Skip to main content

Semakin Asyik E-Learning dengan ASUS ZenBook Flip S (UX371)

2020 berjalan begitu cepat. Ditambah pandemi yang membuat kita di rumah saja dan terpaksa tidak bisa kemana-mana. Saya yang berprofesi sebagai guru, mau tidak mau harus mendadak berinteraksi dengan murid-murid lewat layar laptop dan smartphone melalui koneksi internet.

Agustus 2020 lalu, seharusnya saya memiliki resolusi untuk ganti laptop. Iya, laptop saya sudah 8 tahun usianya. Sudah cukup tua untuk diajak berlari mengejar laporan tugas. Namun semesta ternyata mendukung saya untuk mengganti smartphone terlebih dahulu yang sudah empat tahun usianya, ia mendadak mati total saat harus video conference dengan murid-murd, ditambah banyaknya tugas yang masuk melalui chat Whats App. Ternyata, ganti laptop yang sudah direncanakan, diharuskan mengalah dulu.

2020 lalu, saya juga memutuskan untuk melanjutkan kuliah magister. Mengajar dan belajar secara online sekaligus dengan smartphone yang alhamdulillah sudah canggih, namun masih harus bersabar dengan laptop Asus jadul yang menemani saya sejak mulai S1 dahulu.

Laptop Asus lamaku, sejak 2012 hingga kini.

2021, harapan saya masih sama seperti tahun sebelumnya, bisa ganti laptop sehingga bisa lebih produktif. Produktif di sini, dalam artian saya bisa membuat video-video pembelajaran yang menarik agar murid-murid semakin semangat belajar online, juga menuntaskan tugas-tugas kuliah dengan membuat presentasi yang aduhai dan sedap dipandang mata.

Menurut saya, di era pandemi ini, visual sangatlah penting; baik dalam bentuk desain grafis maupun video. Mengajar dan belajar secara online sangatlah membosankan jika tidak disertai media pembelajaran dengan visual yang menarik. Kalau ditanya mau ganti laptop apa, sudah pasti saya pilih Asus lagi. Terbukti dari kesetiaan saya terhadap Asus yang sudah menemani saya 8 tahun belakangan ini, yang sudah saya bawa kemanapun kota tujuan saya dan membantu saya dengan mudah membackup foto dan mengirim kerjaan secara mobile.

Membuat presentasi tugas kuliah

Membuat bahan ajar

Dari semua laptop Asus yang beredar saat ini, tentunya saya naksir berat dengan ASUS ZenBook FlipS (UX371). Zenbook Flip S (UX371) diakui sebagai laptop convertible paling premium dari ASUS saat ini dengan desain yang mewah, ringkas dan ringan. Tampilannya tipis dan pas di genggaman dengan ukuran 0.50 x 21.10 x 1.19~1.39 cm. Beratnya juga hanya 1.20 kg yang ga bikin punggung pegel kalau diletakkan di ransel. Benar-benar ringkas, ringan dan praktis.

Yang bikin saya semakin ngiler dari ASUS ZenBook Flip S (UX371) ini yaitu sudah menggunakan teknologi layar khusus yang dapat mengurangi gelombang biru serta efek flickering tanpa mengorbankan kualitas visualnya sehingga dapat mengurangi penyebab utama gangguan kesehatan pada mata saat menggunakan perangkat elektronik. Saya yang mengajar dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore tentunya tidak perlu khawatir memandangi layar laptop seharian.

ASUS Zenbook Flip S (UX371)

Sebagai laptop convertible, Zenbook Flip S (UX371) hadir dengan layar yang dapat diputar sejauh 360 derajat. Prosesornya juga sudah Intel Core i7-1165G7. Ditambah lagi, Zenbook Flip S (UX371) dilengkapi dengan penyimpanan berupa NVMe PCIe 3.0 SSD berkapasitas hingga 1TB serta RAM hingga 16 GB. Huhuhu asik banget ini buat ngajar anak-anak, ga pake loading lama, bikin bahan ajar juga semakin praktis. Laptop ini juga sudah dilengkapi numberpad jadi bisa input laporan yang berhubungan dengan angka semakin cepat.

Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.

PC modern juga dilengkapi dengan pena digital yang memiliki banyak manfaat. Sentuhan khas tercipta saat Anda membuat sketsa atau coretan pada dokumen dengan pena digital. Penelitian juga menemukan adanya peningkatan kinerja hingga 38% pada pelajar ketika mereka menggunakan pena digital untuk mengerjakan soal-soal sains. Tidak semua ide berupa kalimat, kini saatnya untuk tuangkan inspirasi segera dalam sketsa atau coretan pena digital di PC modern.

Pena digital yang biasa dikenal dengan pen stylus ini tentu memudahkan saya untuk membuat sketsa dan bahan ajar layaknya kanvas digital. Mind mapping project juga semakin cepat dan bisa dilakukan dimana saja. Ditambah lagi daya baterainya yang tahan lama bisa berkegiatan seharian tanpa perlu diisi ulang dayanya (menatap sedih laptop Asus-ku yang setahun belakangan ini harus nge-charge terus. Huhuhu.)



Btw, berikut spesifikasi lengkapnya :


Spek lengkap, ringan dibawa, baterai
gacor, sudah SSD dan bisa pakai pen stylus, kayaknya ga cuma ngajar dan nugas kuliah aja tapi 2021 ini saya bisa semakin rajin nulis dan bikin konten bermanfaat. Bismillah, kumpulin uang untuk beli laptop super worth it yang pastinya bakal awet lebih lama. Sambil nunggu keajaiban, ikutan lombanya dulu. Siapa tau bisa lebih cepat memiliki dan memeluknya, duhai ASUS ZenBook Flip S (UX371) idamanku.


Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS ZenBook Flip S (UX371) Blog Writing Competition bersama deddyhuang.com. Wish me luck!

Comments

  1. Terima kasih ya kak sudah ikut berpartisipasi dalam ASUS Blogging Competition bersama deddyhuang.com

    Good luck!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebodohan di Situ Gunung

Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian. Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di- share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman

Kampung Kauman Free Walking Tour Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi. Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.