Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2013

Solo Traveling atau Traveling ke Solo? Dua-duanya Bisa!

Hai, Traveler yang budiman :) Menurut kalian, kota mana sih yang paling berkesan dari segi wisata, sejarah, kuliner dan memiliki kenangan tersendiri? Pasti rata-rata menjawab Yogyakarta dan Bandung! Iya, Yogyakarta dan Bandung memang paling unggul dalam segi wisata, sejarah dan kuliner. Terlebih lagi kedua kota tersebut memiliki kesan romantis sehingga pastinya memiliki kenangan tersendiri bagi teman-teman traveler . Yogyakarta dan Bandung lebih asik bila dijelajahi bersama pasangan, bukan? Kalau Solo traveling cocoknya kemana, yah? Jangan bingung! Solo juga punya semuanya! Kadang kita melupakan sebuah kota kecil yang terletak di Provinsi Jawa Tengah ini. Kota yang pernah diperintah oleh Pak Jokowi ini ternyata diam-diam memiliki potensi yang tak kalah hebat dengan Yogyakarta dan Bandung. Slogan Kota Solo sendiri yaitu "Solo : The Spirit Of Java" yang berarti jiwanya Jawa. Serta memiliki semboyan "Berseri" yang merupakan singkatan dari Bersih, Sehat, ...

Apa Tujuan dan Alasanmu Naik Gunung?

Mungkin banyak dari teman-teman yang masih bingung, untuk apa tujuan kalian naik gunung?  Beberapa biasa menjawab seperti ini : Mensyukuri nikmat Tuhan bahwa Alam Indonesia indah Menikmati ketinggian Bermain dengan awan Melihat pemandangan yang nggak bisa dilihat di kota Memaknai arti kehidupan yang sebenarnya Merasakan kesenangan tersendiri ketika sampai puncak Mengartikan apa itu kebersamaan Menghilang dari peradaban Bosan dengan rutinitas Olahraga Mencari jodoh Passion  Hobi Lifestyle Ikut-ikutan Atau ada tujuan lain dari naik gunung? Silakan diisi di kolom komentar :) Saya sendiri bingung ketika orang tua bertanya, "Untuk apa naik gunung? Sudah melelahkan, beresiko pula. Bagaimana kalau hilang? Dimakan binatang? Meninggal karena kedinginan?" Saya hanya bungkam dan berteriak dalam batin saya sendiri, bahwa takdir-Nya telah tertulis rapi di Lauhul Mahfudz. Setidaknya, saya selalu berhati-hati dalam menjalankan kegiatan apapun. Mungkin beberapa ...

Dari Merbabu, Kepada Merapi

Cerita sebelumnya >>> Klik disini :) Kami terus berjalan beriringan. Bang Fadly membuka jalan, aku di tengah dan Kak Za di belakang. Kami merasakan adanya keanehan pada jalur yang kami lalui. Disini jarang terdapat sampah dan jejak kaki. Ternyata, sekedar bungkus permen pun cukup berguna sebagai tanda adanya manusia yang pernah melewati jalur ini. Jalurnya pun terus memanjat tebing dan bebatuan yang berbatasan dengan jurang. Beberapa kali juga kami melintasi semak belukar yang membentang. Kayaknya nggak ada yang lewat sini deh, Bang. Ujarku dalam hati. Kami hanya berjalan dalam diam. Aku mulai membayangkan yang aneh-aneh kalau-kalau nanti di media massa terdapat headline besar-besaran; Tiga Remaja dari Jakarta Tersesat di Merbabu. Aku terus-terusan berdzikir, menghilangkan segala pikiran yang aneh-aneh. “Kayaknya ini kerjaannya Mapala buka jalur, deh.” Ujar Kak Za tiba-tiba. “Soalnya Vaza pernah ke Pangrango buka jalur dari Cisarua.” Sambungnya lagi. Ak...