Skip to main content

Posts

Kereta Terakhir Matarmaja : Perjalanan Belum Berakhir

Cerita Sebelumnya bisa dibaca, disini :) “Don, lo sendirian disini?” Aku duduk dihadapannya. “Iya sendiri. Nanti lo tidur disini aja kalo kosong Git.” Aku mengangguk. “Kok lo bisa masuk?” Tanyaku lagi. “Iya, gue beli tiket lagi jadinya.” “Lah katanya Matarmaja penuh. Kok ada tiket lagi?” “Iya soalnya gue udah punya tiket Fast-pay, tapi angus. Jadinya gue disuruh beli tiket lagi seenggaknya gue udah ada bangku didalem. Gak ngerti gue juga.” Jelas Donny. Ada-ada saja PT. KAI. “Ini gue ada empat tiket cancel punya anak-anak. Bangkunya didepan semua. Lo mau kedepan gak?” Tawarku. “Tas gue biarin disini aja?” Tanya Donny sambil melihat keatas. “Gakpapa udah..” Jawabku santai. “Lo duluan aja git, nanti gue nyusul” Aku segera kembali ke bangkuku. Dihadapanku ada Bang Faisal. Kami menduduki tiga bangku sendirian. Indahnya dunia. Namun tak berapa lama, Donny datang, disusul Kity, lalu Keyko dan Imam yang entah darimana asal tempatduduknya. Kity dan...

Perpisahan Hangat dari Ranukumbolo

Cerita sebelumnya bisa dibaca, disini :) Rabu, 2 Januari 2013 Tidurku tak nyenyak malam itu. Tanpa memeluk termos berisi air panas dan salonpas hot dikakiku yang lupa ku lepas. Aku sampai berteriak kepanasan sambil melepasnya dengan mata yang masih merem . Pukul empat subuh akhirnya aku benar-benar bangun. “Giiitt.. giiiit..” Teriak seseorang entah darimana. “Iyaaaah..” Sahutku dengan suara yang masih berat. “Tenda kamu dimana giiit? Abang gak tauuu..” Teriak orang itu lagi. Aku membuka tenda dan menyembulkan kepala. “Bang Yasiiin..” Ucapku lemah. Ia sudah jongkok didepan tendaku. “Nih, buat kamu, Git. Abang pulang sekarang..” Ujarnya seraya menyodorkan jersey Chelsea-nya yang bertuliskan Maha nomor 20. “Ini buat Agit, Bang? Sayang bang..” “Gakpapa.. Buat kenang-kenangan.. Abang masih punya banyak..” “Abang makasiiiih.. Ini masih jam empat pagi Bang..” Mataku mulai berkaca-kaca.           ...

Mahameru : Sifat Asli Orang-orang Baru

Cerita sebelumnya bisa dibaca, disini :) Aku berjalan pelan, kelelahan. Mencari-cari siapa saja yang kukenal disana. Terutama Bang Yasin yang entah berada dimana. Ternyata puncak tak seperti pucuk. Puncak ini luas sekali. Sampai akhirnya aku menemukan orang-orang Sulawesi, mereka bilang dari Kenduri, atau Kendari? Aku lupa. Mereka menggelar tikar diatas pasir Mahameru. Aku menelan ludah melihat bungkusan biskuit yang isinya menyembul keluar, kemudian air mineral dan fanta yang tergeletak berdampingan. Dan sekali lagi, aku menelan ludah. “Sini neng, mampir dulu. Sarapan dulu..” Seru salah seorang dari mereka. “Iya bang, makasih..” Jawabku sambil tersenyum dengan pandangan mata yang tak lepas dari bungkus oreo. “Sudah.. sudah tak usah malu-malu.. Sini duduk dulu lelah toh dari bawah..” Aku akhirnya menurut dan duduk di tikar mereka. Aku disuguhi berbagai macam makanan, Kulahap oreo dan kacang sukro sampai kenyang. Botol airku yang sudah kosong (dari Donny) kemudian ...