Dua puluh tahun di Rengganis |
Tanpa persiapan yang matang, tanpa rencana dari jauh-jauh hari, tanpa orang-orang serius. Petualangan ini berjalan begitu saja hanya dengan satu tujuan; nomor telfon saya tidak bisa dihubungi ketika saya ulangtahun.
Iya, saya memang aneh. Tiap ulangtahun selalu ngilang. Bagi saya, ulangtahun adalah ritual antara saya dengan Tuhan. Bukan dengan orang-orang yang sibuk merengek traktiran atau iseng mengerjai saya hingga menangis. Tidak seperti itu. Maka petualangan ini pun dimulai. Total kelompok adalah tujuh orang, dengan estimasi waktu pendakian selama tujuh hari. Orang-orang yang menemani saya ke Argopuro ini nggak punya tujuan khusus seperti saya. Mereka cuma ngikut aja, itung-itung menghabiskan libur lebaran.
Kenapa Argopuro?
Nggak tahu. Pengin aja pergi seminggu gitu kayak waktu ulang tahun di Rinjani. Kangen rasanya ada yang nunggu pulang. Sesederhana itu saja. Tapi sayang, cerita Argopuro-nya baru bisa saya posting sekarang. Maklum, semenjak memasuki usia dua dekade, saya jadi manusia (sok) sibuk gitu. Yah, namanya juga hidup.
Sebelum memasuki petualangan menapaki gunung dengan trek terpanjang se-Jawa ini, mari kenalan dengan tim saya yang selama trekking sukanya maraaaah terus.
Biasa dipanggil Andi atau Hanis. Ini adalah pendakian saya yang ketiga sama dia. Sebelumnya dia pernah nongol di sini. Anaknya item manis, kurus dan rumahnya tetanggaan sama saya. Dialah yang meyakinkan ibu saya kalau dia bisa ngejaga saya selama ngetrip. Dia pula yang sibuk bikin grup watsap dan ngajakin orang-orang untuk nemenin ke Argopuro. Makasih ya, mas.
Saya kenal Bang Cehu dari Hanis, katanya sih kakak kelas waktu di pondok. Dan Bang Cehu satu-satunya orang yang kami andalkan dalam pendakian ini. Sebelumnya ia telah mendaki Argopuro, namun tetap saja ketika di akhir perjalanan, kami dibikin nyasar. Orangnya gondrong-gondrong cadel lucu emesh gimana gitu. Hahaha. Rata-rata perlengkapan outdoor kami ya belinya di dia. Eh bukan beli, deng. Tapi ngutang. Secara, yang punya Toko Remang-remang Kajedoor. Yang follow @infopendaki sama @Kopdar_Jakarta pasti kenal. Ga kenal? Mungkin ngana kurang gahol.
Sebagai tetua di tim ini, dia adalah pencetus kata "Maraaaah." Kita ngomong apa aja, dia pasti nyamber, "maraaaah." Belum lagi kosakata baru kayak Cenggeyeng, Cembletet, dll, pokoknya Bahasa Bekasi banget lah. Iya, kaga jelas pisan ini orang. Tapi serius, kalo nggak ada dia, pasti pendakian ini krik-krik banget. Hobinya kentut gede banget sama ngedumel sepanjang jalan. Mungkin si aki lelah.
Sebut saja dia Mawar. Ekki Mawar ini lebih sering diem, tapi sekalinya nyeletuk bikin semua orang ngakak. Dia juga yang paling sering nimpalin Aki Nana yang ngedumel mulu, atau sekadar berbalas kentut sama Ki Nana. Pokoknya di sepanjang jalan tuh si Ekki sama Aki ngoceeeeh mulu gak udah-udah. Posenya selalu cemberut sok imut kalo di foto, soalnya kalo nyengir giginya gak fotogenik. Hahaha.
Opin sengaja nyusul dari Malang buat naik gunung bareng kita. Dari awal ketemu aja ni anak udah sok akrab gitu. Kebetulan dulunya Opin juga satu pondok sama Hanis dan Cehu. Karakteristiknya kurus dan keriting. Hobinya ngerokok sama ngopi di termos yang selalu dia bawa kemanapun. Walaupun keliatannya brutal, tapi kita semua dibikin takjub sama apalannya setiap kita lagi nyetel murotal. Saya jadi berasa lagi pendakian santri.
Sebut saja Acrut. Kali ini dia yang bawa-bawa boneka buat difoto. Saya malah lupa euy nggak bawa boneka. Acrut satu-satunya teman perempuan dan partner saya masak-masak lucu di pendakian ini. Tadinya dia nggak jadi ikut, tapi nggak tega ngebayangin saya cewek sendirian di antara pria-pria kesepian ini. Nah, kalo Acrut hobinya berantem sama Opin. Yah, gitu deh~
Kalau bonekanya, panggil saja Mimi. Mimi senang sekali difoto dan ngoceh di sepanjang trek. Mimi juga kerap kali membuat saya dan yang lainnya tertawa terpingkal-pingkal. Huhuuh, Mimi ada-ada aja.
Di pendakian kali ini saya lebih diam dari biasanya. Mengingat saya malah datang bulan dari awal pendakian sampai turun. Saya diem aja sering diliatin yang aneh-aneh, apalagi kalau berisik coba. Ini gunung horror pisaaaan!
Setelah lengkap bertujuh, petualangan panjang ini dimulai...
^_^
Kenapa Argopuro?
Nggak tahu. Pengin aja pergi seminggu gitu kayak waktu ulang tahun di Rinjani. Kangen rasanya ada yang nunggu pulang. Sesederhana itu saja. Tapi sayang, cerita Argopuro-nya baru bisa saya posting sekarang. Maklum, semenjak memasuki usia dua dekade, saya jadi manusia (sok) sibuk gitu. Yah, namanya juga hidup.
Sebelum memasuki petualangan menapaki gunung dengan trek terpanjang se-Jawa ini, mari kenalan dengan tim saya yang selama trekking sukanya maraaaah terus.
Hanis Hanifiyandi
twitternya: @hanifiyandi |
Ahmad Syaehu
twitternya: @syaehuuu |
Nana Supriyatna
twitternya: @Nana_SP709 |
Riezqi Ekki Saputra
twitternya: @riezqiekki |
Radhitya Okvien
twitternya: @okvienradhitya |
Listianingrum
twitternya: @listyaningg |
Kalau bonekanya, panggil saja Mimi. Mimi senang sekali difoto dan ngoceh di sepanjang trek. Mimi juga kerap kali membuat saya dan yang lainnya tertawa terpingkal-pingkal. Huhuuh, Mimi ada-ada aja.
Agita Violy
twitternya: @agitavio |
Setelah lengkap bertujuh, petualangan panjang ini dimulai...
- Kembali ke Jawa Timur
- Pos Mata Air Satu yang Mencekam
- Perjalanan Panjang Menuju Cikasur
- Sepenggal Cerita dari Cikasur
- Pahit Manis Menuju Puncak Regganis
- Argopuro: Siang Parno Macan, Malam Parno Setan
- Melepas Lelah di Danau Taman Hidup
- Kejutan Saat Kembali Pulang
^_^
kangen kalian.......... :(((
ReplyDeletekangen abang jugaaaaaa
Deletesalah satu gunung yang bentar lagi aku daki nih.
ReplyDeleteceritanya keren bikin makin semangat ;D
pantngin tiap rabu & sabtu ya, kak :D
Deletewihii bang cehu terkenal hahaha
Deletekebetulan tuh pacar saya juga sekarang lagi naik gunung argopuro juga hehe
ciyeeeee. kok gak ikut kakaaaa?
Deletetadinya udah disiapin mau ikut ka tapi saya ada urusan mendadak jadi pacar saya sama temen temen nya deh huhu
Deletehiks. cedih
Deletemantap jiwa petualangnya.
ReplyDeletesaya jadi pingin nyoba naik turun gunung sekali-kali..
wajib dicoba selagi muda, kakak :D
DeleteKereeeen.. Apalagi pas lagi 'libur' waktu ndaki.. Kalok aku mah ngga beraniiii.. Nunggu bebas duluuuu :D
ReplyDeleteakupun ngeri2 gimana gitu, kak :"
DeleteAlhamdulillah ngga papa yah :3
DeleteSang petuang sejati...
ReplyDeletePiye kabare kak Agita? semoga senantiasa sehat selalu dan kita diberikan kelapangan untuk senantiasa bersilaturrahmi... Aamiin.. :)
Dari Abu Hurairah ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahmi"
*SaHaTaGo (Salam Hangat Tanpa Gosong) pojok Bumi Kayong, Ketapang-Kalimantan Barat
aamiiiiin. makasih dah mampir ya, kak :D
Deletebelum lagi sampe ceritanya. jadi pengen ngelakuin ide itu.
ReplyDeletecerita selanjutnya sudah nongol kaaaak :D
Deletentar klo udah berkeluarga, hiking akan menjadi sebuah "hal" tersendiri yang juga ada sensasi yang beda. itu sih katanya mbak :D
ReplyDeletedoakan aku segera nikah, kak!!! :'''''''')
Deletemenurut gw sih argopuro ini gunung pling asik dan tenang banget git, gak seperti yg orang bilang klo jin dan penunggunya resek2.. bayangin aja 5 hari gw ndaki ga ketemu penampakan sama sekali, pdahal gw ini bisa liat makhluk dari planet lain.. nah loh..
ReplyDeleteelu kan alien......
Delete