Showing posts with label bekasi. Show all posts
Showing posts with label bekasi. Show all posts

Saturday, 17 October 2015

Muara Gembong: Keramahan yang Terlupakan

Menatap Muara Gembong
 
Kendaraan roda dua yang kami tunggangi tiba-tiba bergetar keras saat melintasi jalanan berbatu  yang didominasi oleh lumpur mengering. Suara gesekan mesin terasa seperti menjerit-jerit, seakan menyampaikan rasa kesal dan kelelahan atas perjalanan panjang kami yang telah berlangsung selama tiga jam tanpa henti ini. Rekan seperjalanan saya, Hanis, seketika menurunkan kedua kakinya ketika motornya sudah terasa tak beres. Saya segera turun dan menyentuh inci demi inci ban belakang yang terasa memanas karena berbenturan dengan aspal dan jalanan. Tak ada satupun lubang, namun mengapa perjalanan terasa semakin berat?
 

Wednesday, 6 May 2015

Menanam Bibit Mangrove di Muara Gembong


Jalan Berlumpur Menuju Muara Gembong

Antusias sudah pasti saya rasakan. Setahun berlalu, akhirnya ke Muara Gembong lagi! Cuaca setahun belakangan yang kadang hujan kadang terang ini membuat saya dan Hanis ragu untuk ke Muara Gembong, mengingat terakhir kali kami kesana kepleset dan terjerembab ke lumpur beberapa kali.

Kali ini kami siap untuk hal itu. Jangankan jatuh ke lumpur, kami bahkan siap untuk menanam mangrove di antara lumpur hitam yang menggenang. Siap memulai petualangan?

Saturday, 28 June 2014

Kembali ke Muara Gembong yang Sederhana


Hanis memandang saya bingung. Ia ragu untuk melanjutkan perjalanan menuju Desa Muara Gembong demi menemukan ujung pesisir Bekasi   demi sebuah daratan bernama Pantai Beting. Jalanan berlumpur bekas hujan tadi malam menghadang sepeda motor yang kami tunggangi. Ini adalah lumpur ke-sekian yang akan kami lewati.

"Kita harus lewat mana lagi? Kanan kirinya lumpur juga. Gue takut kepleset!" Ujar Hanis panik. Saya hanya meringis menatap jalanan berlumpur sambil membayangkan apabila saya jatuh, akan sulit mencuci pakaian yang melekat di tubuh saya.

"Bismillah aja." Ujar saya pasrah. Hanis kembali menyalakan sepeda motor dan mengendarainya perlahan, melintasi kubangan lumpur nan licin dengan sangat hati-hati. Saya merasa ada yang ganjil dengan roda depan. Firasat saya tidak enak. Selang beberapa detik, kendali motor mulai oleng dan kami terjerembap ke dalam lumpur hitam.

ini habis cuci kaki

Setelah merasakan sensasi jatuh bangun dan kotor-kotoran naik motor, kami bertemu dengan Bang Samba, warga lokal yang akan mengantar kami ke Pantai Beting. Kami sempat takjub mengamati gayanya mengendarai motor dengan sangat lincah saat melintasi jalanan berlumpur. Sementara kami yang sudah berhati-hati, masih saja jatuh lagi. Tak apalah, kalau kata iklan sabun cuci, berani kotor itu baik.

Bang Samba mengarahkan motornya ke desa paling ujung Muara Gembong, kemudian memarkirnya pada pelataran sebuah rumah. Setelah bercakap-cakap tentang tujuan utama kami ke sana, yaitu ke Pantai Beting, akhirnya sebuah perahu lengkap dengan nelayannya siap mengantar kami ke lokasi tujuan.

Ini adalah kedua kalinya saya berkunjung ke Muara Gembong   sebelumnya pernah saya ceritakan di sini. Dulu saat ke sini, desa sedang kering dan cuaca sedang terik-teriknya. Sedangkan beberapa hari sebelum saya berkunjung lagi, hujan terus mengguyur desa ini sehingga air laut kembali pasang dan naik ke permukiman warga   serta membuat jalanan yang sebagian besar masih tanah belum diaspal ini, berubah menjadi lumpur yang sukses membuat beberapa korban berjatuhan seperti saya. Beruntunglah, perjalanan kali ini tidak ditemani hujan. Hanya dihiasi langit mendung dan angin sejuk yang memberi kesan sendu.

Perahu Nelayan

Tanpa disangka, dua anak pak nelayan turut serta menaiki perahu yang kami sewa. Mumpung libur sekolah, mau ikut main ke pantai, katanya. Pohon-pohon bakau yang mulai berbuah menemani perjalanan kami menyusuri sungai Citarum yang bermuara ke laut lepas. Kata Bang Samba, buah-buah (bibit) dari pohon bakau ini kalau sudah jatuh dan tertancap ke tanah, kelak akan tumbuh menjadi pohon baru. Keren, ya.

Saturday, 17 May 2014

Mengenal Sisi Lain Bekasi Lewat Muara Gembong


Ada satu pertanyaan yang paling saya hindari ketika traveling ke suatu tempat dan bertemu dengan orang baru. Yaitu pertanyaan, "Asalnya dari mana, Mbak?"

Bukan saya tak bangga dengan kota yang tertulis di Kartu Tanda Penduduk sekaligus Akta Kelahiran ini. Namun biasanya ketika saya menjawab Kota Bekasi sebagai tempat saya berasal, Si Penanya justru akan bertanya lagi dengan tatapan heran, "Bekasi? Di mana?"

Maka saya akan menghela napas panjang sambil menjawab pelan, "Dekat Jakarta."

Kalau sudah begitu, saya akan menghindari pertanyaan seputar makanan khas Bekasi dan tempat wisatanya. Tetapi, semakin sering saya traveling, semakin sering pula pertanyaan itu terlontar dan mengacak-acak isi kepala. Dua puluh tahun saya tinggal di Bekasi, masa iya tidak tahu apa-apa selain mall dan cluster yang kian marak dibangun dan memadati kota?

Wilayah Bekasi terbagi menjadi dua, yaitu Kota dan Kabupaten. Letaknya di antara Karawang dan Jakarta dengan aliran sungai Kalimalang yang melintang dan menjadi sumber air utama. Bekasi juga dikenal sebagai Kota Patriot karena dulunya merupakan tempat berjuang para patriot pembela tanah air. Mayoritas penduduk Kota Bekasi yaitu Betawi dan Sunda, sementara saya termasuk ke dalam suku Jawa. Maklum, pendatang. Oleh karena itu, jika ditanya apa makanan khas dari Bekasi, sudah tentu saya tidak bisa menjawab apapun. Tapi kalau ditanya tempat wisata di Bekasi? Hmm.. Belum. Saya belum bisa menjawabnya. Bagi saya, Bekasi adalah tempat yang cocok untuk wisata belanja dan kuliner, hal ini dikarenakan banyaknya mall dan rumah makan yang telah/sedang dibangun.

Bekasi juga cocok untuk wisata sabar, karena cuacanya yang panas, sering banjir, macet, sekaligus sebagai tempat pembuangan sampah (iya, Bantargebang masih bagian dari Bekasi). Bekasi juga tidak memiliki Universitas Negeri, padahal wilayahnya lumayan besar dan cukup produktif. Dan yang paling menyedihkan, ketika mencari destinasi wisata Bekasi di website resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (www.indonesia.travel/id) jawabannya seperti ini...

no data that matches with keyword you enter : bekasi

Dear, Pak Menteri.
Jawa Barat tak hanya sekedar Bandung dan Bogor, Pak.
Bekasi juga bagian di dalamnya. 
Walau tak ada destinasi wisata, namun potensi daerah Bekasi cukup tinggi, Pak.
Bagaimana kalau kita eksplor satu saja tempat keren di Bekasi?
Mari kita mulai perjalanan dari bagian Bekasi paling tak terurus.
Paling terpencil, paling tertinggal, paling sulit dijangkau.
Paling sering banjir dan paling ujung.
Muara Gembong.


Menurut wikipedia, Muara Gembong merupakan kecamatan paling ujung di wilayah Kabupaten Bekasi. Lokasinya berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Teluk Jakarta di sebelah barat, Kabupatan Karawang di sebelah timur dan Kecamatan Babelan di sebelah selatan. Membayangkan betapa jauhnya tempat ini sudah membuat kening saya berkerut duluan.

Namun sebagai persembahan tanda cinta kepada kota yang membesarkan saya selama 20 tahun, sekaligus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seputar Bekasi, saya rela mencari sejarah nenek moyang hingga ke pelosok dan membuktikannya kepada orang-orang bahwa; Bekasi ini indah, kawan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...