nggak rela kalo saya dibikin nangis sama Hanis. Kami sontak cengengesan menatap Acrut yang kerudungnya berantakan.

“Gue kan ultah, Crut.. Hehehe.” 

“Waaa, selamat ulang tahun, bocaaaah.”

Pagi yang damai di Cisentor. Ditemani gemercik aliran sungai dan kicauan burung yang saling bersahutan, angin menyampaikan doa ibu untuk saya; yang membuat saya ingin pulang segera.

Saturday, 18 April 2015

Pahit Manis Menuju Puncak Rengganis


Cerita sebelumnya klik di sini :)

Dari Cisentor menuju Puncak Argopuro
Menuju Cisentor

"Aaaah, rasanya berat ninggalin Cikasur." Saya mengerang sambil melintasi padang rumput yang entah di mana ujungnya.

"Sama. Kita nggak boleh semalem lagi, ya, di sana?" Sahut yang lainnya.

"Iiiish, lu mah pada nggak kasian sama gue. Kan gue mau ngejar ujian." Sanggah Acrut kemudian.

"Aaah, elu mah ujian mulu, Crut. Ujian hidup aja nggak kelar-kelar." Celetuk saya dengan suara agak keras. Yang lainnya tertawa. Kemudian berjalan dengan ritme masing-masing sambil menikmati semilir angin yang semakin sejuk. Namun tiba-tiba, seperti terdengar suara auman entah dari mana. Seketika rumput dan tanah di hadapan saya bergetar. Saya berhenti sejenak, kemudian Hanis memberi kode agar tidak panik dan tetap berjalan.

Itu pasti suara meong. Batin saya sambil sok tenang.

Wednesday, 15 April 2015

Sepenggal Cerita dari Cikasur

Cerita sebelumnya klik di sini :)

Catatan pendakian Argopuro
Pohon Afrika dan Ojek Cikasur

Saya terbangun karena bunyi alarm Hanis yang semakin kencang. Sementara yang lainnya belum ada yang bergerak, masih pada mengkerut di sleeping bag masing-masing. Setelah ngulet dan membunyikan semua tulang, saya menyadari kalau semalaman saya tidur mepet ke Hanis. Hanis sampai bikin tendanya doyong. Begitu pula dengan Opin di sisi pojok satunya, tidur mepet tenda sampai-sampai inner tenda menempel dengan outernya.

Saya duduk, Hanis juga duduk. Opin yang latah juga ikut-ikutan duduk sambil menggaruk kepala. Pandangan kami tertuju pada orang yang tidurnya kayak huruf Wau dalam Hijaiyah. Sadar akan terlalu lama dipandang, Acrut akhirnya terbangun.

"Lu ngapain pada ngeliatin gue?" Tanya dia bingung sambil membetulkan kerudung."

Saturday, 11 April 2015

Perjalanan Panjang Menuju Cikasur

Cerita sebelumnya klik di ~> sini :)


Pagi hari di Pos Mata Air Satu sukses bikin saya nahan pipis sampai agak terang. Semacam ngeri ada yang ngikutin lagi, sampai-sampai saya ngelepehin bawang putih yang habis saya kunyah di tanah bekas saya pipis. Iya, segitunya. Tapi kan, lebih baik mencegah daripada 'ketemu' lagi.

Untunglah si Acrut orangnya rajin, ia mengajak saya menyiapkan sarapan. Segala jenis ketakutan akan setan segera sirna seiring datangnya mentari. Menu sarapan pagi itu berupa sosis goreng dan sayur sop. Sementara bakwan jagung kami siapkan untuk bekal di perjalanan menuju Cikasur.

"Bro, tembakau mana bro?" Tanya Bang Nana sambil mondar-mandir bawa golok. Gayanya udah kayak mandor tanah.

"Ni, bro. Ngelinting sendiri, ya." Ujar Sehu sambil melemparkan bungkusan tembakau. Yang cowok-cowok sibuk ngerokok sambil nunggu masakan matang. Itu juga disambi packing karena rombongan lain sudah mulai jalan.

Masakan matang. Usai sarapan, kami berkemas dan lagi-lagi menjadi pendaki terakhir yang meninggalkan camp.

Dan saya berdoa agar tidak bertemu 'apa-apa' lagi.

Wednesday, 8 April 2015

Pos Mata Air Satu yang Mencekam

Cerita sebelumnya klik di ~> sini :)

Lovieisme \m/


"Pak, kita pamit ya, pak.." Ujar kami sambil bersalaman dengan si Bapak penjaga basecamp Baderan. Saat itu kami naik bertepatan dengan hari Senin, kebayang deh sepinya ni gunung kayak apa. Hari libur aja sepi, apalagi hari kerja. Tapi beruntung ada dua tim dari Jakarta yang sudah naik duluan. Saya merasa tertampar ketika melihat adik-adik berseragam merah putih ini dengan semangatnya baris-berbaris mengikuti upacara. Sementara saya malah bolos kerja.

Saturday, 4 April 2015

Kembali ke Jawa Timur

Cerita sebelumnya klik di ~> sini :)

Siap tempur.


Kembali ke Stasiun Pasar Turi, Surabaya. Sebuah stasiun yang dulunya hanyalah tempat untuk menanti kereta, namun kini berubah fungsi menjadi tempat menunggu kepastian. Kepastian bahwa ia tidak akan datang lagi.

Kembali ke Stasiun Pasar Turi, Surabaya, teman-teman saya sibuk memesan tiket pulang, beberapa sibuk membeli pulsa. Adapula yang sibuk ngunya brownies yang sengaja dibawa Acrut jauh-jauh dari Jakarta. Sementara saya ketemuan dengan customer t-shirt yang saya jual. Hebat ya service saya, domisili di Bekasi tapi bisa COD-an sampai Surabaya.

Terasa enggan berlama-lama di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, akhirnya saya menyeret rombongan agar lekas pindah lokasi. Agar path location saya tak lagi di Surabaya. Agar ia yang di Surabaya nggak tahu kalau saya sedang berada di kotanya.

Wednesday, 1 April 2015

Argopuro Birthday Hiking - The Series

Dua puluh tahun di Rengganis


Tanpa persiapan yang matang, tanpa rencana dari jauh-jauh hari, tanpa orang-orang serius. Petualangan ini berjalan begitu saja hanya dengan satu tujuan; nomor telfon saya tidak bisa dihubungi ketika saya ulangtahun.

Iya, saya memang aneh. Tiap ulangtahun selalu ngilang. Bagi saya, ulangtahun adalah ritual antara saya dengan Tuhan. Bukan dengan orang-orang yang sibuk merengek traktiran atau iseng mengerjai saya hingga menangis. Tidak seperti itu. Maka petualangan ini pun dimulai. Total kelompok adalah tujuh orang, dengan estimasi waktu pendakian selama tujuh hari. Orang-orang yang menemani saya ke Argopuro ini nggak punya tujuan khusus seperti saya. Mereka cuma ngikut aja, itung-itung menghabiskan libur lebaran.

Kenapa Argopuro?

Saturday, 28 March 2015

Bertemu Lagi

Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. - Dee, Rectoverso.

Ia mendahului saya untuk ke-sekian kali. Entah merasa bosan karena langkah saya yang begitu lamban, atau memang tak peduli dan lebih memilih meninggalkan saya. Entah. Saya hanya suka memandanginya seperti ini. Melihatnya dari jarak sekian meter, mengamati tingkahnya ketika berjalan, atau sekadar terkikik geli ketika ia yang kadang ceroboh ini tersandung bebatuan.

Wednesday, 25 March 2015

Giraffe Journey 4: Floating Market Lembang


"Aku besok libur. Culik aku ke ketinggian."

"Yah, besok ada acara kampus ke Bandung."

"Aku ikut!"

Begitulah Asti, seorang cancerian yang selalu mendadak dan hayuk aja kalau diajak kemana-mana. Kebetulan, saya tahu kalau acara kampus ini akan terasa begitu membosankan, maka saya bersyukur ketika Asti memutuskan untuk ikut. Setelah kami alpa dalam menjalankan Giraffe Journey setiap bulan karena kesibukan masing-masing.

Kali ini tanpa jerapah. Langkah kecil kami tak lagi ditemani si Jerapah yang memiliki kaki-kaki dan leher yang jenjang. Tak terasa, ternyata sudah satu tahun lamanya kami tidak menyempatkan diri untuk ngetrip bareng. Dan kini, lagi-lagi kami bermain dalam sehari di kota orang, sebagai escaping dari rutinitas yang membosankan.

Menjadi dewasa itu tidak enak.

Saturday, 21 March 2015

Potret: Warna-warni Lampu Hias

Lampu Hias, Serangga dan Setitik Bulan

Cantik. 

Kata itu yang selalu terucap tiap kali melihat lampu hias yang ada di dinding ataupun tiang-tiang di pinggir jalan. Ia tak bosan-bosannya berdiri di dalam gelap. Menerangi pencahayaan mata agar dapat melihat. Menggantikan fungsi matahari yang sedang menerangi belahan bumi bagian lain.

Ah, indah.

Andai saja lampu hias tak hanya menerangi rumah atau taman, tapi juga ada sosok lampu yang dapat berbagi peran menghiasi hati.

Wednesday, 18 March 2015

Ekspedisi 7 Puncak Gunung di Indonesia

“ If you can change your mind, you can change your life “
- William James-

Ekspedisi tujuh puncak gunung di Indonesia? Siapa sih yang nggak mau! Saya, sebagai pendaki abal-abal aja kepingin bisa mendaki ke-tujuh puncak tertinggi di Indonesia. Apalagi yang beneran pendaki, sudah pasti menjejakkan kaki dan mengibarkan berndera di puncak tertinggi, menjadi bagian dari mimpi mereka.

Semua berawal dari mimpi...

Saya pernah memiliki mimpi mendaki ke Semeru dari bangku sekolah menengah, dan baru tercapai ketika saya duduk di bangku kuliah. Kemudian menuliskan cerita perjalanannya di blog ini dengan judul Memorable Trekking Semeru 2013 dan membuat trafficnya menjadi naik drastis. Sehingga dari sana, saya mulai giat menulis kembali, beriringan dengan semakin rajinnya saya melakukan perjalanan dan pendakian ke gunung-gunung di pulau Jawa.

first summit saya, 18 tahun.
Memang benar kalau mendaki itu membumikan hati, namun ia melangitkan pikiran. Semakin sering saya mendaki, semakin tinggi saya bermimpi. Kali ini saya bermimpi merayakan ulang tahun di puncak gunung tertinggi di Lombok, Gunung Rinjani. 

Saturday, 14 March 2015

Tidur 24 Jam di Papandayan



Awal November lalu bertepatan dengan gajian pertama saya di kantor baru. Alih-alih merayakan gaji pertama dengan makan-makan, saya justru langsung mengepack peralatan mendaki dan kamera. Saat itu peralatan seperti tenda, kompor dan nesting sedang tersebar di teman-teman yang mungkin lupa mengembalikan. Beruntung saya memiliki teman seorang rental gear, jadilah saya meminjam kepadanya.

Satu buah tenda kapasitas two person, kompor gas dan nesting telah terpacking rapi di carrier milik Hanis. Malam itu, ia sedang tidak enak badan. Namun tidak tega melihat saya yang kebelet naik gunung. Harusnya ada seorang teman lagi yang menemani kami, namun ternyata teman kami ini pemberi harapan palsu. Huft. Cedih.

Logistik yang kami beli pun seadanya. Hanya roti tawar, kornet, bakso, mie telor dan puding. Berikut sambal terasi dan bumbu dapur lainnya. Kami sengaja tidak membawa beras karena tak ada satupun dari kami yang bisa memasak nasi. Biasanya, kalau tidak jadi bubur, ya jadi rengginang.

Waktu telah menunjukan pukul sepuluh malam. Bus ke Garut dari Bekasi sudah pasti tidak ada. Berangkat dari terminal Kampung Rambutan pun rasanya tak mungkin dikarenakan sudah tidak ada lagi Mayasari Bhakti dari Bekasi yang berangkat selarut itu. Akhirnya, dengan diantar seorang teman si rental gear tadi, kami tiba di Cibitung pukul sebelas malam, dengan niatan ke Garut menggunakan truk sayur.

What? Truk sayur?

Thursday, 12 March 2015

Suasana Pagi di Dawuan Cirebon

Ciremai di Kejauhan

Kereta Tegal Arum berhenti di Stasiun Cirebon pukul sembilan malam. Saat itu saya bersama Restu berniat mengunjungi pernikahan seorang teman pada keesokan harinya. Alih-alih mencari penginapan di sekitar stasiun, kami malah menghubungi nomor orang yang tak pernah kami kenal sebelumnya. Bermodalkan sms gratis, saya memberi kabar kepada Rene dan Anne bahwa kami sudah sampai. Mereka tergabung dalam komunitas Backpacker Indonesia Regional Cirebon yang nomornya kami dapatkan dari twitter @CRBbackpacker. Dengan baik hati, mereka menampung kami. Sekaligus menjemput beberapa orang teman kami yang menyusul dengan kereta lanjutan. 

Kami menghabiskan malam di rumah Rene bersama kawan-kawan @CRBbackpacker yang lain seperti Sapta dan Lukman. Ocehan dan lelucon terlontar dari mulut mereka. Mengakrabkan diri satu sama lain. Mereka bercerita tentang petualangan terakhir mereka ke Pulau Biawak dan gathnas BPI beberapa waktu lalu di Ranca Upas. Dari situlah saya ketahui kalau tak selamanya orang asing itu jahat. Tak selamanya orang yang baru kita kenal, memiliki niat buruk.

Monday, 9 March 2015

Bertamasya ke Ocean Dream Samudra Ancol

Gerbang Utama Ocean Dream

Mungkin sebagian orang merasa bosan dengan tempat wisata paling tersohor di Jakarta yang bernama Ancol. Entah karena lokasinya yang berada di ujung utara Jakarta, atau memang wahananya yang itu-itu saja. Tapi tidak bagi murid-murid kursus ini. Mereka antusias mengikuti acara tamasya ke Ocean Dream Samudra Ancol tanpa sedikitpun mengeluh jauh, macet ataupun panas. Apalagi saya, yang asik-asik aja kalau diajak halan-halan harates. (baca: jalan-jalan gratis)

Aneka Pertunjukan di Ocean Dream

Pertama masuk ke arena Ocean Dream, kami disuguhi atraksi Lumba-lumba. Di sini saya baru tahu kalau lumba-lumba ternyata bukan ikan, karena lumba-lumba bernapas menggunakan paru-paru sedangkan ikan bernapas dengan insang. Lumba-lumba juga merupakan hewan mamalia yang melahirkan dan menyusui, sementara ikan bertelur. Nah, proses kehamilannya sendiri sekitar dua belas bulan atau satu tahun.

Friday, 6 March 2015

Pada Suatu Sore di Singapura


Usai mendapatkan beberapa lembar kartu pos murah di Chinatown, saya berlari di sepanjang Eu Tong Sen Street dengan mata yang sangat awas mencari-cari dimana letak gedung People's Park Center. Menurut informasi dari Bapak penjual suvenir dimana tempat saya membeli kartu pos barusan, kantor pos yang terdekat berada di sana. Namun sampai lelah saya berlari, gedung kantor pos tak kunjung kelihatan. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, tandanya tiga puluh menit lagi kantor pos akan tutup. Sedangkan kalau harus menunggu besok rasanya tak mungkin. Karena besok sudah waktunya pulang ke Indonesia.

Bermodalkan bahasa inggris yang belepotan, saya bertanya kepada orang-orang di sekitar. Dari mulai Bapak Tukang Sapu, Ibu Penjual Makanan, hingga Security, tak ada yang tau dimana letak kantor pos. Bahkan beberapa di antara mereka pun tak mengerti bahasa Inggris.

Waktu tinggal lima belas menit.

Saya lelah berlari.

Saya pasrah, ingin pulang.

Sunday, 8 February 2015

#SambilJalan, Sambil Berbagi di Hutan

Piknik kali ini saya diundang oleh teman-teman dari Bandung sebagai pembicara untuk workshop menulis. Mereka menamakan acaranya #SambilJalan Vol.2. Lokasinya di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi yang termasuk di area tiga kabupaten yaitu Bandung, Garut dan Sumedang. Katanya, sih, hutan ini biasa dipakai teman-teman Wanadri atau yang lagi pada diklat gitu. Wah, berarti saya telat dong, baru tau ada tempat se-keren ini.

Dari pintu masuk hutan, kami hanya cukup berjalan sepuluh menit hingga campground. Nggak perlu pakai ngos-ngosan karena trek-nya cukup ramah dan mudah dilalui. Sesampainya di campground, kami mendapatkan kabar baik kalau rumah pohon boleh ditempati. Secara gratis tanpa biaya tambahan. Padahal untuk mengikuti acara ini hanya dikenakan biaya Rp 150.000,- per orang. Sementara untuk sewa rumah pohonnya sendiri bisa 1,5 juta, loh. Betapa beruntungnya kami saat itu.

Kawasan Kareumbi

Acara pertama setelah makan siang adalah Materi Berkegiatan di Alam Terbuka oleh Kang Nurhuda, yang merupakan seorang 7 summiter dunia. Ia bercerita tentang apa saja yang diperlukan ketika main di gunung atau hutan, berikut resiko-resiko apa saja yang mungkin terjadi di alam bebas. Para peserta yang dibatasi hanya 30 orang ini nampak antusias mendengarkan materi yang disampaikan. Sosok Kang Huda yang ramah dan sering ngebanyol membuat peserta tak sungkan untuk bertanya maupun mengemukakan pendapatnya.

Hari semakin sore. Khawatir akan hujan, maka Kang Huda menutup sharing-nya. Acara dilanjut dengan Biotrek, yaitu trekking ke hutan dan mengenal botani di sekitar. Materi disampaikan oleh Pak Juandi, seorang Kurator Tanaman yang dari helai-helai uban di rambutnya menunjukkan bahwa beliau sudah sepuh, namun tegap badan dan semangatnya mengalahkan kami yang sudah terlihat loyo.

Wednesday, 4 February 2015

Cara Tepat untuk Belanja Online Terlengkap dan Terbaik





Berburu aneka produk dan barang yang sedang dibutuhkan merupakan salah satu aktifitas yang melelahkan. Tetapi, kini kegiatan tersebut jauh lebih fleksibel karena telah ada konsep berbelanja di internet, yaitu di toko online. Tempat yang tepat untuk mendapatkan aneka produk pilihan tanpa harus membuang waktu, cukup memesannya dalam satu koneksi internet saja. Kemudian membayar melalui nomor rekening dan barang akan datang bersama jasa pengiriman barang. Proses shopping yang menyenangkan ini, dapat kita jumpai di tempat untuk belanja online terlengkap. Hanya dengan mengakses suatu alamat saja, semua produk yang dibutuhkan bisa terpilih dengan mudah.

Saturday, 10 January 2015

Puas Teriak di Universal Studios

Universal Studios Singapore, sama Bintang Andromeda Sidik


Dulu, orang-orang bilang kalau belum foto di depan Merlion, berarti belum ke Singapore. Nah sekarang, kalau belum foto di depan bola dunia Universal Studios berarti belum sah jalan-jalan di Singapore! Ahak!

Universal Studios adalah wahana ter-nge-hitz di Singapore yang berluas 20 hektar dan termasuk ke dalam Resort World Sentosa. Sama seperti Dufan yang terletak di Taman Impian Jaya Ancol gitu lah. Saya pikir, wahana di Universal Studios ini nggak jauh beda dengan yang ada di Dufan atau Trans Studio. Sampai akhirnya saya mencoba satu per satu, dan ketagihan!

Jangan lupa ambil petanya, biar nggak nyasar.

Setelah melewati antrean yang cukup panjang, kami berjalan di sepanjang zona Hollywood yang memamerkan deretan toko suvenir dan restoran dengan pohon palem di pelatarannya. Tapi kami tak boleh berlama-lama di sana. Mengingat aba-aba dari Mr. Slamet, kalau ketemu pertigaan danau, ambil jalan ke kanan lalu masuk ke zona Sci-Fi City, yang banyak robot transformernya. Maka saya membawa rombongan kesana.

Dan benar saja, zona Sci-Fi City ini berasa kayak lagi di abad ke sekian yang serba canggih. Karena latah mengikuti rombongan turis china (atau memang asli singapur?), akhirnya kami langsung ikut mengantre ke wahana Transformers The Ride: The Ultimate 3D Battle. Atau kalau di bahasa Indonesiakan, jadinya perang-perangan dengan efek tiga dimensi. #sotoy

Sebelum masuk, kami diberi kacamata 3D. Kemudian masih dengan antrean panjang, kami masuk ke ruangan yang lebih mirip seperti di agen-agen rahasia gitu. Disitu ceritanya nanti kami akan berperan sebagai robot. Lalu sampailah giliran kami untuk naik sebuah mobil yang ternyata adalah bagian tubuh dari Autobots. Dan pas tu mobil jalan, guoookiiiiiiil! Ini bener-bener kayak naik roller coaster yang dikasih efek! Berasa banget lagi tembak-tembakan sama robot, ditarik dan dilempar kesana-sini, jatuh dari gedung tinggi sampai efek panas karena percikan api. Saya beneran teriak-teriak puas di sini, nggak mau kalah sama anak-anak yang saya bawa.

"Miss.. Gokil Miss..." Ujar Bintang terengah-engah ketika turun dari wahana ini. Harusnya kami lanjut naik roller coaster Battlestar Galactica yang letaknya outdoor. Tapi sayang, lagi direnovasi.

Friday, 9 January 2015

Sepucuk Review dari Teman (2)

Selamat 2015, semuanyaaa~

Di awal 2015 ini, saya diberi kesempatan untuk masuk iReview di blognya @ilhamkusumaning, seorang blogger muda yang konsisten nulis di blognya. I'm proud of you, dek! Jangan kayak kakak yang males-malesan ini, ya :')
 
mention dari ilham
  
Dan ini dia review di blognya doi. Selamat membatja...

 

iReview: Menuju Jauh

Kali ini gue berkesempatan untuk me-review blog seorang wanita. Akan tetapi wanitanya tidak sumuran dengan gue. Dia lebih tua beberapa tahun dari gue. Dan mungkin, bedanya jauh, hehe. :D
Blog yang akan gue review hari ini adalah blog-nya Agita Violy. Gue tau dia karena dia salah satu blogger yang blog-nya terpilih untuk mengadakan giveaway #MAM dari Bukune. Dan gue juga yang terpilih. Jadinya, gue tau deh.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...