Skip to main content

Posts

Giraffe Journey 1; Hutan, Air Terjun dan Puncak

Kenapa Giraffe Journey ? Iya. Karena perjalanan ini melibatkan Jerapah! Ha!! Gimana caranya jalan-jalan sama Jerapah? Pasti ke kebun binatang? Tidaaak! Pasti ke Taman Safari? Tidak tidaaak!! Pasti jalan-jalan naik jerapah? Tidaaak!! Gendong jerapah? Bisa jadi!! Abaikan -______- Jadi gini, beberapa minggu lalu seorang teman mengajak saya untuk jalan-jalan dalam sehari. Istilah kerennya One day trip . Kalau jalan-jalan ke kota ya bisa-bisa aja. Tapi dia maunya jalan-jalan ke gunung. Sementara hampir semua gunung masih tutup. Terus aku kudu piye :( Dengan pemikiran yang setengah matang, akhirnya saya mengusulkan untuk naik Gunung Gede saja. Karena sebelumnya saya juga pernah mendaki gunung ini dalam sehari (baca disini: Mendadak Gede 2958 mdpl ). Dan kembali ke pertanyaan awal, mengapa Giraffe Journey ? Karena teman saya yang bernama Asti ini akan mengajak boneka jerapah kesayangannya jalan-jalan! Ha!! Minggu, 23 Februari 2014 Awalnya kami sepakat untuk nai...

The Giraffe Journey

Tulisan di bawah ini saya kutip langsung dari blog perjalanan Kak @AstiDode . Dialah yang memulai dan mencetuskan The Giraffe Journey ini... .....satu titik saya sadar ternyata ada satu orang yang paling saya takut kehilangan dan dia bukan jejak yang telah lalu. Saya terlalu pengecut untuk menghadapi kenyataan bahwa ada rasa itu di hati saya. Perjalanan ini saya lakukan untuk membuat saya yakin agar membuang rasa itu jauh-jauh dan membuka perspektif baru, perspektif yang lain, dan belajar memiliki hati seluas langit. Nanti tiba saatnya saya kembali, semoga pencerahan itu datang, saya bisa tersenyum untuk mengucapkan "Halo". Melangkah Bersama Jerapah Saya gak pernah berminat untuk membuat buku tentang perjalanan. Oleh karena itu hanya tulisan tentang perjalanan kaki-kaki jerapah inilah yang akan saya tulis. Kenapa jerapah? Saya menyukai corak dan kaki-kaki jenjang binatang ini, seolah dia mampu menjejakkan kaki kemana pun, coraknya seolah dia bisa bera...

[BUKU] Rumah adalah di Mana Pun

Sudah tau buku Rumah adalah di Manapun ? Belum? Mari saya beri tahu apa saja yang ada di dalamnya! Rumah adalah di Mana Pun merupakan buku yang paling saya tunggu kehadirannya. Karena apa? Karena saya termasuk salah satu dari sembilan belas orang penulisnya! Oyaaa? Finallyyy! Agit bikin bukuuu! *tumpengan* 19 Orang? Siapa aja? Mereka adalah Sari Musdar (Penulis Cinderella in Paris ), Ken Ariestyani (Penulis Mahameru Bersamamu), Silvani Habibah (Penulis Love Journey ), Indri Juwono (Finalist Travel Blog Skyscanner ), juga blogger-blogger ketje kayak Rembulan Soetrisno , Chlara Shinta , Dite Rosita , Lucia Widi , Gading Rinjani , Ester Aprillia , Citra Novitasari , Mehdia Nailufar , Diansari Korompot , Christine Natalia , Intan Deviana , Imie Imita , Qisty Aulia dan Keyko Cecilia ! Eh kok cuma 18? Siapa yang belum kesebut? SIAPA? Oh, ternyata saya sendiri, Agita Violy [--,]> Huaaahh, banyak yaaa? Dari sekian banyak orang itu, ada yang kamu kenal, nggak? Kare...

Nasi Pedas Bu Andika

"Di Bali susah cari makanan halal. Biar aman cari warung nasi Padang aja lah." Ujar Nauvel ketika saya sedang transit di Bali dan menunggu pesawat ke Lombok empat jam kemudian. Namun saya yang hanya bermodalkan motor sewaan tentu tak mudah menemukan warung nasi padang selain yang terdekat dengan bandara. Sementara sebagian besar dari warung-warung tersebut masih tutup karena dalam kondisi libur lebaran. Saat itu saya berdua dengan seorang teman, sebut saja Bang Fadly. Ia mereferensikan Nasi Pedas Bu Andika sebagai menu wajib ketika berkunjung ke Bali. Ah, membayangkannya saja saya sudah ketakutan sendiri. Sebagai orang Jawa yang biasa makan manis, saya hanya bisa pasrah dan menyiapkan air minum yang banyak. Warung Nasi Pedas Bu Andika terletak di Jl. Raya Kuta, tepat di depan Pasar Joger. Saya memilih menu ayam dan sayur rebung sementara Bang Fadly memesan ini... Dari bentuknya sih biasa saja. Konsep mereka sama seperti warung nasi dengan etalase kaca dan k...

Mari Lari

Saya bukan pelari yang ingin bercuap-cuap tentang lari... Akhir-akhir ini, hampir setiap pagi dan malam Path dan twitter saya dipenuhi oleh postingan Nike+ yang menunjukan jarak dan waktu tempuh teman-teman saya berlari. Mereka berlomba-lomba menambah jarak dan mempercepat waktu tempuh larinya. Tak jarang juga yang mem-posting banner untuk lomba-lomba lari mendatang. Seolah-olah lari adalah olahraga yang paling eksis saat ini. Mengapa? Lari merupakan olahraga paling simpel. Tak perlu keluar uang banyak seperti olahraga lainnya dan bisa dilakukan dimana saja. Berlari pagi mengitari kompleks perumahan dengan kaos oblong dan kolor bekas tidur semalaman bisa saja dilakukan. Gratis dan mudah sekali. Tapi, lain halnya dengan lari yang berkelas, ya. Pakai sepatu lari, compressport , jam dan gadget canggih, kaos dan celana quickdry , atau tas dari jenis spibelt hingga hydropack . (Loh, kok saya jadi jualan?!) Oke, lanjut.. Jadi, kenapa harus lari?  Lari, bagi ...

Domain Baru; "Menuju Jauh"

Finally!!! Yeaaaaaaaaah!! Rasanya saya ingin teriak-teriak ketika akhirnya domain menujujauh.com berhasil saya dapatkan. Bukan karena apa-apa, sih. Menuju Jauh ini udah kayak anak sendiri. Hihihi. Iya, masih ingat kan cerita sebelum saya berangkat ke Rinjani? Si Nauvel kasih hadiah buku kumpulan perjalanan yang saya posting di blog. Judulnya Menuju Jauh. Cerita lengkapnya ada di sini >> Bali - Lombok yang Bikin Nombok. Kenapa Menuju Jauh? "Menuju ‘jauh’ memberi kesempatan kepada sepi untuk menjadi ruang sempit dimana ‘diri’ bisa memberi koma, spasi, titik atau penanda apa saja. Seperti ditulis pada sebuah buku, bahwa menuju ‘jauh’ adalah kita bisa melihat hal baru yang ada di luar sekaligus yang ada didalam. Seperti pendaki melihat puncak untuk pertama kalinya." - Nauvael. Dan website ini pun Nauvel yang gembor-gemborin. Karena bagaimanapun segala sesuatunya harus di-hak patenkan demi meminimalisir plagiarisme, right ? Jangan sampai kayak si Ac...

Jalan-jalan Sambil Nulis? Gimana Caranya?

Travel writer sudah bukan hal yang asing bagi para penggemar jalan-jalan. Mereka adalah penulis yang menceritakan tentang pengalaman traveling -nya. Baik dalam sebuah buku maupun hanya berseliweran di blog atau web pribadi. Hal ini semata-mata bertujuan untuk mempromosikan sebuah destinasi wisata agar pembacanya tertarik dan mupeng ingin kesana. Memberi informasi sebanyak-banyaknya demi memajukan pariwisata Indonesia.  Bisa dilihat di Detik Travel, Travel Kompasiana, Viva Log dan semacamnya kerap kali menyaring para Blogger untuk aktif menuliskan artikel tentang suatu daerah, sisi unik, tradisi hingga kulinernya. Berbeda dengan isi blog saya yang kebanyakan curhat dan kegalauan selama Traveling . Hihihi. Bebas, sih. Gaya menulis kan banyak macamnya. Yang penting bisa menulis aja udah syukur. Karena banyak orang yang senang jalan-jalan dan hanya sedikit yang menuliskan perjalanannya. Mau coba jalan-jalan sambil nulis? Gimana caranya? Demi mencatat hal-hal kecil s...