Skip to main content

Memorable Trekking Semeru 2013 - The Series


Entah apa yang harus aku tulis pada post kali ini, untuk membuat judulnya saja aku bingung. Apa kabar blog-ku sayang? Sudah lama ya, ku tinggal? Aku mau cerita, lebih tepatnya disebut laporan. Laporan perjalanan akhir tahun 2012 sampai dengan awal tahun 2013. Sebuah perjalanan hati, perjalanan yang selalu kusebut dengan panggilan alam :-)

Semeru,
Gunung tertinggi di pulau Jawa dengan puncaknya Mahameru pada ketinggian 3.676 Mdpl adalah tujuan destinasi akhir tahunku. Beribu maaf kuucapkan kepada Kukuh Purwo Atmojo, karena Semeru rencana pergantian tahun kita berantakkan, karena Semeru aku membuatmu resah tak karuan, karena Semeru hubungan kita agak sedikit merenggang. Dan maaf, aku lebih dulu ke Semeru, tanpamu.

Aku bukan anggota organisasi pecinta alam, berolahraga pun jarang. Persiapan naik gunung kali ini pun tak akan kelar tanpa bantuan Bang Koko Komaruddin dan Arif Budiman yang bersedia melemparkan peralatan mendakinya kepadaku, dengan sukarela menjelaskan apa saja yang dibutuhkan ketika di alam bebas, dengan sabar membalas pertanyaan-pertanyaan polosku seperti apa kondisi disana. Nama kalian berdualah yang selalu kusebut ketika aku kelelahan. Nama kalian berdualah yang membangkitkan semangat untuk meraih puncak itu. Aku muncak untuk kalian! Aku berhasil sampai puncak karena kalian!!

Dan Ibu,
Aku tak tahu harus bagaimana lagi berucap ketika kau mengizinkan ide gilaku ini. Delapan belas tahun aku hidup, hanya diizinkan pergi ke pantai dan kota-kota besar di Pulau Jawa, namun baru kali ini kau merestuiku naik gunung. Juga Ayah, terimakasih uang sakunya, maaf jika aku boros dan banyak jajan. Kemudian kakak dan adik-adikku, kalian selalu menjadi alasan kenapa aku harus pulang cepat. Tawa kalian mengiringi tiap hembusan nafasku yang berembun di jendela kereta matarmaja. Sebuah keluarga tidak harmonis yang begitu kurindukan pada perjalananku kali ini. Entahlah, rasanya lain. Lain sekali.

Kemudian terimakasih banyak untuk RiriesAgustiany Nursetto,
Yang tiba-tiba datang mengantar kepergianku di Stasiun Pasar Senen.
Terimakasih banyak atas bekalnya yang mampu mengisi perut-perut lapar di kereta, serta jaket pemberiannya yang mampu menghangatkan banyak orang.

Terimakasih..
Untuk Luluk Khanifah dan Mbak Mel - dua sahabat asli Malang,
Untuk Mas Lukman Nur Wahid – si pembuat jersey Meru 13,
Dan untuk seseorang yang mengenalkanku pada keindahan Drini dan Kumbolo..

Serta seluruh nama yang tak bisa disebut satu persatu,
Terimakasih atas dukungan dan cibirannya.
Terimakasih atas dorongan dan ejekannya.
Terimakasih atas semangat dan cemoohannya.
Karena kalianlah aku bisa lebih kuat dari sebelumnya.


Comments

  1. mantap....kalau ke G Rinjani hub kami. https://sites.google.com/site/sembalunagro/

    ReplyDelete
  2. aku ada rencana ke rinjani agustus ini kak :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebodohan di Situ Gunung

Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian. Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di- share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman

Kampung Kauman Free Walking Tour Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi. Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.