Skip to main content

Gerobak Cokelat; Kuliner Cokelat Tradisional


Bekasi saat ini, apalagi tiap sabtu-minggu, entah mengapa macetnya bukan main. Mungkin ini adalah efek dari beberapa mall yang baru dibuka. Pada suatu sore saya terjebak kemacetan dengan seorang teman, kami lantas pasrah menunggu jalanan sepi dengan muter-muter sesukanya di Kota Summarecon Bekasi. Mengingat perumahan ini masih terbilang sejuk dan asyik untuk bersantai karena memiliki taman terbuka dengan pemandangan rumput hijau dan piramida unik yang menjadi ikon dari perumahan tersebut.

Sumber: 4w4n.blogdetik.com

Sambil mengamati lini masa di twitter, saya menemukan sebuah retweetan yang berisi kurang lebih seperti ini; "Gerobak Cokelat Hadir di Bekasi! - @GerobakCokelat @geco_bekasi" Saya yang memiliki tingkat ke-kepo-an tinggi, akhirnya meng-klik salah satu akun twitternya dan berhasil nyangkut di websitenya GerobakCokelat.com.

"Kak, Gerobak Cokelat yuk! Di deket sini tempatnya! Kayak cafe gitu, jajanannya lucu-lucu!" Ajak saya sambil terus mengamati menu-menu yang tertera di web.

"Yuk! Di blok apa?" Sahutnya antusias.

"Di Ruko Sinpasa B26. Sebelah mana, ya?" Saya meragu. Takut kesasar.

"Cari aja, yuk. Summarecon juga gini-gini aja kok!"

Motor melaju ke Ruko Sinpasa, tidak sulit mencari rukonya dan ketika kami tanya kepada penjaga loket parkir, lokasi Gerobak Cokelat ada di bagian belakang ruko. Setelah memarkir motor di pelataran, kami segera masuk ke dalam. Pelayannya menyambut kedatangan kami dengan ramah, lalu menjelaskan fasilitas di setiap lantainya. Lantai 1 di-desain seperti cafe pada umumnya, berupa meja dan kursi serta diiringi alunan musik menenangkan hati. Di lantai 2 konsep tempat duduknya ditata lesehan seperti angkringan. Sementara di lantai 3 dikhususkan bagi pengunjung yang mau nyokelat sambil ngerokok. Kami lantas meluncur ke lantai dua dan leyeh-leyeh bersandar tembok karena lelah akan Bekasi yang macet tak henti-henti.

Lantai 2 (Sumber: BekasiUrbanCity.com)
Suasananya cocok buat nongkrong bareng teman, pacar, keluarga, atau, hmmm... sendirian. Karena walaupun sendirian, kalian bisa memanfaatkan fasilitas wi-fi yang tersedia, bisa juga ngecengin pelayannya yang unyu-unyu itu. Heuheuheu. Oh iya, menu yang tersedia bermacam-macam dan bikin ngiler semua. Harganya juga ramah di kantong, nggak ada yang lebih dari duapuluh ribu!

Enak :3
Green Tea Latte atau Hot Supremme Chocolate?


sumber: bekasiurbancity.com

Udah ngiler? Yuk, ajak aku kencan kesini :3

Gerobak Cokelat Bekasi ini buka dari jam 10 pagi sampai jam 12 malam, tapi selama bulan puasa buka dari jam empat sore sampai capek. Oh iya, buat kamu yang diluar bekasi, jangan kuatir, Gerobak Cokelat juga buka cabang di Solo, Purwokerto, Palu, Bandung, Yogyakarta dan Banjarmasin. Next akan buka di Tangerang dan Jakarta. Doakan cepat kelar, yaa...

Comments

  1. Hohoho, ketauan dirimu klo dikasih makan coklat jadi jinak ya mbak, hahaha.

    Eh, yang di Jogja cabangnya di mana ya? cari tahu ah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jalan Wahid Hasyim no.8 Nologaten :D
      Yuk ajak aku kesana! XD

      Delete
    2. Asiik dijajanin mbak Agit! o.o

      Delete
    3. oke, tapi dirimu jajanin aku jejamuran sama nyusu di kalimilk ya! :p

      Delete
  2. Okeh, gua coba nih cokelat ny... ngapa lu kgak ngajak sih?

    ReplyDelete
  3. Bukan postingan ini pas puasa gini ternyata fatal..langsung laparr hehehe

    ReplyDelete
  4. OK Fine .. aku ngak mau nyobain, kejauhan hahahaha. Btw ngiler disiang bolong jadi miki ntar sore buka puasa pake apaan yaaaaaaaaaa :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. issssh kamu tungguin aja yang di jakarta aja kak cuuum :p

      Delete
  5. wkwwkwk kedua master saya ngumpul di sini adamas torrro and mas Wijna...pelukk erat wkwkwk ketularan lebaynya mas torro hahaha...pizzz , kmudian dicap mas wijna...kik kamu lebay...wkwkwk ampuunnn sy jadi bimbang...sudahlah saya milih kayak mbak ageta...yg duduk manis..nahan...Ya Allah eri hamba rejeki ya Allah bsa rasain gtu juga aamiin heheh...oo d jogja ada to? wah perlu sgra blogwalking lg nih mantap dah....

    ReplyDelete
  6. Masih adakah tempatnya??? baru tau nih ada blog yg ngulas tempat-tempat keren di Bekasi...hehe

    ReplyDelete
  7. aku udah kesana dan mengecewakan mba pelayanannya dan memang sepertinya cuma coklatnya aja yang mengigit mulut,,untuk menu mie rempah, sosis sama sapi lada hitam yang dipesen kurang cocok dengan lidahku

    ReplyDelete
    Replies
    1. oya? waaaah sayang bangeeet yaaa, padahal tahun lalu masih baik bgt loh pelayanannya waktu baru2 bukaaa

      Delete
    2. Hallo kak Rini Agustina..salam kenal..
      Maaf ya kak kalo dari pelayanan Gerobak Cokelat kurang memuaskan..ke depannya pasti akan kami perbaiki..semoga kakak dan teman2 nggak kapok ya mampir lagii..
      xoxo.

      -Gerobak Cokelat Management-

      Delete
  8. Hallo kak Agita Violy..salam kenal yah..
    Trimakasih banyak atas review Gerobak Cokelat nya..Ajakin terus ya temen2nya buat dateng dan nongkrong di Gerobak Cokelat..Sekali lagi terimakasih banyaakk!!
    xoxo.


    -Gerobak Cokelat Management-

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebodohan di Situ Gunung

Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian. Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di- share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman

Kampung Kauman Free Walking Tour Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi. Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.