Ciremai di Kejauhan |
Kereta Tegal Arum berhenti di Stasiun Cirebon pukul sembilan malam. Saat itu saya bersama Restu berniat mengunjungi pernikahan seorang teman pada keesokan harinya. Alih-alih mencari penginapan di sekitar stasiun, kami malah menghubungi nomor orang yang tak pernah kami kenal sebelumnya. Bermodalkan sms gratis, saya memberi kabar kepada Rene dan Anne bahwa kami sudah sampai. Mereka tergabung dalam komunitas Backpacker Indonesia Regional Cirebon yang nomornya kami dapatkan dari twitter @CRBbackpacker. Dengan baik hati, mereka menampung kami. Sekaligus menjemput beberapa orang teman kami yang menyusul dengan kereta lanjutan.
Kami menghabiskan malam di rumah Rene bersama kawan-kawan @CRBbackpacker yang lain seperti Sapta dan Lukman. Ocehan dan lelucon terlontar dari mulut mereka. Mengakrabkan diri satu sama lain. Mereka bercerita tentang petualangan terakhir mereka ke Pulau Biawak dan gathnas BPI beberapa waktu lalu di Ranca Upas. Dari situlah saya ketahui kalau tak selamanya orang asing itu jahat. Tak selamanya orang yang baru kita kenal, memiliki niat buruk.
Kami terlelap berdempetan di lantai beralaskan karpet. Tak peduli sakit badan yang akan dirasakan esok pagi, yang penting hasrat ngantuk terpuaskan. Tidur yang hanya tiga jam ini sangat berkualitas sekali. Mungkin karena lelahnya perjalanan Jakarta - Cirebon dengan kereta ekonomi. Mungkin.
Usai adzan shubuh berkumandang, kami menunaikan shalat shubuh bergantian. Saat itu sudah terdengar ramai-ramai anak kecil berlarian di depan perumahan. Saya yang penasaran, lantas mengikuti kemana mereka pergi. Udara Dawuan Cirebon saya hirup sedalam-dalamnya. Sudah jarang sekali merasakan sensasi jalan kaki di antara pematang sawah.
Sepanjang jalan, saya ditemani sapaan hangat para petani dan kicauan burung. Saya tidak tahu ujung dari car free day ini dimana, sama seperti saya yang tidak tahu ujung dari perjalanan saya akan berakhir dimana.
Kalau ujung kisah cinta kita berakhir dimana? Pelaminan kan? #Eaaak~
Lari Pagi |
Sawah |
Kebun Warga |
Kalau ujung kisah cinta kita berakhir dimana? Pelaminan kan? #Eaaak~
Setelah berjalan sekitar dua ratus meter, sampailah saya di lintasan rel kereta api. Ternyata di pinggiran rel banyak yang lagi duduk-duduk ala piknik gitu. Ditambah berbagai jajanan pagi yang menemani sarapan mereka. Harusnya saya melanjutkan ke jalan besar, tapi saya malah nyangkut di tukang telur gulung dan kue ( ._.)/|
Bagai kembali ke masa kecil, saya begitu sumringah mendapati aneka jajanan warna-warni. Tidak mau kalah berebut jajanan dengan anak-anak kecil. Sampai-sampai mereka heran menatap saya yang terlihat antusias mengambil kue-kue sambil memotretnya. Sementara di desa ini, minggu pagi dan kegiatan car free day adalah wakrtu yang tepat bagi remaja dan muda-mudi tebar pesona. Yang perempuan sibuk mengibas rambut, yang lelaki tak gentar merayu.
Sayup-sayup terdengar gombalan keluar dari mulut si lelaki, "Bagi nomor telepon napah.."
"Aaah, buat apaan?" Ujar si perempuan malu-malu.
"Buat sms-an. Gua ada sms gratis ni, sayang kalo nggak dipake." Ah, dasar anak muda. Melihatnya saya jadi cengar-cengir sendiri. Kemudian membuka ponsel. Dan benar saja, sepagi ini sudah ada bonus sms gratis dari nomor telkomsel yang saya gunakan.
Kembali ke kompleks Permata Dawuan, teman-teman saya sudah siap beranjak dari rumah Rene. Sementara kawan-kawan @CRBbackpacker meracuni kami dengan foto-foto Telaga Nilem yang katanya memiliki air yang sangat jernih sehingga dapat digunakan untuk berfoto dengan pose underwater. Mereka akan pergi kesana hari ini. Dan memaksa kami agar ikut barang sebentar, setelah itu baru lanjut ke acara pernikahan yang menjadi awal tujuan kami ke sini, ke kota Udang ini.
Selagi sempat, kata mereka.
Kami akan kembali lagi di waktu yang tepat, pungkas saya.
Haaa... Jajanaaaan :D |
Bagai kembali ke masa kecil, saya begitu sumringah mendapati aneka jajanan warna-warni. Tidak mau kalah berebut jajanan dengan anak-anak kecil. Sampai-sampai mereka heran menatap saya yang terlihat antusias mengambil kue-kue sambil memotretnya. Sementara di desa ini, minggu pagi dan kegiatan car free day adalah wakrtu yang tepat bagi remaja dan muda-mudi tebar pesona. Yang perempuan sibuk mengibas rambut, yang lelaki tak gentar merayu.
Sayup-sayup terdengar gombalan keluar dari mulut si lelaki, "Bagi nomor telepon napah.."
"Aaah, buat apaan?" Ujar si perempuan malu-malu.
"Buat sms-an. Gua ada sms gratis ni, sayang kalo nggak dipake." Ah, dasar anak muda. Melihatnya saya jadi cengar-cengir sendiri. Kemudian membuka ponsel. Dan benar saja, sepagi ini sudah ada bonus sms gratis dari nomor telkomsel yang saya gunakan.
Kembali ke kompleks Permata Dawuan, teman-teman saya sudah siap beranjak dari rumah Rene. Sementara kawan-kawan @CRBbackpacker meracuni kami dengan foto-foto Telaga Nilem yang katanya memiliki air yang sangat jernih sehingga dapat digunakan untuk berfoto dengan pose underwater. Mereka akan pergi kesana hari ini. Dan memaksa kami agar ikut barang sebentar, setelah itu baru lanjut ke acara pernikahan yang menjadi awal tujuan kami ke sini, ke kota Udang ini.
Selagi sempat, kata mereka.
Kami akan kembali lagi di waktu yang tepat, pungkas saya.
Sungguh pemandangan yang indah. Suasana pagi merupakan anugerah yang indah, sayang kalau terlewatkan.
ReplyDeleteyups. rugi banget kalau bangun siang. makanya ada istilah kalau bangun siang rejekinya dipatok ayam :D
DeleteAa Agit, poto bareng gua ama dirimu gak layak di posting ya... Cerita gua sama Nova dan Bella sebenarnya nambah gokil ...
ReplyDeleteCIREBON baru bisa nginep sehari doang, sori ya makan nasi apa ya.. (yang Khas Cirebon).. Bacemnya belum bayar satu. hehehe
nasi jamblang? hahaha balik lagi sana. hutang dibawa mati loh :p
DeleteAh Cirebon... saya juga masih punya PR di Cirebon...
ReplyDeletePR jajan es campur bawon yah? hehehe
DeleteBertualang kuliner Git! Hahaha :D
DeleteAku udah lunas kuliner sama keratonan di cirebon, tapi kok ya nggak wani-wani ndakik Ciremai :(
Deletepagi yang bikin lumerr mbak..... penegn ajjan juga mbak hehe...
ReplyDeleteminggu besok jajan di sunday morning ugm sana :p
DeleteEnak ya lari2 ditemani pemandangan yang ciamik, udaranya seger kan?
ReplyDeleteItu juga abis lari2 langsung nemu jajanan, lengkaplah sudah.
iyah, berhubung lebih sering melewati pagi di riuhnya polusi jakarta, jadinya berasa seger pisan. btw, lebih lengkap lagi kalau ditemani pasangan, kak :3
Deletetapi hati hati kk di relnya gak ada palang merahnya nanti kalo gakhati-hati bisa ada yang jemput
DeleteDiborong yuk jajanannya... :D
ReplyDeletejajanin aku,kak :3
Deletemenikmati suasana alam yg jauh dari padatnya kota metropolitan memang palin top :D
ReplyDeletesalam kenal, mampir2 yuk :)
makasih udah mampir. salam kenal juga :)
Deleteaduh, jadi pingin ke cirebon ^^
ReplyDeletelaksanakan, kak :D
Deletemenikmati suasana desa di pagi hari itu emank greget2 gemana getoh.. eeh journey 2 grand itu buku loe ya.? udh terbit gak.? *matahari kaleee terbit*
ReplyDeleteJourney 2 grand itu buku catatan perjalanan yang dicetak sama samsung, kak. aku salah satu pemenangnya. tapi sayang nggak dijual di pasaran :D
DeleteCirebon itu 'kan suka panas? Tapi kalau pagi2 adem juga kali, ya... ^_^
ReplyDeleteCirebon kota memang panas, apalagi yang dipinggir pantai. Tapi yang masih di kampung-kampung atau di dekat kaki gunung Ciremai udah pasti adem :D
DeleteJadi pengen ke sawah trus lari-larian gitu :D
ReplyDeletekayak india gitu yah :))
DeleteAaaaah kereeen kereeeenn.. Ayo Agit nginep lg di rumah, kita wisata kulineran
ReplyDeleteAku maunya ke telaga nilem sama goa yg di cirebon itu dong kak :(
DeleteBiasanya kalo naik kereta, suka ada yg teriak2 di pintu gerbong nawarin pecel
ReplyDeleteSekarang udah nggak boleh, kak. Kalau kelaparan mau nggak mau pesan makan di restorasi yg ga enak2 banget tapi mahal bingits :(
Delete