Saturday, 2 May 2015

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian.

Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di-share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;


Alur Cerita 

Di 5 cm, saya merasakan persahabatan yang unik. Dari yang tadinya sering kumpul hingga mencoba kegiatan mendaki gunung tanpa persiapan yang matang. Sedangkan di Romeo+Rinjani, saya merasakan alur yang aneh. Si Romeonya ini ceritanya playboy yang trauma dengan kata menikah. Jadi dia sibuk kencan dengan berbagai wanita tapi nggak ada satupun yang dinikahi. Tega? Iya. Nggak bermoral? Banget. Sampai pada akhirnya dia dapat tugas untuk motret di Segara Anak dan Puncak Rinjani, terus ketemu pendaki cewek yang namanya Sharon itu. Dia deketin deh tuh si Sharon, padahal dia harus tanggung jawab sama Raline, pacarnya, yang mengaku dirinya hamil. Ujung-ujungnya, ternyata si Sharon itu temennya Raline. Muter-muter ceritanya. Ngalor-ngidul. Sukses bikin kening saya berkerut di sepanjang film.



Pakaian dan Atribut Pendakian

5 cm sukses jadi film yang menuai banyak pro dan kontra. Salah satunya tentang pakaian yang tidak safety seperti menggunakan jeans dan sneakers. Orang-orang pikir, film Romeo+Rinjani bakal lebih parah karena posternya seperti itu. Namun jangan salah, selama mendaki ternyata atribut yang mereka pakai safety, loh. Si Sharon, walaupun mendaki pakai tanktop, tapi tetap pakai celana panjang. Sepatunya juga sepatu gunung. Carriernya juga tertutup rapi tanpa ada matras yang dibawa-bawa pakai tangan. Sharon juga selalu ngeluarin minum dan camilan waktu nge-rest. Mereka jauh lebih matang dibandingkan persiapan mendaki di film 5 cm.

Saat Muncak

5 cm dinilai nggak bawa apa-apa saat muncak. Termasuk camilan dan air. Lha, ini Romeo+Rinjani kebangetan safety. Mosok ke puncak bawa-bawa carrier. Berat loh mas, mbak! Walaupun kemungkinan besar itu carrier  nggak ada isinya, tapi ya tetep aja, bawa carrier ke puncak itu... lucu banget :(

Jalur Pendakian

5 cm dan Romeo+Rinjani benar-benar hebat dalam memangkas waktu pendakian. Kalau 5 cm dalam satu hari bisa langsung tembus Arcopodo tanpa nge-camp dulu di Ranu Kumbolo atau Kalimati, nah si Romeo+Rinjani lebih ekstrem lagi. Mereka mulai dari Sembalun, tanpa ngasih lihat betapa beratnya Tujuh Bukit Penyesalan, tau-tau langsung sampai di Segara Anak aja. Di Segara Anak ini ceritanya mereka mau nge-camp, terus besoknya baru deh muncak. Kenapa nggak nge-camp di pelawangan Sembalun aja? Kan jadinya bolak-balik dan nggak efisien, ya. Kecuali kalau mereka naik dari Senaru, itu wajar. Tapi ini... Warbiyasak!

Kisah Cinta

Banyak cerita cinta yang terjadi di gunung, itu udah pasti. Jangan ngelak hayooo :p
Di film 5 cm, cerita cintanya disilang-silang. Siapa yang deket sama siapa, siapa yang demen sama siapa, eh siapa yang nikah sama siapa. Nah, kalau di Romeo+Rinjani ini. Hmmm saya bingung. Soalnya kisah cintanya lebih muter-muter nggak karuan.

Tersesat

Kalau di novel 5 cm, mereka tersesat di Arcopodo atau waktu mau ke puncak gitu. Sedangkan di Romeo+Rinjani, si Sharonnya tiba-tiba ngejahatin Romeo dengan bikin jebakan cuma dengan alasan: mau ngetes seberapa tangguhnya Romeo. Andai mereka tau, mendaki gunung tak sebercanda itu. 
 



Kesan Pesan

Saya merasa sedih, 5cm dan Romeo+Rinjani ini sama-sama nunjukkin berenang di danau. Kan air danau untuk minum ya. Coba kalau berani, berenang di Danau Taman Hidupnya Argopuro, biar dimakan ikan segede bus :(

Overall, kalau disuruh milih, walaupun banyak pro dan kontra, saya tetap pilih 5 cm. Keindahan Gunung Semeru benar-benar membuat saya flashback tentang bagaimana meraih puncaknya. Sedangkan film Romeo+Rinjani hanyalah sekadar kisah drama percintaan yang kebetulan ada beberapa scene yang terjadi di Gunung Rinjani. Iya, cuma beberapa scene doang yang ada Rinjaninya! Garis besarnya lebih ke cinta-cintaan dan komedi yang garing itu.

Yah, gitu lah. 

Anyway, kalau mau lihat pengalaman saya di Gunung Semeru dan Rinjani, bisa dibaca di sini ~> Memorable Trekking Semeru 2013 The Series dan Rinjani Mountain 2013 The Series :D

46 comments:

  1. Terkadang efek film bawa dampak negatif seperti membludaknya pengunjung gunung yg tdk bertanggung jawab, buang sampah sembarangan juga vandalisme merajalela

    ReplyDelete
    Replies
    1. maka dari itu perlu edukasi seperti adanya pesan moral pada film tsb :)

      Delete
  2. mau sih nonton tapi kaykanya jalan ceritanya gampang ditebak ya ;)

    ReplyDelete
  3. Gua OOT kayaknya. Gua lebih penasaran sama ikan segede bus yang lo bilang

    ReplyDelete
    Replies
    1. gatau, dons. gue ga liat. mitosnya sih gitu. mungkin lo bisa liat dan fotoin buat gue. wkwkwk

      Delete
  4. saya setuju nih sama tulisan ini
    bagian yang saya gak suka juga sama "Berenang di Danau"

    kalo suruh pilih, saya lebih tertarik sama fil 5 cm.
    saya rasa film ini gak akan berpengaruh banyak untuk pendakian gunung rinjani :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya benar, saya rasa juga gak gitu ngaruh. soalnya yg di-shoot cuma sembalun, punggungan gunung, puncak, sama segara anak, itupun gak full. cerita pendakiannya gak ngerasa bgt. film ini rasanya cuma jual nama :))

      Delete
  5. wahhh saya jadi pengen jalan bareng sama yang naek rinjani itu mbak posternya menggoda kaum adam haseeehh hehehe...

    ReplyDelete
  6. Salah satu mimpi yang belum aku wujudkan, yakni ingin mendaki gunung. Bahkan sampai sekarang aku masih penasaran akan mimpi yang satu ini, walaupun saya adalah orang gunung.

    Ngomong-ngomong tentang filmnya, di mana-mana tidak ada pendaki gunung yang menggunakan pakaian seksi. Saya juga setuju dengan kalimat ini "Andai mereka tau, mendaki gunung tak sebercanda itu". Apa pun alasannya, alam harus tetap dihargai dan bukan untuk dijadikan tempat bercanda.

    ReplyDelete
  7. belum tertarik buat nonton Romeo+Rinjani, dan kayanya film ini ngga bikin Gunung Rinjani jadi membludak. Feeling saya sih gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah, nggak ngaruh2 amat kayak 5 cm kayaknya

      Delete
  8. Milih ga nonton romeo+rinjani, drpd merasakan mengkerut keningnya pas nonton hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. akupun menyesal kaaaak. mending nonton filosofi kopiiii

      Delete
  9. Daripada emosi jiwwa. Mending ga usah ntn deh..

    ReplyDelete
  10. Sebenarnya boleh ngga sih ambil air buat mandi atau sekedar bersih-bersih? Jadi ngga berenang langsung di tempatnya gitu :(

    Ah.. Rasanya lucu ya, kalok ndaki gunung tapi ada adegan jahat.. Ngga logis aja.. Selama di sana kan kita bertaruh nyawa.. Film Indonesia kenapa berlatar sinetron semua sik.. -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau ambil air mah boleh2 aja, kak. asal nggak bikin cemar sumber air yg untuk minum.

      iya bener banget. nggak logis :(

      Delete
  11. walaupun ada film romeo rinjani.. gw yakin rinjani gak bakal semembludak semeru git.. kenapa.? krena rinjani itu rada rumit ngejangkaux timbang semeru..

    ReplyDelete
    Replies
    1. kok gue malah lebih capek di semeru ya? apa karena pas ke semeru ujan dan pas ke rinjani kemarau? wkwkwk

      Delete
  12. 5 cm bukunya keren, tapi filmnya ya.. jatuhnya lumayan ajalah, masih keren bukunya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju. soalnya yg di buku bener2 ngebayangin gimana kerennya semeru. nah filmnya... banyak yg dipotong juga sih :)

      Delete
  13. Baru tahu ada film Romeo Rinjani, mbak. Jadi pengen liat saya coba di youtube.
    Saya pribadi, waktu lihat 5cm itu ndak terlalu ngerasain pemotongan jalur perjalanannya, mbak, soalnya gag pernah ke sana :")
    Hehe.

    Salam kenal, mbak, dari Surabaya ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo kak fibiii, makasih sudah mampir. hayo ke semeruuu, kan dekat dari suroboyo :D

      Delete
  14. ternyata begitu ya kalau naik gunung. baru tahu :)

    ReplyDelete
  15. Huahaha, nonton aja enggak aku :D udah pasti konyol film yang ini~~ :D

    ReplyDelete
  16. aduhh aku nonton film Romeo gak jelas ini krn nunggu jam pemberangkatan bis damri dari lampung yg masih lama. Trus nyesel senyesel2nya laahhh, filmnya gak jelas banget dari segi alur cerita mapun logika, dikira yg nonton ini buegooo banget apa ya x_x

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaaaaaaa!!!! setuju bangeeeet!!! *gak santai*

      Delete
  17. gue pilih romeo dan rinjani soalnya alur ceritanya bagus

    ReplyDelete
  18. Dlu yg bikin kesemsem nntn 5 cm krn DoP n visualisasi Gunung Semeru yg luar biasa Indah.. keren. Soal cerita n kedetailan lain sedkiti tertutupi


    http://kasamago.com/mengenal-bahaya-virus-zika/

    ReplyDelete
  19. alur cerita gw lebih demen ama 5cm, karena diangkat dari novel yang laris yang epic banget. kalau romeo rinjani karena tayang di tanggal tepat gw lahir, akhirnya nonton.

    ReplyDelete
  20. Romeo+Rinjani ga jelas banget tuh filmnya.. dompleng Rinjani biar banyak yang nonton kyknya..

    ReplyDelete
  21. Yang buat gue penasaran ya itu si romeo dan si shaton itu tidur pake apa? Kalo pakek tenda frime tenda gk keliatan tuh selma dia terking? Trus klo pke hamock coba aja kalo mau hipotermia yakan...?

    ReplyDelete
  22. nge gunung sekarang udah rame, bosan.. huhu

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...