Tuesday, 21 July 2015

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman


Kampung Kauman Free Walking Tour

Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi.

Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.


Wisata sehari kampung kauman
Tour Guide asli Kampung Kauman

Saya dan Tim Webpraktis (tempat saya ngantor. Ehehehe) akhirnya bertemu dengan Mbak Wendy, selaku penyelenggara dari Edu Hostel dan dua orang asli Kampung Kauman bernama Mbak A’yun dan Mas-mas berpakaian batik asli Kauman yang entah saya lupa namanya. Kami yang harusnya berkumpul pukul empat sore walhasil ngaret dan baru bisa memulai perjalanan pukul lima sore. Dengan berjalan kaki, kami mengikuti dua orang pemandu asal Kampung Kauman tersebut.

Dari Edu Hostel, kami digiring menuju sebuah tempat yang dulunya merupakan stasiun yang pernah dibangun oleh Belanda untuk menghubungkan Bantul, Yogyakarta, dan Semarang sebagai alat transportasi untuk mengangkut tebu yang sangat melimpah di Bantul dan dikirim ke Semarang untuk diekspor. Stasiun yang diberi nama Stasiun Ngabean ini sangat penting pada jamannya. Namun sayangnya, saat ini Stasiun Ngabean telah beralih fungsi menjadi terminal dan tempat oleh-oleh gitu. Sisa relnya malah jadi mainan bos saya nih, liat :(

Liatin apa, pak?

Selanjutnya, kami diajak ke rumah-rumah yang juga menjadi saksi sejarah kejayaan Islam di Jogjakarta seperti Suronatan dan Notoprajan. Banyaknya peserta yang mengerubungi Mbak A’yun dan Mbak Wendy membuat saya yang pendek ini jadi terhalangi dan tak dapat menangkap penjelasannya. Ditambah rasa ngantuk dan lapar yang membuat saya semakin lemas. Wkwkwk sedih deh.

Namun tak hanya itu, semangat saya kembali membuncah ketika kami mulai memasuki gang-gang dan lorong sempit yang ternyata menuju Langgar K.H. Ahmad Dahlan. Nah, dari sanalah saya baru tahu mengapa shalat itu kiblatnya nggak serta merta ke arah barat, tapi agak serong ke kanan. Karena dulunya ketika K.H. Ahmad Dahlan belajar di Timur Tengah, beliau juga meneliti letak geografis Indonesia ini terutama pulau Jawa sehingga dengan segala perhitungan, letak kiblat agak serong ke kanan dari barat. Dan keputusan ini juga banyak terjadi konflik, bahkan langgar K.H. Ahmad Dahlan juga sempat dirubuhkan karena dianggap salah kiblat. Namun akhirnya dibangun kembali dengan dua lantai.

Selain sebagai tempat shalat, mengaji dan tahfidzul qur’an, ada juga Musholla ‘Aisyiyah yang dikhususkan untuk wanita. Kenapa ‘Aisyiyah? Karena istri Nabi Muhammad adalah Aisyah sehingga penduduk yang akrab disebut Muhammadiyah ini pasangannya yaitu ‘Aisyiyah. Begitu teman-temaaaan :D

langgar Ahmad Dahlan
Langgar KH. Ahmad Dahlan
mushalla 'aisyiyah kauman khusus wanita
Musholla 'Aisyiyah
Wisata sehari kampung kauman
Gang dan Rumah penduduk dengan 3 pintu

Waktu semakin sore dan seluruh rumah di sepanjang gang ini sudah mulai menutup pintunya. Ah iya, di sini pintu rumahnya masing-masing tiga. Nggak jauh beda sih dengan Kampung saya di Wonogiri juga pintu rumahnya selalu tiga. Tapi di sini saya baru tahu apa filosofinya, yaitu pintu tengah itu dikhususkan untuk tamu yang berkunjung dengan tujuan untuk memuliakan tamu, sedangkan pintu samping adalah untuk si empunya rumah. Selain itu, di depan rumah pasti ada anak tangganya. Nah, semakin tinggi tangganya berarti semakin tinggi pula strata sosial si pemilik rumah tersebut.

Seru dan lelah menyelusup ke seluruh raga saya dan Tim Webpraktis yang kebetulan telah berkeliling Jogja selama seharian ini. Betapa bersyukurnya kami ketika Adzan Maghrib berkumandang dengan syahdu dari Masjid Gedhe yang sangat ramai walaupun saat itu bukan bulan Ramadhan. Sebelum menuju Masjid Gedhe untuk menunaikan ibadah Maghrib, kami sempat mampir sebentar ke Ndalem Pengulon yang biasa digunakan sebagai Kantor KUA dan tempat berkumpul masyarakan untuk rapat keagamaan atau keratonan seperti Sekatenan atau Grebegan Isra’ Mi’raj dan Maulid.

Ndalem Pengulon
Masjid Gedhe (Sumber: https://corlena.files.wordpress.com)
 
Luasnya Masjid Gedhe ditambah lapangannya yang termaram membuat angin Jogjakarta menyejukkan ubun-ubun saya. Betapa Jogjakarta memiliki sejarah Islam yang seakan-akan tertutup oleh silaunya sejarah keraton.

Usai shalat, kami yang tadinya ingin pamit pulang karena masih ada acara lagi (iya, Tim Webpraktis kebanyakan acara, mumpung liburan. *ngikik*) akhirnya ikut Mbak Wendy dan beserta peserta yang lain berkunjung ke rumah Mbak A’yun untuk menikmati suguhan air yang manisnya seger banget dan ada potongan jambu biji di gelasnya. Aih, seriusan itu air enak banget tapi saya lupa namanya. Begini penampakannya.

air manisan jambu
Jadah manten. Sumber: http://rakanews.com

Ada juga cemilan bernama Jadah Manten yang disuguhkan kering dan basah. Dan dua-duanya juga rasanya enaaaak bangeeet. Jadah Manten ini terbuat dari telur dan santan gitu yang tengahnya diisi daging giling. Asli, gurih dan sedap!

Belum puas icip-icip makanan khas Kauman sambil bercengkrama perihal Jogjakarta dan sultan barunya, akhirnya rangkaian acara usai dan kami melanjutkan perjalanan kembali menuju hotel. Di sebuah gang, kami mendapati tulisan bahwa motor dilarang dinyalakan di sepanjang gang Kauman ini sehingga kasihan sekali bila seorang remaja ingin ngapel ke rumah pacarnya dan harus nuntun motor sampai rumah si pacar itu. Hahahaha. Ada-ada saja. 

Anyway, Ramadhan sudah usai. Indahnya Islam di Kota Kauman dan Masjid Gedhe yang selalu ramai walaupun bukan bulan Ramadhan membuat saya berpikir bahwa lebaran di sana tentu akan sangat menyenangkan. Bagimana dengan lebaran di kampung kalian? Pasti nggak kalah seru, ya. Saya nggak pulang kampung tahun ini :(

Last, Minal Aidin Wal Faidzin, ya.
Mohon maaf kalau saya sering nggak konsisten nulis di sini dan sering typo nggak jelas :”

43 comments:

  1. Kebetulan banget bulan depan mau kesana. Jadi penasaran. By the way, harga paketnya berapa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. waktu aku sih masih GRATIS MBAAAA! *gak santai* wkwkwkw

      langsung tanya2 di twitternya @eduhosteljogja aja atau kirim e-mail ke walkingtour@eduhostels.com :)

      Delete
  2. Wih asik juga ya kayanya ke kampung Kauman. pan kapan boleh nih pake layanannya :D

    ReplyDelete
  3. Kaaaaaaakkk, aku udah sering ke Jogja tapi belom kesampean main kesini.
    jadi kapan kamu mau ngajakin aku kesini kaaaakk .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seriusan air manisan jambu sama jadah mantennya enak banget kaaaaak hahahaha ajak kak wendy sana kaaaak :D

      Delete
  4. Trip EduHostel ini pernah ditawarkan oleh teman asal Yogya, tapi kok kebetulan saya berhalangan terus. Setelah baca ini kok jadi nggak sabar pingin segera ikut jelajah Kauman-nya. Sipp luangkan waktu ahh ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. kata mbak wendy, akan ada lagi tanggal 24 besok. ayooo segera hubungi :D

      Delete
  5. dulu waktu ke Jogja gw jg pernah loh git disuguhi Jadah manten dan kok aneh ya, entah itu cuman perasaan gw aja kali yah..

    BTW.. minal aidin wal faidin ya git..mohon maaf jgn tanya kapan kawin.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha apa karena aku lagi laper ya mas jadinya lahap makannya.

      iyaaa, minal idin wal faidziiin, jangan tanya juga kapan luluuus. wkwkwk

      Delete
  6. Hoo jalan-jalannya sore ya? Sepengetahuanku jalan-jalannya selepas maghrib.
    Beberapa bulan belakangan ini, topik tentang Sultan memang menarik untuk dibahas Git. Kami yang warga Jogja juga seneng "nggosip" kok :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kurang tau deh mas, aku mrono bulan mei. hihihi baru sempat cerita.
      iya, bahkan tukang becak juga pada membicarakan topik ini mas :)

      Delete
  7. Pingin banget kunjung ke kauman dan sholat di mushola Ahmad dahlan

    ReplyDelete
  8. Jogja, never ending asia. hehehe. selamat hari raya idul fitri ya mbak...

    ReplyDelete
  9. waaa, yogyakarta emmang selalu menarik buat dijelajahi :D udah lama denger keberadaan kampung kauman ini, katanya kalau ramadhan rame ya? rame tempat berburu kuliner yogyakarta gitu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku kesana sebelum ramadhaaan, sayang banget. hihihi tapi pasti ramai sih, apalagi masjid gedhenya :D

      Delete
  10. Yogyakarta emang ga ada habisnya buat dijelajahi :D

    ReplyDelete
  11. Yogyakarta memang ok
    Mohon maaf lahir dan batin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. mmaf lahir batin juga :)
      makasih dah mampiiiir

      Delete
  12. wah ... kalau tahu ada tour semacam ini ... waktu ke jogja pasti saya ambil deh ...
    jadinya waktu itu blusukan kagak jelas ..

    ReplyDelete
  13. Asik nih. Kebetulan saya ada nenek di Kauman, oia tidak mengunjungi Sekolah Muhammadiyah pertama juga ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kayaknya engga deh kak chaan, cuma ke pesantren putri sama TK nya ajaa

      Delete
  14. akhirnya mampirnya juga ...
    maaf lahir batin ya dek agit..hihihii

    ReplyDelete
    Replies
    1. suwun mas lintaaaang, maaf lahir batin jugaa :)

      Delete
  15. wah keren ya, bisa ikuttan walking tour, satu paket max berapa orang kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo nggak salah satu orang pun boleh, mbak :)

      Delete
  16. Jogjakarta emang amazing!! :)
    maaf lahir batin mbak agit :)

    ReplyDelete
  17. Jogjakarta emang amazing!! :)
    maaf lahir batin mbak agit :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. dirimu juga amazing kaaak. maaf lahir batin juga yaaa :D

      Delete
  18. kok kayaknya seru banget?! kalo ke jogja lagi aku mau ikut walking tournya, ah. terima kasih sudah menuliskan ini, Git!

    Sila baca posting terbaru blog #senjamoktika -> Menujuh Kalimantan http://wp.me/p39Fhn-pH #Terios7Wonders

    ReplyDelete
    Replies
    1. ikut fiiiin, ikuuut. hahaha gudlak lombanyaaaa :*

      Delete
  19. mau juga wisata religius kaya gituu sekalian tambah pengalaman juga :d

    ReplyDelete
  20. Wah mau ikutan walking tournya kalo ke Jogja lagi :D
    Salam kenal yaa dari imalavins.blogspot.com :)

    ReplyDelete
  21. Duh, Eduhostel emang mantap yaaaa servicenya! Ownernya juga baik banget.

    ReplyDelete
  22. artikel yang sangat menarik, terimakasih informasinya..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...