Showing posts with label Culinary. Show all posts
Showing posts with label Culinary. Show all posts

Tuesday 19 July 2016

Secangkir Kopi dan Senja di Watu Lumbung


Saya rindu naik gunung. Sudah lima bulan lamanya saya tidak tidur di dalam tenda dengan badan yang berbalut sleeping bag dan rela bangun pagi demi menyiapkan sarapan untuk rekan satu tim. Betapa sibuknya pekerjaan dan perkuliahan semester akhir membuat saya lupa kalau ternyata hidup ini masih asyik. Bermula dari kejenuhan membuat artikel dengan tema bisnis terus menerus membuat saya iseng melihat-lihat foto perjalanan di folder laptop dan menemukan puzzle-puzzle liburan akhir tahun di Jogja lalu. Saya baru ingat, ternyata hidup saya masih asyik dan belum sempat dituangkan di blog ini.

Wednesday 25 March 2015

Giraffe Journey 4: Floating Market Lembang


"Aku besok libur. Culik aku ke ketinggian."

"Yah, besok ada acara kampus ke Bandung."

"Aku ikut!"

Begitulah Asti, seorang cancerian yang selalu mendadak dan hayuk aja kalau diajak kemana-mana. Kebetulan, saya tahu kalau acara kampus ini akan terasa begitu membosankan, maka saya bersyukur ketika Asti memutuskan untuk ikut. Setelah kami alpa dalam menjalankan Giraffe Journey setiap bulan karena kesibukan masing-masing.

Kali ini tanpa jerapah. Langkah kecil kami tak lagi ditemani si Jerapah yang memiliki kaki-kaki dan leher yang jenjang. Tak terasa, ternyata sudah satu tahun lamanya kami tidak menyempatkan diri untuk ngetrip bareng. Dan kini, lagi-lagi kami bermain dalam sehari di kota orang, sebagai escaping dari rutinitas yang membosankan.

Menjadi dewasa itu tidak enak.

Tuesday 15 July 2014

Kedai Ilalang; Markasnya Para Pejalan dan Pecinta Kopi Nusantara


  
Suasana di dalamnya
Untuk warga Jabodetabek, coba sebutkan tempat nongkrong backpacker, traveler, mountainer, coffee lover dan sejenisnya ada dimana aja? Yang saya tahu sih baru ini... Soalnya mereka eksis di twitterland~

1. Warkop_Pendaki, lokasinya di Perum 3, Bekasi
2. Kedai Pendaki, lokasinya di Utan Kayu, Jakarta Timur
3. Kedai Ilalang, lokasinya di Jatiwaringin, perbatasan antara Jakarta Timur dan Bekasi
4. Mungkin ada tempat nongkrong yang lain? Tulis di kolom komentar, ya :)

Untuk Warkop dan Kedai Pendaki, kebetulan saya belum pernah berkunjung kesana. Soalnya saya bukan pendaki, jadi minder sama temen-temen yang lain :( Eh, bohong deng. Karena belum ada yang ngajak kesana aja sih sebenernya. #eaaak

Jadi, kali ini saya cerita sedikit tentang Kedai Ilalang aja, ya!

Berdasarkan hasil gugling barusan, Kedai Ilalang didirikan oleh 3 orang pemuda yang tergabung di komunitas Backpacker Ilalang; yaitu Aryo, Ainul dan Dendy. Lokasinya tidak begitu jauh dari perempatan Pangkalan Jati (ambil ke arah pondok gede) dan berada di deretan ruko minimalis. Dulu, saya sempat kaget loh waktu anak Backpacker Ilalang bikin kedai, padahal mereka masih muda-muda. Masih suka jalan-jalan pula. Tapi udah buka usaha aja. Hebat, ya?

Wednesday 9 July 2014

Mudahnya Pilih Makanan di AbraResto!



"Git, buka puasa dimana kita?"

"Nggak tahu, kamu mau makan apa? Bentar cek dulu di Abra Resto, tempat makan deket sini ada apa aja."

"Pizza aja, Git. Keluar tol Cibubur macet banget nih!"

"Ya udah, Domino's aja, yuk! Kebetulan aku dapet voucher gratisan."

"Hah? Voucher darimana? Eh, kamu pakai aplikasi apa itu?"

"Abra Resto, bentar aku jelasin..."

***

Seperti yang sering dilakukan teman-teman muslim pada umumnya, di Bulan Ramadhan setiap sore hari menjelang berbuka puasa, ada saja yang ribut bertanya, "Mau ngabuburit dimana?" "Mau buka puasa pakai apa?" ada juga yang masih di kantor dan belum pesan makanan, atau malah terjebak kemacetan dan susah pulang. Padahal berbuka puasa itu harus disegerakan, loh. Jadi gimana solusinya?

Nah, beberapa waktu lalu saya bersama teman-teman dari VivaLog diundang ke Abra Resto (your food, your journey). Saya kira awalnya tempat ini adalah sebuah restoran di bilangan Setiabudi. Ternyata, Abra Resto merupakan situs pencarian makanan, kuliner, jajanan, cemilan, dan semua yang berhubungan dengan isi perut ada di sini!

Sunday 29 June 2014

Gerobak Cokelat; Kuliner Cokelat Tradisional


Bekasi saat ini, apalagi tiap sabtu-minggu, entah mengapa macetnya bukan main. Mungkin ini adalah efek dari beberapa mall yang baru dibuka. Pada suatu sore saya terjebak kemacetan dengan seorang teman, kami lantas pasrah menunggu jalanan sepi dengan muter-muter sesukanya di Kota Summarecon Bekasi. Mengingat perumahan ini masih terbilang sejuk dan asyik untuk bersantai karena memiliki taman terbuka dengan pemandangan rumput hijau dan piramida unik yang menjadi ikon dari perumahan tersebut.

Sumber: 4w4n.blogdetik.com

Sambil mengamati lini masa di twitter, saya menemukan sebuah retweetan yang berisi kurang lebih seperti ini; "Gerobak Cokelat Hadir di Bekasi! - @GerobakCokelat @geco_bekasi" Saya yang memiliki tingkat ke-kepo-an tinggi, akhirnya meng-klik salah satu akun twitternya dan berhasil nyangkut di websitenya GerobakCokelat.com.

"Kak, Gerobak Cokelat yuk! Di deket sini tempatnya! Kayak cafe gitu, jajanannya lucu-lucu!" Ajak saya sambil terus mengamati menu-menu yang tertera di web.

"Yuk! Di blok apa?" Sahutnya antusias.

"Di Ruko Sinpasa B26. Sebelah mana, ya?" Saya meragu. Takut kesasar.

"Cari aja, yuk. Summarecon juga gini-gini aja kok!"

Motor melaju ke Ruko Sinpasa, tidak sulit mencari rukonya dan ketika kami tanya kepada penjaga loket parkir, lokasi Gerobak Cokelat ada di bagian belakang ruko. Setelah memarkir motor di pelataran, kami segera masuk ke dalam. Pelayannya menyambut kedatangan kami dengan ramah, lalu menjelaskan fasilitas di setiap lantainya. Lantai 1 di-desain seperti cafe pada umumnya, berupa meja dan kursi serta diiringi alunan musik menenangkan hati. Di lantai 2 konsep tempat duduknya ditata lesehan seperti angkringan. Sementara di lantai 3 dikhususkan bagi pengunjung yang mau nyokelat sambil ngerokok. Kami lantas meluncur ke lantai dua dan leyeh-leyeh bersandar tembok karena lelah akan Bekasi yang macet tak henti-henti.

Lantai 2 (Sumber: BekasiUrbanCity.com)

Thursday 3 April 2014

Es Campur Bawon


"Mang, es campur satu. Bawonnya banyakin yah.."

"Loh, Bawon itu nama saya."

"Loh, kirain es campurnya pake Bawon. Makanya penasaran Bawon itu apa."

"Bukan, Bawon itu nama saya."

Krik krik krik...

As we know, Cirebon panas banget! Terus masa panas-panas makan nasi jamblang atau empal gentong. Pasti nyari yang segar-segar dulu, kan? Nah, kalau mau cari yang segar tinggal ke Alfamart terus beli teh kotak. Tapi yang bener aja, udah jauh-jauh ke sana masih jajan teh kotak :(

Es Campur Bawon adalah rekomendasi pertama saya sebagai pelepas dahaga dari Cirebon yang panas. Letaknya tidak jauh dari Stasiun Cirebon Kejaksan, di dekat alun-alun atau Masjid Raya. Pas di pinggir jalan Kartini. Kenapa Es Campur Bawon? Karena ada Bawonnya? Bukan! Bawon itu nama yang jual!

Karena ini...



Perpaduan antara kopyor, kolang-kaling, alpukat, sirup pisang susu ditambah dengan 5 biji durian utuh! Gimana rasanya? PECAH!! Alpukat dicampur es susu aja udah enak banget, lah ini ditambah durian. Gak kebayang kan rasanya? Aduh, lumer di mulut. Meleleh. Melted. Cakep. Maniiiiis :))

Saya lebih pilih nyebut Es Bawon ini es teler daripada es campur. Karena bener-bener bikin saya teler. Nge-fly. Nggak ngerti lagi deh. Wajib dicoba selagi jomblo. Apa hubungannya, Git? Ya, daripada jomblo ngenes dan frustasi terus nenggak baygon, mending minum ini! Hidup kamu akan terasa lebih manis. Serius!

Es Campur Pak Bawon disajikan dalam sebuah gelas ukuran besar dengan harga duapuluh ribu rupiah. Dijamin lebih memuaskan daripada minum teh kotak yang harganya tiga ribuan. 

Saya pribadi suka makan es campur, es teler, es durian (dari eskrim duren sampai sop duren), es alpukat, tapi baru ini saya terhipnotis oleh Es Bawon. Padahal nggak ada bawonnya :(

So, Jangan lupa mampir kesini kalau lagi panas-panasan di Cirebon. Bisa naik angkot dan turun di Jalan Kartini (Cangking), bisa juga naik becak. Penjualnya baik banget. Ajak foto bareng terus twitpic ke saya, ya!

Wednesday 12 March 2014

Nasi Pedas Bu Andika


"Di Bali susah cari makanan halal. Biar aman cari warung nasi Padang aja lah." Ujar Nauvel ketika saya sedang transit di Bali dan menunggu pesawat ke Lombok empat jam kemudian. Namun saya yang hanya bermodalkan motor sewaan tentu tak mudah menemukan warung nasi padang selain yang terdekat dengan bandara. Sementara sebagian besar dari warung-warung tersebut masih tutup karena dalam kondisi libur lebaran.

Saat itu saya berdua dengan seorang teman, sebut saja Bang Fadly. Ia mereferensikan Nasi Pedas Bu Andika sebagai menu wajib ketika berkunjung ke Bali. Ah, membayangkannya saja saya sudah ketakutan sendiri. Sebagai orang Jawa yang biasa makan manis, saya hanya bisa pasrah dan menyiapkan air minum yang banyak.

Warung Nasi Pedas Bu Andika terletak di Jl. Raya Kuta, tepat di depan Pasar Joger. Saya memilih menu ayam dan sayur rebung sementara Bang Fadly memesan ini...



Dari bentuknya sih biasa saja. Konsep mereka sama seperti warung nasi dengan etalase kaca dan kita bisa memilih sesukanya. Lauknya beranekaragam dari mulai teri kacang, ayam, telur, mie goreng, semur daging sapi, perkedel, sate, kulit ayam, urap, sayur daun singkong, sayur rebung dan masih banyak lagi. Saya kira awalnya nasinya yang pedas, ternyata hanya memakai nasi putih biasa. Nah, yang pedas ini sambalnya. Serius. Bagi penggemar pedas-pedasan wajib coba ini! Nasi Pedas Bu Andika sukses membuat muka saya melas seperti ini.




Untuk harga, tergantung lauk dan suka-suka pegawainya, sih. Kisarannya Rp 11.000-23.000an. Cukup bikin perut kenyang dan dijamin halal! ^^


*Catatan: Barusan setelah googling, ternyata warung nasi ini buka 24 jam! Wow :o
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...