Cerita sebelumnya klik di sini :)
Menuju Cisentor |
"Aaaah, rasanya berat ninggalin Cikasur." Saya mengerang sambil melintasi padang rumput yang entah di mana ujungnya.
"Sama. Kita nggak boleh semalem lagi, ya, di sana?" Sahut yang lainnya.
"Iiiish, lu mah pada nggak kasian sama gue. Kan gue mau ngejar ujian." Sanggah Acrut kemudian.
"Aaah, elu mah ujian mulu, Crut. Ujian hidup aja nggak kelar-kelar." Celetuk saya dengan suara agak keras. Yang lainnya tertawa. Kemudian berjalan dengan ritme masing-masing sambil menikmati semilir angin yang semakin sejuk. Namun tiba-tiba, seperti terdengar suara auman entah dari mana. Seketika rumput dan tanah di hadapan saya bergetar. Saya berhenti sejenak, kemudian Hanis memberi kode agar tidak panik dan tetap berjalan.
Itu pasti suara meong. Batin saya sambil sok tenang.