Friday, 28 March 2014

Sepucuk Review dari Teman


Pagi itu, saya sedang suntuk-suntuknya. Bingung mau nulis apa, sebel karena udah lama nggak naik gunung. Iya, semua gunung ditutup sampai akhir Maret. Tapi tiba-tiba, saya dibuat kaget oleh mention yang masuk dari @Donieansyah, isi twitnya seperti ini:


Haaah? Blog ini ada yang nge-review?? Terus saya harus gimana? Kan saya cuma blogger biasa, bukan selebtwit :') 

Nggak usah pake lama, berikut postingan Doni di blog pribadinya yang saya ambil dari sini.



Tulisan tentang perjalanan/liburan adalah sebuah tulisan yang selalu membuat orang iri dan berimajinasi tentang tempat yang di ceritakan. Sudah tahun 2014 tapi kalian belum tahu menujujauh.com? mari simak ini.




menujujauh.com adalah sebuah personal web yang di buat oleh seorang anak muda kreatif yang bernama AGITA VIOLY yang di tunjukan untuk pecinta jalan jalan, lebih tepatnya pendakian. yaa web tersebut berisi tentang perjalan backpaker penulis sendiri, dari mulai gunung,pantai sampai kota-kota besar kadang juga ada kuliner.

Seiring semakin terkenalnya olahraga pendakian dan semakin tingginya rasa penasaran akan perjalan seseorang kegunung membuat web tersebut semakin ramai viewers untuk beberapa postingan seperti SEMERU dan RINJANI, ya kedua postingan itu sangat amat terkenal menurut dia, mungkin karna fenomena film 5cm yang membuat orang-orang semakin penasaran dengan semeru.

Saya sendiri udah tau web itu dari tahun 2013, berawal dari dari sebuah foto yang di upload oleh bang Irfan Ramadhani (beberapa pasti sudah mengenal dia) ya bang irfan mengupload




Ya foto itu membuat saya penasaran, bukan dengan wanita yang memakai jersey bertuliskan jani, tapi penasaran dengan gunung rinjaninya. Saya yakin pasti wanita tersebut mempunyai blog untuk menulis catper (catatan perjalan). yaa foto tersebut yang membawa saya dengan menujujauh.com

Awal saya kenal dulu, namanya personal web tersebut adalah agitavio.blogspot.com (kalo salah maap git :D) terus berubah nama jadi menujujauh.com, kalo yang saya tau nama tersebut di dapat dari kado yang di berikan seorang teman kepada agit pas muncak ke rinjani, versi lengkap mari kesini RINJANI

Awal baca postingan ke itu tentang semeru, kenapa semeru? karena saya merasa kagum ketika ada seseorang yang bisa sampe puncak ke semeru, soalnya saya belom sempet kesitu ahaha. tulisan dikemas secara ringan kas orang bercerita dengan teman secara lisan bukan secara tulisan.

Di menujujauh.com sekarang terdapat banyak sekali cerita, tidak terbatas hanya di gunung saja.




yaa walaupun saya keseringan mengulang baca di postingan berlabel mountaineering tapi akan saya coba menreview beberapa :)

City Trip
Berisi tentang perjalan Agit si penulis ke kota kota besar(kalo kecil itu desa)dengan teman sesama backpakeran, lebih sering sama om RIffat, malah saya bilang di mana ada Agit disitu ada om Riffat ahaha mereka berdua lebih sering bilang "Napak Tilas" untuk setiap kota yang pernah dia kunjungi sebelumnya, kalo menurut saya itu nostalgia sama kenangan :D.

Mountaineering
ini adalah postingan yang selalu saya suka, walaupun berifat perjalanan mendaki gunung, tapi ketika membaca kita kadang tertawa sendiri, senyam senyum dan berimajinasi sendiri karna kelakuan team yang ikut mendaki, jangan sungkan untuk membacanya. *RECOMMEND

Travel Story
Isinya hampir sama dengan mountaineering, cuma ini ada cerita dibalik perjalan, biasanya awal sebelum Agit si penulis memulai perjalannya.

Culinary
ya tidak usah sama review pasti udah tau kan dari judulnya, yang saya tau Agit itu suka sekali sama yang namanya pisang, soalnya paling kaga bisa diem kalo ada orang punya pisang pasti selalu minta (itu yang saya tahu).

Ya itu sedikit review saya tentang personal web dari Agit, pokoknya kalo situ wanita/cewe yang berminat mendaki tapi masih takut wajib baca postingan di menujujauh.com biar jadi semakin yakin.


OH iya jangan lupa juga beli buku "RUMAH ADALAH DIMANAPUN" Ciptaan Agit dan beberapa pendaki wanita :)




 Mari ditunggu review buku tersebut disini :)


SELESAI.

Saya haru. Serius. Sempat terbersit niatan untuk nraktir Doni Pop Es, tapi ia menolak. Bukan karena nggak enak, tapi kata neneknya, ia nggak boleh makan pop es. Jadi ya udah, saya jajan pop es aja sendirian :(

Dari situ saya sadar....

*hela nafas panjang* 

Terkenal, punya banyak fans, followers bertambah, traffic blog naik terus, bisa bikin buku, atau nama saya mejeng di Gramedia hanyalah sekedar feedback dari konsistensi saya dalam menulis. Lima tahun saya urus blog ini, dari tulisan alay sampai keren kayak gini bukan berarti semua pembacanya suka. Ada beberapa kritik yang masuk, dari yang bikin down sampai kritik membangun. Tapi itu nggak bikin saya berhenti untuk nulis. Saya tetep ngoceh dan nggak peduli blog ini ada yang mau baca atau nggak. Ada yang ngisi kolom komentar atau nggak. Yang penting saya berkarya dulu, kalau orang lain suka, itu namanya bonus.

Dan yang paling penting, tulisan saya cukup bermanfaat untuk orang lain. Ada yang terhibur dengan kegalauan saya selama jalan-jalan, ada yang mampir ke blog ini untuk mencari informasi seputar pendakian, ada juga yang diam-diam jatuh cinta sama saya cuma karena baca blog ini. Aaaaah :')

Siapa, Git? Siapa?
Ada deh :p

Dear, Reader Menuju Jauh...
Tetap setia main kesini yah :')

Terimakasih atas apresiasinya,
Saya bangga menjadi penulis :')

Thursday, 20 March 2014

Giraffe Journey 1; Hutan, Air Terjun dan Puncak


Kenapa Giraffe Journey? Iya. Karena perjalanan ini melibatkan Jerapah! Ha!! Gimana caranya jalan-jalan sama Jerapah? Pasti ke kebun binatang? Tidaaak! Pasti ke Taman Safari? Tidak tidaaak!! Pasti jalan-jalan naik jerapah? Tidaaak!! Gendong jerapah? Bisa jadi!!

Abaikan -______-

Jadi gini, beberapa minggu lalu seorang teman mengajak saya untuk jalan-jalan dalam sehari. Istilah kerennya One day trip. Kalau jalan-jalan ke kota ya bisa-bisa aja. Tapi dia maunya jalan-jalan ke gunung. Sementara hampir semua gunung masih tutup. Terus aku kudu piye :(

Dengan pemikiran yang setengah matang, akhirnya saya mengusulkan untuk naik Gunung Gede saja. Karena sebelumnya saya juga pernah mendaki gunung ini dalam sehari (baca disini: Mendadak Gede 2958 mdpl). Dan kembali ke pertanyaan awal, mengapa Giraffe Journey? Karena teman saya yang bernama Asti ini akan mengajak boneka jerapah kesayangannya jalan-jalan! Ha!!


Minggu, 23 Februari 2014

Awalnya kami sepakat untuk naik bus ke kawasan Cibodas via Kampung Rambutan. Namun ternyata ban motor saya bermasalah (wis biyasaaa) sehingga menyebabkan tugas wajib menjemput Asti gagal. Akhirnya kami janjian di Stasiun Manggarai dan memutuskan untuk menaiki Commuter Line sampai Bogor.


Kami tiba di Stasiun Bogor masih pagi, kurang lebih pukul delapan. Kemudian segera naik angkot sampai entah dimana. Yang pastinya kami turun hanya karena butuh ke ATM. Lalu dilanjut dengan menggunakan bus dan minta turun lagi hanya karena satu alasan; mual. Daripada memuntahi penumpang lainnya, jadi lebih baik turun saja. Dan kendaraan yang terakhir membawa kami sampai pertigaan Cibodas adalah angkot yang ada warna pink-nya itu.

Sesampainya di pertigaan Cibodas, kami membeli jajanan dan melanjutkan perjalanan hingga pintu masuk Cibodas. Pak penjaga pintu tersenyum ramah kepada saya dan memberi harga limaribu untuk berdua, padahal seharusnya per-orang dikenakan biaya tigaribu limaratus. Mungkin beliau kenal saya? Iya, dong! Saya kan terkenal! Muahahaha. *pasang kacamata*

Kami memulai pendakian pukul sepuluh pagi, dengan perkiraan waktu pukul dua belas siang sudah sampai di Air Terjun Cibeureum. Harusnya sih bisa kurang dari itu. Tapi, mengingat badan saya yang semakin buntal dan mudah lelah, jadi pasti akan lama sampainya.

Seperti yang sudah kita tahu, jalur Cibodas ini teduh banget dan saya tetap memakai jaket selama trekking. Saya juga jadi teringat Ihsan di sepanjang jalan kenangan. Ihsan? Siapa lagi, Git? (Pada belum tahu Ihsan? Makanya, buruan beli buku "Rumah adalah di Mana Pun"!! Udah ada di Gramedia setempat, kok! *tetep promo*)

Asti galau. Ternyata diam-diam ia juga sedang memikirkan seseorang di sepanjang jalan sialan kenangan. Tapi bedanya, ketika galau, ia bisa berjalan lebih cepat. Sementara saya? Saya jalan sambil nendang-nendang batu :(



Dedek Jerapah Galau
Duo Buntal

Kami lebih banyak gosip-gosip unyu di sepanjang perjalanan. Yah, namanya juga cewek. Sesampainya di air terjun, kami juga tidak berendam atau main air. Kami hanya bengong, makan dan minum. Ini bener-bener jalan paling random buat saya. Cuma dateng, jalan, terus pulang -__-

Tapi ada enaknya juga, sih. Saya bisa jadi sekalian latihan fisik. Jadi besok-besok kalau kangen gunung, mungkin saya akan kesini saja. Terus juga saya baru tahu kalau ternyata ada tiga curug di Cibodas. Buahahaha. Iya, dari dulu tiap naik kesini nggak pernah sempat mampir ke curugnya. Eh, bukan nggak sempat mampir, tapi nggak ada yang ngajak :(



Jerapah Makan Lontong

Jerapah Minum Pocari

"Jerapah memiliki kaki kaki panjang dan dia bisa menjangkau manapun. Saya berniat membawanya kemanapun petualangan kabur saya berjalan. So that I will feel safe, always." - Asti.

Udah? Gitu doang jalan-jalannya?

Beluuuum!!!

Kami segera turun, takut hujan. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Puncak Paralayang. Nah, disitu saya kumat. Ternyata saya lupa penyakit yang ditimbulkan kalau saya keluar rumah tanpa sarapan. Saya mual dan jackpot ~~~\o/

Saat itu Puncak Paralayang berkabut. Jadi kami tak bisa berfoto-foto ria disana. Tapi saya punya stock foto yang lumayan banyak. Saya sudah sering ke Puncak Paralayang ini. Bukan untuk terjun bebas, tapi cuma untuk bengong dan kabur dari rutinitas. Nggak perlu trekking berjam-jam kesini tapi sudah bisa menikmati puncak dan panorama kota. Dulu, biasanya saya kesini malam minggu dan begadang sampai pagi. Cuma ngeliatin citylight sambil nunggu sunrise. Cukup geblek kan saya? :')

Nih, kalo mau tau Puncak Paralayang seperti apa :3


Tahun 2013

Tahun 2012

Tahun 2012

Tahun 2011

Tahun 2011


Akses ke Paralayang ini cukup gampang. Dari Terminal Kampung Rambutan tinggal naik bus sekali, terus sampai di pintu masuknya. Atau mau coba naik Commuter Line kayak saya tadi juga bisa. Bus yang paling keren yaitu Do'a Ibu, setelahnya ada Karunia Bhakti. Terus ada juga bus kecil kayak Marita atau Parung Indah yang bikin saya muntah selama di bus -_-

Totalnya, dari One day trip ini cuma menghabiskan waktu 10 - 12 jam. Saya berangkat pukul lima pagi dan telah tiba di Kampung Rambutan sekitar setengah lima sore. Asik ya :3
Nah, rencananya akan ada kelanjutannya yaitu Giraffe Journey 2!! Edisi One day trip juga! Ditunggu lanjutannya, ya :)

#GiraffeJourney 2 is Out! Check this link >> Kereta, Kuliner dan Keraton.

Sunday, 16 March 2014

The Giraffe Journey

Tulisan di bawah ini saya kutip langsung dari blog perjalanan Kak @AstiDode. Dialah yang memulai dan mencetuskan The Giraffe Journey ini...
.....satu titik saya sadar ternyata ada satu orang yang paling saya takut kehilangan dan dia bukan jejak yang telah lalu. Saya terlalu pengecut untuk menghadapi kenyataan bahwa ada rasa itu di hati saya. Perjalanan ini saya lakukan untuk membuat saya yakin agar membuang rasa itu jauh-jauh dan membuka perspektif baru, perspektif yang lain, dan belajar memiliki hati seluas langit. Nanti tiba saatnya saya kembali, semoga pencerahan itu datang, saya bisa tersenyum untuk mengucapkan "Halo".
Melangkah Bersama Jerapah

Saya gak pernah berminat untuk membuat buku tentang perjalanan. Oleh karena itu hanya tulisan tentang perjalanan kaki-kaki jerapah inilah yang akan saya tulis. Kenapa jerapah? Saya menyukai corak dan kaki-kaki jenjang binatang ini, seolah dia mampu menjejakkan kaki kemana pun, coraknya seolah dia bisa beradaptasi dalam kelompok lain. 

Belum lama ini permintaan saya untuk memiliki boneka jerapah juga terkabul. Terima kasih, kamu.

Kami berdua sama. Melakukan perjalanan demi sebuah pelarian. Berlari untuk menghindari segala kegelisahan selama di kota. Perjalanan ini, adalah bentuk escaping dari kami berdua :')

Dan The Giraffe Journey akan dimulai. Bismillah...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...