Skip to main content

Sepucuk Review dari Teman (2)

Selamat 2015, semuanyaaa~

Di awal 2015 ini, saya diberi kesempatan untuk masuk iReview di blognya @ilhamkusumaning, seorang blogger muda yang konsisten nulis di blognya. I'm proud of you, dek! Jangan kayak kakak yang males-malesan ini, ya :')
 
mention dari ilham
  
Dan ini dia review di blognya doi. Selamat membatja...

 

iReview: Menuju Jauh

Kali ini gue berkesempatan untuk me-review blog seorang wanita. Akan tetapi wanitanya tidak sumuran dengan gue. Dia lebih tua beberapa tahun dari gue. Dan mungkin, bedanya jauh, hehe. :D
Blog yang akan gue review hari ini adalah blog-nya Agita Violy. Gue tau dia karena dia salah satu blogger yang blog-nya terpilih untuk mengadakan giveaway #MAM dari Bukune. Dan gue juga yang terpilih. Jadinya, gue tau deh.

Tampilan blog Agit
Ketika buka blog-nya, gue salut karena di sidebar kanannya ada jumlah pageview blog-nya. Dan jumlah pageview-nya melebihi 80 ribu. Gue salut karena gue kalah sama dia. Sebenernya wajar sih pageview dia banyak. Dia udah nge-blog dari tahun 2012.
Kalo dilihat-lihat, blog-nya Agit ini ber-genre Travel Blogger deh. Soalnya namanya aja menuju jauh. Jadinya, menuju jauh dari tempat kita berasal. Itu tandanya, pergi ke suatu tempat yang jauh dari tempat kita berada. Iya kan? Maksudnya gitu kan? Jawab ya, Git, hehe.
Menurut gue, tampilannya udah cukup rapih. Ada gambar header yang dibawahnya terdapat menubar yang panjangnya sama rata dengan gambar header. Font yang digunakan juga cukup rapih. Gak terlalu ribet. Jadinya, kalo baca itu enak.
Sayangnya, dia gak terlalu sering update. Sebulan paling cuma ada beberapa postingan aja. Bahkan di bulan September 2014, dia gak nulis post. Semoga aja setelah baca ini jadi tambah rajin nulis deh. :)
Pas buka blognya, entah kenapa gue pengin langsung komentar, kenapa di page pertama blog itu cuma ada satu post aja? Menurut gue sih, lebih baik dikasih beberapa post tapi disingkat kayak blog gue. Kalo kayak gitu, menurut gue jadi lama loading blognya karena di post-nya kan ada banyak gambar, hehe.
Tapi ya terserah aja sih. Selera orang kan beda-beda. Mau ikut saran gue boleh, gak ikut juga gak apa-apa. Selain itu, gara-gara di blog cuma satu post dan post itu gak disingkat, jadinya sidebar dengan post itu tidak rata. Sebaiknya diratakan biar rapi. :)
Untuk warna atau yang lainnya, menurut gue sih udah cukup. Jadi, saran gue, tetep menulis blog karena pasti ada salah satu orang yang menjadi pembaca setia. Walaupun kita tidak tau siapakah orang itu.
***

Makasih banyak loh buat yang udah mau repot-repot bikin review tentang blog saya ini. Semoga ini terus jadi motivasi saya buat nulis juga. Oh, iya... Baca juga review yang satu ini ya ~> Sepucuk Review dari Teman.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebodohan di Situ Gunung

Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian. Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di- share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman

Kampung Kauman Free Walking Tour Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi. Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.