Showing posts with label Singapore. Show all posts
Showing posts with label Singapore. Show all posts

Friday, 6 March 2015

Pada Suatu Sore di Singapura


Usai mendapatkan beberapa lembar kartu pos murah di Chinatown, saya berlari di sepanjang Eu Tong Sen Street dengan mata yang sangat awas mencari-cari dimana letak gedung People's Park Center. Menurut informasi dari Bapak penjual suvenir dimana tempat saya membeli kartu pos barusan, kantor pos yang terdekat berada di sana. Namun sampai lelah saya berlari, gedung kantor pos tak kunjung kelihatan. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, tandanya tiga puluh menit lagi kantor pos akan tutup. Sedangkan kalau harus menunggu besok rasanya tak mungkin. Karena besok sudah waktunya pulang ke Indonesia.

Bermodalkan bahasa inggris yang belepotan, saya bertanya kepada orang-orang di sekitar. Dari mulai Bapak Tukang Sapu, Ibu Penjual Makanan, hingga Security, tak ada yang tau dimana letak kantor pos. Bahkan beberapa di antara mereka pun tak mengerti bahasa Inggris.

Waktu tinggal lima belas menit.

Saya lelah berlari.

Saya pasrah, ingin pulang.

Saturday, 10 January 2015

Puas Teriak di Universal Studios

Universal Studios Singapore, sama Bintang Andromeda Sidik


Dulu, orang-orang bilang kalau belum foto di depan Merlion, berarti belum ke Singapore. Nah sekarang, kalau belum foto di depan bola dunia Universal Studios berarti belum sah jalan-jalan di Singapore! Ahak!

Universal Studios adalah wahana ter-nge-hitz di Singapore yang berluas 20 hektar dan termasuk ke dalam Resort World Sentosa. Sama seperti Dufan yang terletak di Taman Impian Jaya Ancol gitu lah. Saya pikir, wahana di Universal Studios ini nggak jauh beda dengan yang ada di Dufan atau Trans Studio. Sampai akhirnya saya mencoba satu per satu, dan ketagihan!

Jangan lupa ambil petanya, biar nggak nyasar.

Setelah melewati antrean yang cukup panjang, kami berjalan di sepanjang zona Hollywood yang memamerkan deretan toko suvenir dan restoran dengan pohon palem di pelatarannya. Tapi kami tak boleh berlama-lama di sana. Mengingat aba-aba dari Mr. Slamet, kalau ketemu pertigaan danau, ambil jalan ke kanan lalu masuk ke zona Sci-Fi City, yang banyak robot transformernya. Maka saya membawa rombongan kesana.

Dan benar saja, zona Sci-Fi City ini berasa kayak lagi di abad ke sekian yang serba canggih. Karena latah mengikuti rombongan turis china (atau memang asli singapur?), akhirnya kami langsung ikut mengantre ke wahana Transformers The Ride: The Ultimate 3D Battle. Atau kalau di bahasa Indonesiakan, jadinya perang-perangan dengan efek tiga dimensi. #sotoy

Sebelum masuk, kami diberi kacamata 3D. Kemudian masih dengan antrean panjang, kami masuk ke ruangan yang lebih mirip seperti di agen-agen rahasia gitu. Disitu ceritanya nanti kami akan berperan sebagai robot. Lalu sampailah giliran kami untuk naik sebuah mobil yang ternyata adalah bagian tubuh dari Autobots. Dan pas tu mobil jalan, guoookiiiiiiil! Ini bener-bener kayak naik roller coaster yang dikasih efek! Berasa banget lagi tembak-tembakan sama robot, ditarik dan dilempar kesana-sini, jatuh dari gedung tinggi sampai efek panas karena percikan api. Saya beneran teriak-teriak puas di sini, nggak mau kalah sama anak-anak yang saya bawa.

"Miss.. Gokil Miss..." Ujar Bintang terengah-engah ketika turun dari wahana ini. Harusnya kami lanjut naik roller coaster Battlestar Galactica yang letaknya outdoor. Tapi sayang, lagi direnovasi.

Saturday, 13 December 2014

Gardens by the Bay di Malam Hari

MRT bergerak perlahan meninggalkan stasiun Chinatown. Suasananya cukup ramai karena bersamaan dengan jam pulang kantor. Saya memilih berdiri sambil menebar pandangan ke seluruh penjuru, betapa MRT ini berbeda jauh dengan Commuter Line. 

Begitu cepat dan tepat waktu. Batin saya ketika MRT berhenti di Stasiun Bayfront. Sambil menjaga anak-anak saya agar tidak ketinggalan rombongan, saya iming-imingi mereka makan sate di Gardens by the Bay. Alhasil mereka terus mengikuti saya yang sesekali jeprat-jepret sambil menatap langit yang sama bentuknya. Langit yang tanpa bintang.

Langit tanpa bintang

Gardens by the Bay merupakan proyek taman dengan luas 100 hektar yang memiliki berbagai jenis tanaman di seluruh dunia. Hebatnya, kaktus di padang pasir hingga pohon-pohon besar bisa tumbuh disini. Letaknya tidak jauh dari Marina Bay Sands Hotel, gedung yang atapnya berbentuk kapal pesiar itu. Tapi sayang, kami tidak sempat mengunjungi tamannya satu per satu. Kami hanya jalan dari ujung ke ujung sambil menikmati lampu-lampu taman yang cocok dinikmati sambil berpegangan tangan dengan pasangan.

*tarik cowok sipit dari Singapore*

*digampar*

Friday, 12 December 2014

Edisi ke Singapore Gratisan


"Git, bikin passpor dooong. Masa hari gini belum punya passpor. Nanti kalo mau keluar negeri, bingung loh!" Celetuk seorang teman yang baru saja pulang plesiran dari luar negeri.

"Ah, gue mah selow. Indonesia aja belum kelar. Nanti gue bikin passpornya kalo dapet kesempatan keluar negeri gratis!" Jawab saya ngasal.

Setahun kemudian...

"Dan yang menjadi perwakilan dari kampus untuk jalan-jalan ke Singapore adalah.... Agita Violy! Bebas transport, konsumsi, penginapan, tinggal bawa badan!"

Kemudian saya bengong.

Bingung.

Belum punya passpor.

***

Jadi gini, saya kuliah di sekolah tinggi bahasa asing yang punya cabang tempat kursus dari Sabang sampai Merauke. Sebut saja namanya IEC, Intensive English Course, yang lambangnya burung hantu. Nah, kebetulan jalan-jalan ke Singapore memang diadakan setiap tahun, dan tahun ini jatahnya Jabodetabek yang berangkat. Seluruh pesertanya adalah anak-anak SD sampai SMA yang kursus di IEC, sementara saya yang kuliah di sekolah tingginya, terpilih menjadi seksi repot sebagai leader team mereka.

Begitu...

Nah, terus... saya kelabakan. Pas pengumuman kepilih ke Singapore, saya baru saja resmi menjadi pengangguran. Baru saja resign dari klinik yang selama ini dengan mudahnya saya tinggal jalan-jalan kemana-mana. Hiks. Pesan moral yang saya dapat dari kejadian ini adalah, jangan asal nyeletuk kalo ngomong. Jadi terkabul, kan, keluar negeri gratisan :'(

Akhirnya, dengan sisa-sisa tabungan, saya bikin passpor, tukar dollar dan berangkat dengan uang seadanya bersama lima puluh orang peserta yang sebagian besar anak-anak, ada juga yang membawa orangtuanya.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...