Friday, 20 June 2014

Menghabiskan Hari di Negeri Laskar Pelangi

Cerita sebelumnya klik ini ~> Keliling Belitung Timur dalam Sehari :)

Sebagai pecandu ketinggian yang selalu membawa tenda dan matras tiap bepergian, Nauvel merasa kami perlu berkemah di Belitung. "Bang, di Belitung yang bisa gelar tenda, dimana?"

"Ada, nanti di Tanjung Tinggi. Kalian mau kemah ha'?"

"Iyah, aku bawa tenda 4 person sih." Jawab Nauvel antusias. Bang Kiray sibuk menghubungi kawannya via ponsel. Sementara kami bersiap-siap untuk check out dari penginapan tapi tetap menyewa motor. Hari ketiga, kami berencana menghabiskan malam di satu pantai yang identik dengan film Laskar Pelangi, yaitu Pantai Tanjung Tinggi.

Jadi, ini Pantai atau Tanjung, Git? Yaaa.. terserah kalian aja lah nyebutnya apa :))

***

Kamis, 29 Mei 2014
 
Kami sengaja berangkat siang karena memang niatnya main air di pantai hingga sore sambil duduk-duduk manis menatap senja. Setelah check out, bukannya langsung berangkat tapi kami malah singgah di rumah Bang Kiray sampai sore. Kami terjebak hujan sekaligus menanti kedatangan kawan Bang Kiray yang lain.

"Sebenarnya bisa naik-naik ke Batu Baginde atau Gunung Tajam kalau mau kemping. Tapi kasihan kakak kamu lagi hamil muda gitu, soalnya trekkingnya lumayan. Jadi kita ke Tanjung Tinggi aja nggak papa ya?"

"Nggak papa baaang, yang penting kemping hore!" Sahut saya mengiyakan.

"Enak kalau jalan sama anak gunung, nggak ngeluh kalau diajak susah!" Celetuk Bang Kiray. Kami tertawa mendengarnya.

Bang Kiray merupakan bagian dari Gabungan Pecinta Alam Belitong yang biasa disingkat GAPABEL. Sebelumnya ia juga pernah mendaki Gunung Gede, Semeru dan Rinjani. Makanya kami nyambung kalau ngobrol dengannya. Nggak sudah-sudah Bang Kiray bercerita tentang pengalaman lucunya selama mendaki gunung. Sayang, Bang Kiray hanya bisa mendaki gunung sekali dalam setahun karena biaya yang mahal dan gunungnya terletak di luar Belitung semua. Iya, Belitung nggak punya gunung, tapi punya Gunung Tajam dan Batu Baginde. Juga punya pantai-pantai berbatu granit yang bisa dinaiki.

Indonesia punya keunggulan alamnya masing-masing, tinggal bagaimana kita memaknai perjalanannya satu per satu.

Dan libur panjang di Belitung ini tidak akan kami habiskan dengan main air di pantai saja! Tapi juga tidur di pasir pantainya sampai pagi! Kebetulan Bang Kiray memenuhi request saya untuk membawa gitar. Kapan lagi kan kemping bawa gitar? Kalau di gunung kan rempong, bawa diri aja susah, apalagi bawa gitar :(

Selepas Ashar, teman Bang Kiray datang. Namanya Bang Doyok, penampakannya kribo. Ia menggendong sebuah daypack dan menggenggam kantung plastik berisi ikan. Wah, nanti malam mau bakar-bakar. Asik ya XD

"Yuk, berangkat!" Ujar Bang Kiray. Kami bersiap menuju tempat dimana motor diparkir.

Ready to go

Perjalanannya lumayan lama dan sempat terhenti beberapa kali karena mencari bumbu-bumbu masakan yang belum lengkap. Kami juga sempat berhenti sebentar di Bukit Berahu dan Tanjung Binga. Eh iya, Papih sempet motret ini. Nelayan Belitung keren, ya! :')

Jembatan dan Rumah Kayu

"Kita nge-camp disini, Bang? Kok rame orang?" Tanya saya bingung.

"Tenang, disini kalian main air saja dulu. Ngecampnya jauh disana nanti. Oh iya, kenalkan ini kawan-kawan Abang." Kami bersalaman dengan teman Bang Kiray yang lain. Rencananya mereka juga ikutan kemping nanti malam. Wah, pasti ramai.

"Abang-abang ndak ikut nyebur?" Pertanyaan konyol terlempar begitu saja dari mulut saya dan hanya dijawab tawa oleh mereka. Mereka juga pasti sudah bosan lah main air di pantai ini. 

Kamera kami serahkan kepada Bang Megi. Sedangkan kami menyewa perahu dan mendayung menjauhi daratan.

Ini Bang Megi, Ciyee pake Official T-Shirt Semeru :)))
Ini Pantai Tanjung Tinggi
Mari Meluncur
Ini padahal masih dekat sama daratan :)))

Kami nggak lama main perahu-perahuannya, karena kesal perahunya nggak jalan-jalan dan yang ngedayung o'on semua. Hahaha. Tapi untunglah Bang Kiray dan kawan-kawan mengajak kami menyusuri pantai ini sampai ke ujung-ujungnya. Kami mendapatkan sunset yang menawan!

Laskar Pelangi~
Lovieisme everywhere~

ciyeee hanimun ciyeee...
CIYEEE SENDIRIAN CIYEEE!!!
Ciyee Nauvel baru berapa hari di Belitung udah bikin BoyBand aja...

"Pindah, yuk! Di tempat kita nge-camp sunsetnya lebih mantap!!" Ujar Bang Kiray memprovokasi. Saya dan Ciah segera mengganti pakaian karena katanya ditempat kami ngecamp nanti nggak akan ada orang dan rumah warga. Lokasi kemping kami masih di area Tanjung Tinggi, tapi lebih terpencil juga aksesnya sulit. Dan benar saja, kami harus melintasi hutan yang ada bekas jalan motornya, itu pun nggak bisa dilalui mobil. Kami curiga kalau Gapabel punya markas disini!

Dan yang paling menyenangkan, pantainya nggak ada orang lagi selain kami!! yeeeayyy..
Kami berbagi tugas. Ada yang mendirikan tenda, ada yang cari kayu bakar dan bikin api, ada yang pasang hammock, ada juga yang foto-foto.

Hanya ada kami
Beberes tenda
Hammockan
Main Api
Menanti Senja
Wahai Senja... Dengan apalagi aku bisa memelukmu...

"Pantai ini dengar-dengar sudah dibeli Aston." Ujar salah satu teman Bang Kiray.

"Lalu Aston mau buat hotel disini?"

"Mana ku tahu! Nah, beruntunglah kamu Vel, Git, sudah bisa merasakan kemah disini!" Saya mengangguk setuju.

"Iya, Bang. Mungkin sepuluh tahun lagi Belitung udah macet, ke tempat ini juga mesti bayar." Sahut Ciah yang diam-diam menyimak.

"Sayang betul, ya. Beberapa pulau di Belitung juga sudah jatuh ke tangan orang-orang berduit macam Ahok dan Tommy. Apalah orang kecil macam kami ini."

Kami terdiam sesaat, mendengarkan suara adzan yang syahdu. Kemudian menunaikan maghrib di atas pasir beralaskan matras. Berdoa yang terbaik untuk negeri laskar pelangi, juga keindahan alam di belahan negeri lain.

***

"Mari makan!" Ujar kami serempak setelah ikan bakar matang. Kami makan beramai-ramai dengan alas kertas nasi ditambah sajian nugget, sosis dan teri kacang serta sambal kecap. Nikmatnya makan ikan bakar di tepi pantai sambil menatap langit berbintang adalah hal yang sangat sulit ditemukan di kota Jakarta. 

Kadang, kita memang perlu menjauh dari rutinitas demi menemukan hal baru, seperti malam ini.
 
Ikannya nggak bisa digoreng, kulitnya keras.
Duh, jadi laper...

Usai makan, kami bernostalgia. Cerita ngalor-ngidul sambil bernyanyi tak henti. Lagu-lagu yang dibawakan Bang Kiray seolah mengejek kami yang masih bujangan ini. Oh, iya.. Bang Kiray dan teman-teman lainnya menyanyikan lagu yang tak pernah saya dengar sebelumnya. Judulnya Mawar Rimba.

"Itu lagu siapa, Bang?" Tanya saya penasaran. Karena liriknya menyebutkan kata Kalimati, Tanjakan Cinta dan tempat-tempat di Semeru.

"Itu bikinan Bang Kiray buat aku, Git." Ujar Bang Megi malu-malu.

"Iya, jadi ceritanya Megi jatuh cinta waktu mendaki gunung Semeru. Aku juga kagum sama perempuan-perempuan tangguh yang hobinya mendaki. Jadilah kubuatkan lagu untuknya dengan judul Mawar Rimba. Lihat cewek di hutan itu kayak melihat bunga mawar di tengah belantara." Tutur Bang Kiray dengan logat Melayunya yang khas. Saya menyimak dengan mata berbinar. "Jadi selama trekking tuh si Megi pendiam betul, jaim gitulah sama cewek yang dia taksir. Hahaha."

"Terus aku buatkan masakan untuk anak-anak. Tapi aku teriak gini 'hey,pastanya sudah matang. sini makan pasta!' padahal mah masakanku gagal, tapi teriak pasta saja biar cewek itu noleh ke arahku. Biar kelihatan keren!" Sambung Bang Megi. Saya cekikikan melihat noraknya Bang Megi memancing perhatian gadis gunung.

"Ah, Semeru ngangenin ya... Kalau Rinjani cantiknya subhanallah sekali." Ujar Bang Kiray sambil memetik gitar. Saya turut mengaminkan perkataannya. Dua gunung itu benar-benar.... ah, entahlah. Saya juga bingung harus bilang apa.

Malam itu, saya tak banyak bicara. Hanya turut bersenandung sambil sesekali menyesap kopi manggar di gelas Nauvel. Debur ombak melebur dengan debar jantung saya. Malam tak pernah usai. Seperti perjalanan hidup yang tak akan pernah selesai.

Sayang nih nggak bawa tripod, padahal milkywaynya keren... Batin saya sebelum tidur.

***

Jum'at, 30 Mei 2014

Ketika bangun dari tidur, yang saya bayangkan pertama kali adalah... ini hari terakhir kami disini, di Tanjung Tinggi yang katanya sudah dibeli Aston. Kami juga harus segera pulang dari tempat ini sebelum shalat Jum'at. Maka, kami memuaskan bakat model yang terpendam untuk foto-foto dengan berbagai gaya.

Mengangkat Batu
Bang Doyok banyak tingkah X))
Ini batunya mirip jari kaki!
Ceritanya makan mie :))))

"Ciah, gue tau kalo anak lo kembar, nanti dinamain apa." Celetuk saya.

"Apa?"

"Langit Biru sama Laut Bening. Gitu aja cukup." Jawab saya singkat. Tiba-tiba Bang Kiray berteriak.

"Haduuuuh, itu calon nama anakku kalau punya anak perempuan! Akan kunamakan ia Bening Embun!" Saya cengengesan melihat ekspresi Bang Kiray.

"Wah, keren. Anak pertama namanya Hijau Khatulistiwa, yang kedua Bening Embun. Unik, Bang!"

"Kayak Ebiet G.Ade dong, Bang. Cinta sebening embun~"

"Hahahaha... Tapi nggak apalah, aku rela kalau nama Bening kamu yang pakai. Silakan."

Tau nggak, kenapa saya nyeletuk Langit Biru sama Laut Bening? Karena lihat ini...

Ini pantai beneran nggak ada orangnya dong ~
Ya Kan? Nggak ada orang kaaan? X'))
INI KEREN MAK!!!
Berenanglah dari sekarang, sepuluh tahun lagi mana bisa sebebas ini :'')
Hari semakin siang, sudah saatnya kita pulang...
***

Senja di Tanjung Pendam

Kami ke Tanjung Pendam sore hari, setelah istirahat dan bersih-bersih di rumah Bang Kiray. Tanjung Pendam terletak di pusat kota. Sekilas mirip Pantai Ancol di Jakarta atau Pantai Melawai milik Balikpapan. Di sini, kami berkenalan dengan kawan-kawan Gapabel lainnya. Asik ya, punya banyak keluarga :))

"Coba kalo gue ikut agen travel, Git. Mana bisa ikutan camping sama temen-temen gunung lu itu." Ujar Ciah kepada saya. Syukurlah, ia senang dengan fasilitas yang seadanya ini. Hahaha.

Tanjung Pendam
Pusat Kuliner, Olahraga, Taman Kota ada di Tanjung Pendam! :)
Menanti Senja

Lovieisme dalam Senja

Duo Kribo :)

Mari Melaut, Mari Menuju Jauh...

Dan foto-foto barusan adalah senja terakhir yang saya saksikan di ranah Belitung. Kami kembali ke Jakarta esok pagi, dengan banyak kenangan yang telah kami alami. Hmmm, sebagai kejutan, kami persembahkan video perjalanan (amatir) selama Menuju Jauh ke Belitung. Bisa klik di ~> sini. Selamat menikmati^^


 

Ada kalanya kita perlu menuju jauh, bukan hanya untuk menjauh dari rutinitas.
Tapi juga untuk sekedar menemukan hal baru, pengalaman baru,
atau keluarga baru.

Ibarat nelayan...
Berlayarlah, yang jauh.
Kelak kau akan menemukan apa yang kau cari,
untuk membawanya pulang.


SELESAI

Special Thanks to: 
Bang Kiray n family
GAPABEL & Arcapada Belitong
Pak Maulidi (081929798370)

23 comments:

  1. keren banget mbak,,,pengen kesitu,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. BANGEEEET. aku juga pengen kalo diajak kesini lagi :')

      Delete
  2. masih cerita sambungan sebelumnya ya?
    eh ngomong2 kalau traveler selain jalan2, banyak gak sih yang mengadkan semacam penelitian Ilmiah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, benar. ini postingan terakhir dari rangkaian ceritaku selama di Belitung :'(
      wah, kayaknya sih banyak juga yang jalan-jalan sambil penelitian. contohnya kayak wanadri yang penelitian di gunung/hutan atau pecinta alam yang susur pantai untuk tau ekosistem dll. enaknya, mereka bisa jalan-jalan sekaligus dibiayai organisasinya! :)

      Delete
  3. Sunsetnya keren banget....klo sama orang lokat mereka tau aja terpat tersembunyi yg keren..

    ReplyDelete
    Replies
    1. banget.. btw, kalo aku ke borneo kontak kamu aja ya, kak! biar dapet tempat tersembunyi yang keren :D

      Delete
  4. anak gapabel memang selalu eksplore belitung dan mencari spot baru, sayang bertemu cuma kalau pas lagi mudik aja :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. asiknyaaa. Kak iwan aslinya dari Belitong kah?

      Delete
    2. ya asli belitong.
      kalau main2 lagi kabarin aja mbak :)

      Delete
  5. Kmrn kita mampir ke tanjung tinggi cuman sekedar mencicipi gangan katarap nya aja. Ternyata lucu juga kalo camping ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. gangan katarap kita masak sendiri dong di rumah Bang Kiray XD

      Delete
    2. Tapi lidah ku tak sepaham ama cita rasa nya, agak aneh dengan mulut ningrat ku ini :-)

      Delete
  6. karena loading foto2nya lama, jadi saya stop dan langsung nonton videonya. Itu yang nyanyi dirimu mbak? Merdu juga suaramu, hahaha. Bisa terbayanglah indahnya pantai2 di Belitung dari videomu itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, kemarin lupa compress foto terus langsung upload yang bagus-bagus :(
      aiiiih, suaraku dibilang merdu = merusak dunia? hahaha. kalau mau dengar yang lain cek aja http://soundcloud.com/agitavio ya ^_^

      Delete
  7. duh air lautnya bening bener ahaha niat ke pulau seribu malah ke pengen kesitu wkwkw racun bener ini web dah

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk mending sawarna aja kakak banyak batu gedenya juga :D
      eh tapi dimanapun tempatnya, jangan lupa bawa nesting, kompor, tenda! wkwkwk

      Delete
  8. Panas ga Git? Aku beberapa kali camping di pantai, kepanasan.
    Itu foto yang ceritanya makan mie, kocak banget. :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita pulang sebelum siang dan udah kepanasan, kak :|
      wkwkwk iya itu ada-ada aja X'))

      Delete
  9. Do you ever go to Belitung Island? If not, then try it. It is very beautiful, peaceful. For more informations about Belitung Island, you are welcome to belitunginfo.com.

    ReplyDelete
  10. airnya benar-benar bening ya, indah sekali pantainya..

    ReplyDelete
  11. Keren, minta kontaknya dong,

    ReplyDelete
  12. saya ada rencana nanti dibulan desember mau camping ke belitung, dan tempat ini sangat menarik untuk mendirikan tenda. kalau tidak keberatan boleh kan dibagi nama lokasi tempat abang semua camping di blog ini.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...