Skip to main content

Terminal Wisata Grafika Cikole, Lembang


Dan Lembang, bukan hanya sekedar bagian dari Bandung yang dingin. Tapi lebih dari itu, ia melibatkan bumi perkemahan, wisata outbond, hotel-hotel dan tempat kulineran.
*gagal romantes*


Sesuai janji Pak Bos, setelah mandi dan berendam air hangat di Ciater, kami melanjutkan perjalanan ke Lembang. Penginapan telah dipesan di Terminal Wisata Grafika Cikole. Apah? Nginep di Terminal? Yang bener aja!!

Eitss, santai dulu. Jangan su'udzhon dulu. Gugling dulu, gih. Atau baca tulisan saya sampai habis :)) 

Terminal Wisata Grafika Cikole merupakan tempat wisata yang tepat untuk menyelenggarakan aktivitas outbound bagi keluarga, instansi, sekolah dan reuni komunitas apapun. Tempat wisata ini dilengkapi dengan restoran serta hotel yang berada di kaki gunung dengan ketinggian 1400 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berada di Jalan Raya Tangkuban Perahu km 8, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Udara yang sejuk dengan suhu 17 - 20 derajat celcius dengan kontur area yang berbukit dan dikelilingi hutan pinus seluas 9 ha membuat diri ini menggigil dan ingin pelukan/kelonan selimutan terus-terusan.

Penginapan yang disediakan ada beberapa macam. Ada kamar honeymoon, kamar keluarga, sampai tenda! Jangan takut tendanya bocor atau rembes karena safety banget. Di bagian bawahnya sudah dipasang papan, di dalamnya pun tersedia kasur. Namun sayang, saya nggak nginap disana :( 


Sumber : liburan-anak.com
Patung Selamat Datang
Anak-anak Tangga
Kesannya Horor Gitu
Lampu-lampu di Kamar


Mungkin, karena saya keasikan foto-foto, saya jadi kehabisan bahan cerita. Jadi, biarkan foto-foto ini saja yang bercerita, ya :')



Keceriaan di Malam Hari


Antara Jagung dan Ubi Rebus
 
Tidur Sambil Memeluk Balon

Di penginapan juga disediakan makan malam, cemilan dan air panas (ya iyalah). Harganya sesuai paket yang dipesan. Saya sedih deh karena nggak ada foto saya :( Ditambah lagi ketika kami main-main api unggun, saya masih sibuk nugas di kamar. Ya, namanya juga mahasiswa.


Joget-joget
Ceritanya Selfie :3


Hari semakin larut, 
Lembang yang dingin membuat saya mengerut,
 di dalam selimut...

***


Hari kedua kami habiskan dengan outbond dan joget-joget (lagi) juga beberapa lomba dari kantor. Saya pribadi tetap sibuk dengan dunia sendiri dan kotak hitam di genggaman. Saya juga memutuskan pulang sendiri dan berpisah dengan rombongan kantor. Mau mampir dulu ke Bandung, sekaligus pulang ke kamu.


Pagi di Lembang

Bangun Tidur

Joget Balon
Joget (lagi)
Bersamamu Pasti Lebih Indah
Outbond













 Rumah adalah di mana pun,
selama kamu menemukan rasa nyaman,
rindu,
dan merasakan pulang.

Karena pulang,
bukan melulu soal tempat,
tetapi soal rasa dan perasaan.

Dan kepadamu,
juga Bandung,
aku kembali pulang.

Comments

  1. Fotonya bagus2, jadi pengen kesana. Salam kenal mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga. Aku juga jadi kangen pengen kesana lagi :')

      Delete
  2. wah keren... ini semacam campground yah... keknya bersih sama rapi...kerawat banget :D
    suka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah, tapi ada cotage juga yang rumah2nya unik dan di bukit2 gitu. berasa di negeri para hobbit :D

      Delete
  3. Saya suka sama fotonya si Bapak yang sedang duduk pakai sarung

    ReplyDelete
  4. Untuk menuju kesana anda keluar pintu tol Pasteur masuk jalan pasteur ada lampu merah belok kiri melalui jalan Sukajadi melewati Paris Van Java terus lurus masuk ke jalan Dr.Setiabudi melewati Kampus UPI terus melewati terminal Ledeng di sebelah kanan kita menuju ke arah Lembang terus ikuti kemudian kita melalui jalan raya lembang kearah Subang atau arah Tangkuban Perahu melewati komplek Brimob tak jauh dari sana kita sampai di tujuan tepatnya daerah Cikole.

    ReplyDelete
  5. hello .mau tanya.. kalo kita pergi ke grafika cikole dari jakarta kira2 40orangan serunya maen game paket apa ya. atau yang individuan aja ya? soalnya sore dah mesti balik lagi ke jakarta . biar waktunya maksimal. thks...

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisaa kok berangkat pagi balik sore. langsung ikutan paket outbond dari panitianya aja, nanti juga sebelum outbond ada pemanasan berupa game dan lari-larian :)

      Delete
  6. Agiiittt..... Alur cerita ama foto kamu bagus2.... pake kamera apa ??

    ReplyDelete
  7. Malam kak, kalau membawa tenda sendiri biayanya berapa ya?

    ReplyDelete
  8. Malam kak, kalau membawa tenda sendiri biayanya berapa ya?

    ReplyDelete
  9. tempatnya bersih banget dan terlihat sangat nyaman..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebodohan di Situ Gunung

Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian. Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di- share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman

Kampung Kauman Free Walking Tour Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi. Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.