Skip to main content

Puas Teriak di Universal Studios

Universal Studios Singapore, sama Bintang Andromeda Sidik


Dulu, orang-orang bilang kalau belum foto di depan Merlion, berarti belum ke Singapore. Nah sekarang, kalau belum foto di depan bola dunia Universal Studios berarti belum sah jalan-jalan di Singapore! Ahak!

Universal Studios adalah wahana ter-nge-hitz di Singapore yang berluas 20 hektar dan termasuk ke dalam Resort World Sentosa. Sama seperti Dufan yang terletak di Taman Impian Jaya Ancol gitu lah. Saya pikir, wahana di Universal Studios ini nggak jauh beda dengan yang ada di Dufan atau Trans Studio. Sampai akhirnya saya mencoba satu per satu, dan ketagihan!

Jangan lupa ambil petanya, biar nggak nyasar.

Setelah melewati antrean yang cukup panjang, kami berjalan di sepanjang zona Hollywood yang memamerkan deretan toko suvenir dan restoran dengan pohon palem di pelatarannya. Tapi kami tak boleh berlama-lama di sana. Mengingat aba-aba dari Mr. Slamet, kalau ketemu pertigaan danau, ambil jalan ke kanan lalu masuk ke zona Sci-Fi City, yang banyak robot transformernya. Maka saya membawa rombongan kesana.

Dan benar saja, zona Sci-Fi City ini berasa kayak lagi di abad ke sekian yang serba canggih. Karena latah mengikuti rombongan turis china (atau memang asli singapur?), akhirnya kami langsung ikut mengantre ke wahana Transformers The Ride: The Ultimate 3D Battle. Atau kalau di bahasa Indonesiakan, jadinya perang-perangan dengan efek tiga dimensi. #sotoy

Sebelum masuk, kami diberi kacamata 3D. Kemudian masih dengan antrean panjang, kami masuk ke ruangan yang lebih mirip seperti di agen-agen rahasia gitu. Disitu ceritanya nanti kami akan berperan sebagai robot. Lalu sampailah giliran kami untuk naik sebuah mobil yang ternyata adalah bagian tubuh dari Autobots. Dan pas tu mobil jalan, guoookiiiiiiil! Ini bener-bener kayak naik roller coaster yang dikasih efek! Berasa banget lagi tembak-tembakan sama robot, ditarik dan dilempar kesana-sini, jatuh dari gedung tinggi sampai efek panas karena percikan api. Saya beneran teriak-teriak puas di sini, nggak mau kalah sama anak-anak yang saya bawa.

"Miss.. Gokil Miss..." Ujar Bintang terengah-engah ketika turun dari wahana ini. Harusnya kami lanjut naik roller coaster Battlestar Galactica yang letaknya outdoor. Tapi sayang, lagi direnovasi.


"Mau yang lebih gokil lagi, nggak? Kita ke zona Ancient Egypt. Ke atraksi Revenge of The Mummy!" Ujar saya sambil setengah berlari ke kawasan yang mirip film the mummy ini.

dan tak lupa selfie di sini....

Di sini kita juga masuk ke antrean dan harus melewati ruangan-ruangan kosong nan menyeramkan. Rombongan saya yang anak cewek-ceweknya teriak muluk bikin kaget dan mau nggak mau saya ikut lari karena latah. Ya... kan, saya pikir wahana ini kayak di pasar malem gitu, tau-tau ada setannya yang nongol. Ternyata anak-anak aja yang bikin parno.

Nggak lama, kami naik ke kereta. Awal-awalnya sih pelan dan kami masuk ke ruangan gelap gulita. Selang beberapa detik itu kereta jadi bener-bener kenceng banget sampai saya teriak-teriak pegangan pengamannya. Serius, saya takut banget jatuh waktu kereta yang tadinya luru-lurus aja, tiba-tiba meluncur sembilan puluh derajat jatuh ke bawah, atau sebaliknya, naik ke atas sampai mau kejungkel. Geblek parah. Terus tiba-tiba kami melihat di depan kami cuma ada tembok dan berarti kereta ini bakal nabrak tembok itu. Huuaaaaa. Pranggggg. Itu tembok ancur sejadi-jadinya. Kanan-kiri kami berasa panas disembur api. Dan ternyata, itu semua cuma efek.

Keluar wahana, saya misuh sejadi-jadinya.

Kemudian tertawa selega-leganya.

Karena akhirnya, saya bisa teriak sepuas ini lagi.

Beberapa rombongan nampak kelelahan dan kepanasan karena matahari di Singapore ternyata lebih terik daripada matahari Bekasi. Akhirnya, kami melaksanakan makan siang di resto yang terletak di depan gedung Far-Far Away. Beberapa dari kami melanjutkan ke wahana pertunjukan film Shrek dan Putri Fiona di Far-far Away, menonton pertunjukan Water World Show di The Lost World dan naik kereta air di Madagascar, yang kurang lebih mirip Istana Bonekanya dufan.

Battlestar Galactica yang lagi direnovasi

Gedung Far-far away
Hollywood~
yah, gitulah...

Kami bermain hingga sore. Hingga saya lupa atas kesedihan yang saya rasa karena jauh dari rumah.

Dan jauh dari kamu.

Comments

  1. aih, keren ah ^_^ semoga kapan2 bisa kesana :D kunjungin yah www.novawijaya.com

    ReplyDelete
  2. Aku belum perna ke US ini lho, jadi aku belum pernah ke singapore gitu yaaa ???? Ajak aku dong kesana ..... #please

    ReplyDelete
    Replies
    1. ah, kamu... cari gretongannya di tempat lain aja. jangan disini :(

      Delete
    2. Ih kamu kejam ... aku ngak ngarep gretongan kak, cuman ngarep diajak hahaha

      Delete
  3. Saya ke Singapura tapi nggak sempet mampir ke Jl. Anggrek, apalagi ke pulau Sentosa, hahaha :D

    Tapi jalan-jalan sambil mengawasi bocah-bocah cilik repot ga sih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. repot, kak. silakan dicoba kalau tak percaya. *ngikik*

      Delete
  4. rasanya mungkin takut campur kaget ya pas nabrak tembok itu meskipun cuma efek.. hehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebodohan di Situ Gunung

Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian. Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di- share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman

Kampung Kauman Free Walking Tour Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi. Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.