"Kak Agit udah sering naik gunung?"
"Ah, nggak. Biasa aja. Kamu?"
"Aku baru pertama kali naik gunung Papandayan. Itupun sempat berantem dulu sama Papa."
"Loh, emang kenapa mau naik gunung? Kan capek."
"Aku terinspirasi sama orang yang kakinya lumpuh tapi berhasil naik gunung Semeru sama Rinjani. Kalimat dia keren, kak. Tabah Sampai Akhir! Masa aku yang masih sempurna gini nggak bisa naik gunung."
"Kamu kenal dia dari mana?"
"Dari artikel di kompas. Pas aku cerita ke Papa, masa papa nggak percaya!"
"Bilang sama Papa kamu, orang itu bener ada. Dia teman kakak, namanya Irfan Ramdhani."
***
Buat saya, Tabah Sampai Akhir tak hanya sekedar kalimat, tapi juga memiliki makna yang cukup dalam. Tabah Sampai Akhir mengingatkan saya bagaimana seorang pegiat alam yang lumpuh akibat kecelakaan, dengan tabah mendaki gunung Rinjani dan Semeru berhari-hari. Hingga menggapai puncak. Hingga menemukan titik akhir dari sebuah perjalanan panjangnya.
Adalah Irfan Ramdhani, seorang teman, mentor, sekaligus sahabat yang mengajarkan saya banyak hal. Dari awal sampai akhir. Dari pendakian hingga dunia tulis menulis. Kami kenal baru setahun, namun sudah banyak ilmu yang ia bagikan secara gratis kepada saya. Ia adalah seorang blogger yang malas menulis di blognya, namun rajin mengisi draft naskahnya untuk dijadikan sebuah buku. Berbanding terbalik dengan saya, yang lebih senang cuap-cuap di blog ketimbang menyelesaikan naskah sendiri.
Kisah mengharukan Irfan Ramdhani yang diceritakan oleh adik seperjalanan saya di atas, bisa dibaca di link ini ~> Lumpuh Tak Halangi Irfan Mendaki Semeru dan Rinjani. Memang benar, ia termasuk orang nekat. Dan kenekatannya bertambah setelah putus cinta. Sabar ya, Bang. *Nahan ketawa*
Sumber: Travel Kompas (doc pribadi Irfan) |
Irfan Ramdhani, yang lebih sering saya sebut dengan panggilan Bang Ipan, saat ini sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan kuliah yang entah sudah berapa tahun ia jalani. Ia juga sedang berjuang mati-matian demi kesembuhan kakinya dengan segala macam terapi. Disamping itu, ia masih berkutat dengan mimpi-mimpi yang satu per satu mulai terwujud. Menjadi penulis sekaligus pembicara. Terus berjuang, sampai akhir.