*tulisan ini telah dipublish diblog Aku dan Mahameru sebagai pra-Jurnal Memorable Trekking Semeru 2013 oleh BackpackerStore :)
Namaku Agita Violy, panggil saja Gita, seorang gadis berusia 18 tahun
yang selama setahun terakhir bekerja sebagai tenaga medis di sebuah Laboratorium
swasta. Saat ini sedang sibuk menjadi seorang mahasiswi kelas malam dengan
mengambil jurusan sastra Inggris. Kebetulan kampus mengumumkan libur akhir
tahun 2012 berlangsung selama dua minggu. Satu minggu sebagai libur natal dan
tahun baru, sementara seminggu berikutnya diberikan sebagai minggu tenang
menjelang UAS. Aku mulai mencari-cari apa yang harus kulakukan ketika liburan,
aku mulai bertanya-tanya kepada diriku sendiri tentang apa saja yang harus
kuubah tahun depan. Sampai ketika aku menemukan sebuah pengumuman pendakian ke
puncak tertinggi di pulau Jawa yang kegiatannya dilakukan untuk konservasi
alam. Aku merasa tertarik mengikutinya.
“Apa yang kamu cari dibagian timur pulau jawa?” Tanya Ayah ketika aku
mengutarakan niat untuk mengikuti kegiatan Memorable Trekking #Semeru2013 yang
diadakan oleh Backpacker Store.
“Aku mau mencari jati diri, Yah..” Jawabku sekenanya kala itu.
“Kenapa jauh-jauh kesana? Apa selama setahun kamu kost belum bisa
menemukan jati diri?” Tanyanya lagi.
“Ini udah kayak panggilan alam, Yah. Izinkan aku.” Jawabku melemah.
Beliau mengangguk lalu meninggalkanku.
Semeru, Malang, Jawa Timur. Sebuah tempat yang begitu menggelitik rasa
penasaranku. Tepat tujuh tahun aku bertanya-tanya tentang tempat itu. Lama
sekali bukan? Bermula dari sebuah perkenalanku dengan seorang gadis dari desa
Tumpang, namanya Nifa. Saat itu aku masih duduk dibangku SMP, sebuah perkenalan
yang datang melalui surat. Ya, Nifa sahabat penaku dan sampai saat inipun aku
belum pernah bertatap muka dengannya.
“Salam kenal, namaku Nifa. Aku lahir dan dibesarkan di desa Tumpang,
Malang. Kamu tahu Gunung Semeru, kan? Itu dekat sekali dengan desaku.” Sebuah
kalimat perkenalan yang terdengar remeh namun memberi kesan tersendiri untukku.
Seperti apa kota Malang? Seperti apa desa Tumpang? Seperti apa Gunung Semeru?
Ditambah lagi, selama setahun terakhir aku tinggal disebuah kost di
bilangan Mampang, Jakarta Selatan. Aku tak punya banyak teman kala itu, hanya
ada satu teman yang selalu bersedia membantuku. Sebut saja Mbak Mel. Dan
lagi-lagi, ia asli Malang. Pernah beberapa kali ke Bromo dan Pananjakan, namun
belum pernah ke Semeru.
Rasa penasaran semakin membuncah ketika aku membaca novel 5cm, sebuah
catatan perjalanan beberapa orang sahabat ke sebuah puncak abadi para dewa,
Mahameru. Betapa indahnya imajinasiku kala membaca karya Donny Dhirgantoro itu.
Dan apa yang mereka lakukan disana? Apa yang mereka cari disana? Mahameru
adalah perjalanan hati, perjalanan untuk mencari jati diri.
Kemudian novel yang serupa, Tahta Mahameru karya Azzura Dayana yang baru
rilis beberapa bulan lalu. Ia menjelaskan lebih detail tentang keindahan negeri
diatas awan itu. Tentang seseorang yang awalnya memiliki sikap acuh namun
ketika beberapa kali ke Semeru, akhirnya ia mengubah sikapnya menjadi lebih
baik. Terlalu banyak hal yang dimiliki Semeru, sampai-sampai tak dapat
dijelaskan satu persatu.
“Sebuah negeri tidak akan pernah kehabisan stok pemimpinnya selama
masih ada pemuda yang senang main ke gunung, hutan dan pantai” – 5cm. Kurang
lebih maknanya seperti itu, kalau redaksi lengkapnya aku kurang hafal. Aku
termasuk orang yang setuju dengan kalimat di atas. Ada yang bilang pemimpin itu
dilahirkan dan ada juga yang bilang bahwa pemimpin itu diciptakan. Menurutku
tidak penting pemimpin itu dilahirkan ataupun diciptakan, yang jelas jiwa
kepemimpinan tidak dapat dimiliki dengan mudah. Sebuah jati diri memang perlu
dicari, dengan sebuah perjalanan.
Aku dan Mahameru, tujuh tahun aku menunggu perjalanan ini. Aku
menyebutnya sebagai panggilan alam. Persahabatan dengan Nifa, satu kost dengan
Mbak Mel, buku-buku yang tak sengaja kubeli dan kubaca, bertemu dengan akun
Backpacker Store, ini merupakan suatu pertanda bahwa Mahameru siap menerimaku.
Inilah yang ku cari di bagian timur pulau Jawa.
Memorable Trekking #Semeru2013 dengan Backpacker Store ini merupakan
pendakianku yang pertama. Aku sudah hapal sekali jalur-jalur menuju puncak
abadi para dewa itu, namun hanya dalam imajinasiku ketika membaca buku, pernah
juga kujadikan sebagai tugas destinasi wisata ( bisa dibaca disini )
). Serunya menaiki Jeep dari Pasar Tumpang hingga Ranu Pane, keindahan Ranu
Kumbolo, mitos tanjakan cinta, padang rumput Oro-oro Ombo, bermalam di
Kalimati, melintasi Arcopodo, trek pasir ketika summit attack, berdiri diatas gumpalan awan putih, menunaikan
ibadah shalat shubuh dipuncak abadi para dewa, menyaksikan langsung matahari
terbit seraya mengibarkan bendera merah putih di titik tertinggi pulau Jawa dan
segala keindahan tentang Mahameru. Inilah saatnya untuk membuktikan langsung,
merangkai catatan perjalanan kesana, menikmati saat-saat dimana aku bisa
berdiri di puncak tertinggi pulau Jawa, mewujudkan mimpi untuk membuat buku
seindah 5cm dan Tahta Mahameru serta hijrah menjadi pribadi yang lebih baik, InsyaAllah…
@agitavio - 10 Desember 2012 – http://agitavioly.blogspot.com
wow Mahameru.. saya udah empat kali mencumbu halus pasirnya...
ReplyDeletesalam kenal ya