Monday 14 July 2014

Mencari Dingin di At-Ta'awuun


Matahari semakin menyengat saya yang masih terjebak kemacetan di ruas tol halim. Puasa kali ini masih seperti biasanya, terasa begitu berat. Ajakan buka puasa bersama, yang notabenenya malah lebih terkesan buang-buang duit daripada sekedar silaturahim, membuat saya mau tak mau memenuhinya dari minggu ke minggu. Bisa dipastikan setiap sabtu-minggu selama bulan Ramadhan saya tidak berbuka puasa di rumah. Ah, saya rindu menyendiri. Bisakah saya menghilang ke suatu tempat dalam sehari saja untuk berbuka puasa sekaligus sahur di ketinggian sambil dingin-dinginan?

"Ke Gede, yuk! Tektok aja!" Ujar Asti tiba-tiba via whatsapp.

"Gakmau, capek." Jawab saya singkat.

"Aku kangen gunung." Asti memelas.

"Aku juga." Sahut saya. Memang benar, rindu yang paling ribet adalah rindu kepada gunung. Sekalinya benar-benar rindu harus susah payah naik ke puncaknya. "At-Ta'awuun aja, yuk!" Sambung saya kemudian.

"Dimana? Ngapain?"

"Masjid At-Ta'awuun yang di Puncak, di bawah Cibodas. Ya iseng aja. Berangkat siang, numpang buka puasa, numpang tarawih, numpang sahur, subuhan, terus pulang." Jelas saya santai.

"Emang bisa?" Asti meragu.

"Bisa. Aku sering kesana kok. Biasanya kalo kepanasan di Jakarta terus tau-tau naik bus ke Puncak, turun di At-Ta'awuun, numpang shalat doang, kedinginan sambil ngopi bentar terus pulang. Hehe."

"Aku ikut!"

Wednesday 9 July 2014

Mudahnya Pilih Makanan di AbraResto!



"Git, buka puasa dimana kita?"

"Nggak tahu, kamu mau makan apa? Bentar cek dulu di Abra Resto, tempat makan deket sini ada apa aja."

"Pizza aja, Git. Keluar tol Cibubur macet banget nih!"

"Ya udah, Domino's aja, yuk! Kebetulan aku dapet voucher gratisan."

"Hah? Voucher darimana? Eh, kamu pakai aplikasi apa itu?"

"Abra Resto, bentar aku jelasin..."

***

Seperti yang sering dilakukan teman-teman muslim pada umumnya, di Bulan Ramadhan setiap sore hari menjelang berbuka puasa, ada saja yang ribut bertanya, "Mau ngabuburit dimana?" "Mau buka puasa pakai apa?" ada juga yang masih di kantor dan belum pesan makanan, atau malah terjebak kemacetan dan susah pulang. Padahal berbuka puasa itu harus disegerakan, loh. Jadi gimana solusinya?

Nah, beberapa waktu lalu saya bersama teman-teman dari VivaLog diundang ke Abra Resto (your food, your journey). Saya kira awalnya tempat ini adalah sebuah restoran di bilangan Setiabudi. Ternyata, Abra Resto merupakan situs pencarian makanan, kuliner, jajanan, cemilan, dan semua yang berhubungan dengan isi perut ada di sini!

Tuesday 1 July 2014

Make One Day More Meaningful


Marhaban yaa Ramadhan...
Seperti yang kita tahu kalau Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim, sekaligus bulan penuh ampunan. Mari saya awali postingan pertama di Bulan Juli dengan edisi syari'ah :')

Jadi, apa kabar teman-teman? Puasanya lancar? Sudah maaf-maafan sama mantan?
Udah bersyukur hari ini?

Alhamdulillah...

Jadi gini, bulan puasa ini bisa dipastikan kalau aktivitas jalan-jalan saya akan sedikit berkurang. Apalagi naik gunung puasa-puasa. Mana kuat?! Kuat sih, tapi, naik gunungnya pas lagi haid. Jadi bisa minum :p *wooo agit curang* Tapi tenang, nggak jalan-jalan bukan berarti saya nggak nulis di blog ini. Edisi ramadhan ini akan saya isi dengan kuliner! Setuju sodara-sodara? Nggak? YAUDAH!

Sori intermezzonya kepanjangan [--,]>
Sesuai dengan judul yang tertera di atas; "Make One Day More Meaningful". Saya akan membuat satu hari di bulan Ramadhan ini lebih berarti dari yang biasanya. Sebagai blogger yang hobinya jalan-jalan (kata orang, ini hobi yang paling ngabisin duit), saya akan melakukan hal yang beda. Bersama teman-teman dari ANDAKIndik Adventure, kami akan mengadakan charity untuk anak-anak penderita kanker di bangsal anak Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tanggal 13 Juli (dicatet, ya!), bekerja sama dengan Yayasan Sahabat Bangsal Anak.

Kenapa harus anak penderita kanker? Karena rata-rata dari mereka menderita penyakit ini dari kecil, dari lahir. Bawaan genetik dari orangtua yang turun ke dalam tubuh mereka, dan mereka nggak bisa nolak selain berjuang untuk tetap hidup.

Monday 30 June 2014

Cahaya dari Timur; Beta Maluku

Finally!!!

Setelah film ini nongkrong di bioskop Indonesia dari tanggal 19 Juni 2014, saya baru bisa nonton 11 hari kemudian. Sudah lama pingin nonton film ini tapi kok ya gagal terus, sampai akhirnya film ini udah turun dari Blitz dan tinggal beberapa di XXI Bekasi, jadilah saya terburu-buru; harus nonton sebelum filmnya turun karena kalah sama Transformer yang baru tayang!


Film yang diangkat dari kisah nyata ini bercerita tentang konflik yang berlangsung di Maluku selama bertahun-tahun. Seperti yang kita tahu, bahwa kerusuhan di Indonesia bagian Timur telah memakan banyak korban. Hingga Sani, seorang pemuda dari Tulehu yang telah berkeluarga, berinisiatif menyatukan anak-anak untuk berlatih sepakbola setiap sore hari, dengan tujuan agar anak-anak tersebut tidak terlibat kerusuhan.

Konflik demi konflik khas Indonesia Timur yang latar belakangnya rata-rata berkekurangan, dikemas dalam alur cerita yang mudah dipahami. Penonton seolah dibawa masuk ke dalam cerita negeri timur yang memprihatinkan, hingga tak terasa bulir-bulir air mata turut berjatuhan karena ikut merasakan dendam, kesedihan, kehilangan, sekaligus menemukan.

Adalah sepakbola, yang menyatukan mereka semua dari perpecahan antar agama maupun daerah. Walaupun emosional anak-anak tersebut kerap kali membuat satu tim menjadi pecah belah, namun selalu berujung damai. Yang saya senang dari film ini adalah ketika mereka latihan di pantai. Panorama Ambon yang indah membuat mata saya berdecak kagum melihatnya. Sekaligus membatin; kapan saya kesana?

Sunday 29 June 2014

Gerobak Cokelat; Kuliner Cokelat Tradisional


Bekasi saat ini, apalagi tiap sabtu-minggu, entah mengapa macetnya bukan main. Mungkin ini adalah efek dari beberapa mall yang baru dibuka. Pada suatu sore saya terjebak kemacetan dengan seorang teman, kami lantas pasrah menunggu jalanan sepi dengan muter-muter sesukanya di Kota Summarecon Bekasi. Mengingat perumahan ini masih terbilang sejuk dan asyik untuk bersantai karena memiliki taman terbuka dengan pemandangan rumput hijau dan piramida unik yang menjadi ikon dari perumahan tersebut.

Sumber: 4w4n.blogdetik.com

Sambil mengamati lini masa di twitter, saya menemukan sebuah retweetan yang berisi kurang lebih seperti ini; "Gerobak Cokelat Hadir di Bekasi! - @GerobakCokelat @geco_bekasi" Saya yang memiliki tingkat ke-kepo-an tinggi, akhirnya meng-klik salah satu akun twitternya dan berhasil nyangkut di websitenya GerobakCokelat.com.

"Kak, Gerobak Cokelat yuk! Di deket sini tempatnya! Kayak cafe gitu, jajanannya lucu-lucu!" Ajak saya sambil terus mengamati menu-menu yang tertera di web.

"Yuk! Di blok apa?" Sahutnya antusias.

"Di Ruko Sinpasa B26. Sebelah mana, ya?" Saya meragu. Takut kesasar.

"Cari aja, yuk. Summarecon juga gini-gini aja kok!"

Motor melaju ke Ruko Sinpasa, tidak sulit mencari rukonya dan ketika kami tanya kepada penjaga loket parkir, lokasi Gerobak Cokelat ada di bagian belakang ruko. Setelah memarkir motor di pelataran, kami segera masuk ke dalam. Pelayannya menyambut kedatangan kami dengan ramah, lalu menjelaskan fasilitas di setiap lantainya. Lantai 1 di-desain seperti cafe pada umumnya, berupa meja dan kursi serta diiringi alunan musik menenangkan hati. Di lantai 2 konsep tempat duduknya ditata lesehan seperti angkringan. Sementara di lantai 3 dikhususkan bagi pengunjung yang mau nyokelat sambil ngerokok. Kami lantas meluncur ke lantai dua dan leyeh-leyeh bersandar tembok karena lelah akan Bekasi yang macet tak henti-henti.

Lantai 2 (Sumber: BekasiUrbanCity.com)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...