Saturday 28 March 2015

Bertemu Lagi

Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. - Dee, Rectoverso.

Ia mendahului saya untuk ke-sekian kali. Entah merasa bosan karena langkah saya yang begitu lamban, atau memang tak peduli dan lebih memilih meninggalkan saya. Entah. Saya hanya suka memandanginya seperti ini. Melihatnya dari jarak sekian meter, mengamati tingkahnya ketika berjalan, atau sekadar terkikik geli ketika ia yang kadang ceroboh ini tersandung bebatuan.

Ia orang yang pendiam, lebih tepatnya sulit untuk memulai pembicaraan. Kerap kali saya temukan berjalan sendirian. Kadang paling depan sebagai penunjuk jalan, kadang malah berjalan paling belakang demi memantau keadaan rekan-rekan pendakiannya. Tipe lelaki seorang pemimpin, yang mampu bersahabat bahkan merangkul bawahannya. Ah, itu sekadar lamunan saya saja.

Kulitnya hitam manis. Dengan hidung mancung dan alis tebal yang menjadi kebanggaannya. Seperti pernah bertemu dengannya sebelumnya. Apa di alam sebelum dunia? Atau hanya perasaan saya saja?

Ia selalu membawa beban berat di setiap pendakian. Itu yang selalu saya amati. Ia bersedia membawa apapun keperluan kelompok, atau bahkan beberapa bawaan orang lain yang halnya bersifat pribadi, terkadang juga ia menawarkan diri untuk membawakan. Ia orang yang mau berbagi ruang di carriernya dengan orang lain. Entah terlalu baik atau memang dia terlalu kuat. Saya tidak tahu.

Yang saya tahu, adalah melihat punggungnya yang kokoh, itupun dari jauh.
Punggung yang membuat bahagia siapapun yang memeluknya.
Punggung yang saya harapkan dapat ditemui lagi di gunung yang lain, seperti kemarin.

Seperti di saat ia menyambut pagi.

Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa. - Dee, Rectoverso.

Namun kali ini, saya tak boleh gegabah.




April 2014 - Maret 2015

15 comments:

  1. hmm, alam memang hebat. dapat memberi sejuta inspirasi.
    kalimat yang indah, mas :)

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. yang atas surya kencana, kak.
      yang bawah taman hidup argopuro :)

      Delete
    2. Ah.. Tapi pemandangannya ngga kalah menakjubkan ya :D

      Delete
    3. semua gunung pemandangannya menakjubkan :))

      Delete
  3. wkwkwkwkwk...

    Mas mas mas ....

    ReplyDelete
  4. wih fotonya bagus banget yg terakhir.. ini gunung apa ya mbak.. thanks for visiting my blog btw.. pemula nih untuk blog jalan-jalan :p/

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang bawah di argopuro, mas.

      iya, makasih udah berbagi. seru! :D

      Delete
  5. keren banget, kata-katanya begitu menyentuh..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...