Skip to main content

Es Campur Bawon


"Mang, es campur satu. Bawonnya banyakin yah.."

"Loh, Bawon itu nama saya."

"Loh, kirain es campurnya pake Bawon. Makanya penasaran Bawon itu apa."

"Bukan, Bawon itu nama saya."

Krik krik krik...

As we know, Cirebon panas banget! Terus masa panas-panas makan nasi jamblang atau empal gentong. Pasti nyari yang segar-segar dulu, kan? Nah, kalau mau cari yang segar tinggal ke Alfamart terus beli teh kotak. Tapi yang bener aja, udah jauh-jauh ke sana masih jajan teh kotak :(

Es Campur Bawon adalah rekomendasi pertama saya sebagai pelepas dahaga dari Cirebon yang panas. Letaknya tidak jauh dari Stasiun Cirebon Kejaksan, di dekat alun-alun atau Masjid Raya. Pas di pinggir jalan Kartini. Kenapa Es Campur Bawon? Karena ada Bawonnya? Bukan! Bawon itu nama yang jual!

Karena ini...



Perpaduan antara kopyor, kolang-kaling, alpukat, sirup pisang susu ditambah dengan 5 biji durian utuh! Gimana rasanya? PECAH!! Alpukat dicampur es susu aja udah enak banget, lah ini ditambah durian. Gak kebayang kan rasanya? Aduh, lumer di mulut. Meleleh. Melted. Cakep. Maniiiiis :))

Saya lebih pilih nyebut Es Bawon ini es teler daripada es campur. Karena bener-bener bikin saya teler. Nge-fly. Nggak ngerti lagi deh. Wajib dicoba selagi jomblo. Apa hubungannya, Git? Ya, daripada jomblo ngenes dan frustasi terus nenggak baygon, mending minum ini! Hidup kamu akan terasa lebih manis. Serius!

Es Campur Pak Bawon disajikan dalam sebuah gelas ukuran besar dengan harga duapuluh ribu rupiah. Dijamin lebih memuaskan daripada minum teh kotak yang harganya tiga ribuan. 

Saya pribadi suka makan es campur, es teler, es durian (dari eskrim duren sampai sop duren), es alpukat, tapi baru ini saya terhipnotis oleh Es Bawon. Padahal nggak ada bawonnya :(

So, Jangan lupa mampir kesini kalau lagi panas-panasan di Cirebon. Bisa naik angkot dan turun di Jalan Kartini (Cangking), bisa juga naik becak. Penjualnya baik banget. Ajak foto bareng terus twitpic ke saya, ya!

Comments

  1. Hahaha, mantap ini lebih ganas efeknya dari es teler, porsinya gede dan pake tambahan doping duren. Jadi sebenarnya ini nama resminya adalah Es Campur Pak Bawon ya? Disingkat jadi Es Bawon. Durennya selalu ada apa hanya musim2 tertentu aja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. durennya selalu ada kok, mas. hiyaaa ini beneran bikin teler. orang cirebon pada tau kok es bawon soalnya pas di pinggir jalan gede gtu. duuuh, teeleeeerrr

      Delete
  2. wahwah gede banget botolnya,kayaknya cuman ada di cirebon aja yaa es bawon itu,, pengen nyobain hehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh gelas maksudnya kenapa jadi botol *typo

      Delete
    2. iyahhh, sebelum posting ini juga gugling dulu. rata-rata kesannya pada puas semua :D

      Delete
  3. Wah udh sering ke Cirebon tapi kok baru denger sekarang. Boleh juga tuh dicoba kalo pas kesana. Thanks ya infonya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. siiiiip. jangan lupa titip salam untuk bapak dan ibu bawon :D

      Delete
  4. yang jadi masalah kenapa jomblo di bwah bawah kaka hahahaha, seklian promo gitu yah heheehhe.. salam hangat dari saya #Nglayabcirebon.

    ReplyDelete
  5. es campurnya menggoda, enak banget di makan pas lagi manas dan haus..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebodohan di Situ Gunung

Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian. Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di- share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman

Kampung Kauman Free Walking Tour Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi. Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.