Saturday, 11 April 2015

Perjalanan Panjang Menuju Cikasur

Cerita sebelumnya klik di ~> sini :)


Pagi hari di Pos Mata Air Satu sukses bikin saya nahan pipis sampai agak terang. Semacam ngeri ada yang ngikutin lagi, sampai-sampai saya ngelepehin bawang putih yang habis saya kunyah di tanah bekas saya pipis. Iya, segitunya. Tapi kan, lebih baik mencegah daripada 'ketemu' lagi.

Untunglah si Acrut orangnya rajin, ia mengajak saya menyiapkan sarapan. Segala jenis ketakutan akan setan segera sirna seiring datangnya mentari. Menu sarapan pagi itu berupa sosis goreng dan sayur sop. Sementara bakwan jagung kami siapkan untuk bekal di perjalanan menuju Cikasur.

"Bro, tembakau mana bro?" Tanya Bang Nana sambil mondar-mandir bawa golok. Gayanya udah kayak mandor tanah.

"Ni, bro. Ngelinting sendiri, ya." Ujar Sehu sambil melemparkan bungkusan tembakau. Yang cowok-cowok sibuk ngerokok sambil nunggu masakan matang. Itu juga disambi packing karena rombongan lain sudah mulai jalan.

Masakan matang. Usai sarapan, kami berkemas dan lagi-lagi menjadi pendaki terakhir yang meninggalkan camp.

Dan saya berdoa agar tidak bertemu 'apa-apa' lagi.

Wednesday, 8 April 2015

Pos Mata Air Satu yang Mencekam

Cerita sebelumnya klik di ~> sini :)

Lovieisme \m/


"Pak, kita pamit ya, pak.." Ujar kami sambil bersalaman dengan si Bapak penjaga basecamp Baderan. Saat itu kami naik bertepatan dengan hari Senin, kebayang deh sepinya ni gunung kayak apa. Hari libur aja sepi, apalagi hari kerja. Tapi beruntung ada dua tim dari Jakarta yang sudah naik duluan. Saya merasa tertampar ketika melihat adik-adik berseragam merah putih ini dengan semangatnya baris-berbaris mengikuti upacara. Sementara saya malah bolos kerja.

Saturday, 4 April 2015

Kembali ke Jawa Timur

Cerita sebelumnya klik di ~> sini :)

Siap tempur.


Kembali ke Stasiun Pasar Turi, Surabaya. Sebuah stasiun yang dulunya hanyalah tempat untuk menanti kereta, namun kini berubah fungsi menjadi tempat menunggu kepastian. Kepastian bahwa ia tidak akan datang lagi.

Kembali ke Stasiun Pasar Turi, Surabaya, teman-teman saya sibuk memesan tiket pulang, beberapa sibuk membeli pulsa. Adapula yang sibuk ngunya brownies yang sengaja dibawa Acrut jauh-jauh dari Jakarta. Sementara saya ketemuan dengan customer t-shirt yang saya jual. Hebat ya service saya, domisili di Bekasi tapi bisa COD-an sampai Surabaya.

Terasa enggan berlama-lama di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, akhirnya saya menyeret rombongan agar lekas pindah lokasi. Agar path location saya tak lagi di Surabaya. Agar ia yang di Surabaya nggak tahu kalau saya sedang berada di kotanya.

Wednesday, 1 April 2015

Argopuro Birthday Hiking - The Series

Dua puluh tahun di Rengganis


Tanpa persiapan yang matang, tanpa rencana dari jauh-jauh hari, tanpa orang-orang serius. Petualangan ini berjalan begitu saja hanya dengan satu tujuan; nomor telfon saya tidak bisa dihubungi ketika saya ulangtahun.

Iya, saya memang aneh. Tiap ulangtahun selalu ngilang. Bagi saya, ulangtahun adalah ritual antara saya dengan Tuhan. Bukan dengan orang-orang yang sibuk merengek traktiran atau iseng mengerjai saya hingga menangis. Tidak seperti itu. Maka petualangan ini pun dimulai. Total kelompok adalah tujuh orang, dengan estimasi waktu pendakian selama tujuh hari. Orang-orang yang menemani saya ke Argopuro ini nggak punya tujuan khusus seperti saya. Mereka cuma ngikut aja, itung-itung menghabiskan libur lebaran.

Kenapa Argopuro?

Saturday, 28 March 2015

Bertemu Lagi

Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. - Dee, Rectoverso.

Ia mendahului saya untuk ke-sekian kali. Entah merasa bosan karena langkah saya yang begitu lamban, atau memang tak peduli dan lebih memilih meninggalkan saya. Entah. Saya hanya suka memandanginya seperti ini. Melihatnya dari jarak sekian meter, mengamati tingkahnya ketika berjalan, atau sekadar terkikik geli ketika ia yang kadang ceroboh ini tersandung bebatuan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...