Skip to main content

Apa Tujuan dan Alasanmu Naik Gunung?

Mungkin banyak dari teman-teman yang masih bingung, untuk apa tujuan kalian naik gunung? 
Beberapa biasa menjawab seperti ini :
  1. Mensyukuri nikmat Tuhan bahwa Alam Indonesia indah
  2. Menikmati ketinggian
  3. Bermain dengan awan
  4. Melihat pemandangan yang nggak bisa dilihat di kota
  5. Memaknai arti kehidupan yang sebenarnya
  6. Merasakan kesenangan tersendiri ketika sampai puncak
  7. Mengartikan apa itu kebersamaan
  8. Menghilang dari peradaban
  9. Bosan dengan rutinitas
  10. Olahraga
  11. Mencari jodoh
  12. Passion 
  13. Hobi
  14. Lifestyle
  15. Ikut-ikutan
Atau ada tujuan lain dari naik gunung? Silakan diisi di kolom komentar :)

Saya sendiri bingung ketika orang tua bertanya, "Untuk apa naik gunung? Sudah melelahkan, beresiko pula. Bagaimana kalau hilang? Dimakan binatang? Meninggal karena kedinginan?" Saya hanya bungkam dan berteriak dalam batin saya sendiri, bahwa takdir-Nya telah tertulis rapi di Lauhul Mahfudz. Setidaknya, saya selalu berhati-hati dalam menjalankan kegiatan apapun.

Mungkin beberapa teman pun menganggap saya aneh atas kegiatan ini. Saya mahfum benar, sebagai anak yang lebih sering menghabiskan waktunya dengan membaca buku berjam-jam atau mengetik sesuatu di laptopnya seharian penuh ternyata diam-diam memiliki hobi naik gunung. Sebetulnya bukan hobi, sih. Namun lebih tepat dikatakan sebagai candu.

Ya, saya kecanduan naik gunung.
Saya ketagihan bagaimana rasanya berada di atas awan, bercengkrama dalam hangatnya kebersamaan, dan lain-lain yang telah saya sebutkan di atas. Saya juga merasa memiliki hutang tiap kali turun gunung dan tak menulisnya ulang di blog ini. Semakin sering saya naik gunung, semakin banyak tulisan yang saya hasilkan.

Berjalanlah keluar, kamu akan memiliki satu sampai dua dongeng saat kembali.

Quote diatas yang selalu meyakinkan saya, bahwa sebuah perjalanan tak akan ada yang sia-sia. Seburuk apapun perjalanan yang kita tempuh, pasti menghasilkan cerita, bukan? Cerita buruk atau menyenangkan, yang penting kita memiliki oleh-oleh, sebuah dongeng.

Dan hal itu pula yang menjadi tujuan sekaligus alasan saya naik gunung...

"Semua ini demi cerita ke anak-cucuku nanti. Bukan hanya cerita Cinderella dan sepatu kacanya, tapi juga aku dan sepatu gunungku."


Saya selalu membayangkan bagaimana anak-cucu saya nanti, dengan mata mereka yang berbinar mendengarkan ibu/neneknya bercerita tentang gunung-gunung yang tinggi, pucuk-pucuk yang tak terjangkau, maut yang begitu dekat, hingga bagaimana memaknai arti hidup sebenarnya. Saya tak pernah mendengar dongeng seperti itu dari orang tua saya sendiri. Saya ingin anak-cucu saya nanti memiliki wawasan yang luas, yang membuat mereka bisa menjalani hidup layaknya orang naik gunung; "Tetap menunduk ketika naik dan tetap tegak ketika turun." Yang memiliki arti seperti ini, kita harus tetap merendah ketika sedang berada di puncak kehidupan, dan berusaha tetap tegar ketika hidup sedang di bawah. Roda benar-benar berputar, bukan?

Jadi, apa tujuan dan alasanmu naik gunung?
Apa tujuan kita sama?
Kayak mereka-mereka ini, tiba-tiba posting foto kayak gini...








:)

Comments

  1. Tujuan naik gunung : merenungkan kesalahan selama kita hidup dan bersyukur telah di beri kenikmatan selama ini :))

    ReplyDelete
  2. "Semua ini demi cerita ke anak-cucuku nanti. Bukan hanya cerita Cinderella dan sepatu kacanya, tapi juga aku dan sepatu gunungku."

    Petuah baru nih :D

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. Jika ada yang bertanya "kenapa naik gunung?", karena jawabannya ada disana.

    ReplyDelete
  5. aq dan payung pink kesayanganku.. :D

    ReplyDelete
  6. Replies
    1. emang di gunung ada apaan sih bang? Wkwkwk

      Delete
  7. Mungkin masih belum begitu jelas makna kenapa saya suka sekali naik, tapi saya pernah sedikit menulisnya disini http://walktothetopofindonesia.blogspot.com/2013/11/dan-tiba-tiba-mahameru-ada-di-hadapanku.html ceritanya belum selesai, tapi sudah bisa tergambar.

    ReplyDelete
  8. ikut komen ah :D
    tidak perlu alasan untuk menyukai sesuatu.
    yg jelas, saya menikmatinya.

    ReplyDelete
  9. Alasannya karena Aku Sombong Pea tapi Bersahaja .... #Cruiser :))
    Sombong : tau gunung tinggi dan berisiko dinaikin
    Pea : Udah tau dingin enak dirumah malah tidur ditanah dan tenda
    Bersahaja : Masak sendiri, Saling bantu, dan Kekeluargaan yg uhuuy deh

    ReplyDelete
  10. cuma ikut-ikutan aja.. wkwkwkwk..

    mudah-mudahan klo udah tua nanti, bisa berdiri di puncak mahameru sambil liat sunrise..

    ReplyDelete
  11. Klo dah naik gunung, beban kerjaan jadi hilang. Klo dah turun, baru inget lagi :(

    ReplyDelete
  12. iya, mengumpulkan cerita buat anak-cucu... ^_^

    ReplyDelete
  13. Kalo di tanya naik kenapa naik gunung? Bakal jawab dengan polos karna gunungnya ke atas kalo ke bawah jadinya turun :))

    ReplyDelete
  14. saya baru pertama naik gunung ke semeru, walaupun gak sampe puncak tapi banyak pelajaran hidup yg bisa saya ambil :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah... semeru memang bener-bener tempat buat 'belajar' mbak :)

      Delete
  15. tahun baruan d gunung tertinggi d sumatra asiiikkk bangettt,,... :)

    ReplyDelete
  16. pingin juga naik gunung tp ga ada temenya :) untuk urusan sholat gmn mbak pake air wudhu apa tayamum share dong pasti dingin bget ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. tergantung tempatnya. Kalau banyak air, usahakan berwudhu. gakpapa dingin yang penting segeeeer. hehehehe

      Delete
  17. klo saya ga bisa jwb mba,,dri kecil sya suka kegiatan alam,menarik,menantang,dsb..tp klo ditanya alasannya knp sya suka itu semua,,sya bingung mau jawab apa,,hehe

    ReplyDelete
  18. menjauhkan diri dari aktifitas kota untuk sementara, mencari inspirasi dan ngumpul sama kawan =)) yang mau cuzz gunung jgn sampe ketinggalan perlengkapannya :D

    ReplyDelete
  19. kenapa ke gunung?
    Tafakur, Tadabur, Tasyakur atas Nikmat Kehidupan :D

    alhamdulillah :)

    ReplyDelete
  20. klw di tanya,, kenapa naik gunung?... tinggal jawab aja " KARENA IBUKU SEMANGAT HIDUPKU "

    ReplyDelete
  21. Kalo ditanya "Kenapa naik gunung?"
    Dijawab "Karena pengen tau rasanya turun gunung"

    Hahaha

    ReplyDelete
  22. Kenapa saya naik gunung? Karna gunung itu banyak tanjakan, kalo treck lurus jogging namanya..hehehe..#bercanda

    Kenapa naik gunung.?
    Saya juga bingung kalo ditanya seperti itu,,tapi Ada satu kepuasan ketika saya berada digunung, gunung itu guru kehidupan,yg banyak memberi pelajaran buat saya..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebodohan di Situ Gunung

Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian. Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di- share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman

Kampung Kauman Free Walking Tour Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi. Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.