Di Kalimilk, kami yang pertama sampai. Setelahnya Mbak Ang dan geng-nya tiba. Opel dan Om Ardi menyusul kemudian. Beberapa orang yang tidak saya kenal juga turut hadir. Ternyata Jema’at Al-Cruiseriyah luas juga jaringannya. Yah, begitulah pejalan dan (bukan) pendaki. Dia lagi, dia lagi.
"Mam, lo pendiem ya?" Tanya Mas Yudis yang baru saya kenal hari itu.
"Lo mau gue kenalin cewe gak, Mam?" Sambung yang lainnya.
"Gue maunya ta'aruf." Ujar Imam kalem.
"Nggak papa, Mam. Ta'aruf juga. Nanti kalo lo nggak cocok tinggal bilang, 'sori kita nggak jodoh'. Terus cari lagi deh yang lain, niatnya ta'aruf lagi." Celetuk saya.
"Buahahahaha..." Mereka asik melanjutkan keakraban sementara saya dan Danang hanya sibuk dengan
isi piring masing-masing. Saya ini aslinya memang pendiam, diam-diam
bocor alus.
Seusai dari nyusu dan nenen di Kalimilk, kami pindah ke Jejamuran. Makan lagi, lagi-lagi makan. Geng-nya Mbak Ang ini asli koplak semua. Sepanjang perjalanan kami tertawa walau saya tahu beberapa hati terasa begitu tersayat oleh candaan-candaan yang begitu menohok batin. Halah, oposeh bahasamu, Git.
Seusai dari nyusu dan nenen di Kalimilk, kami pindah ke Jejamuran. Makan lagi, lagi-lagi makan. Geng-nya Mbak Ang ini asli koplak semua. Sepanjang perjalanan kami tertawa walau saya tahu beberapa hati terasa begitu tersayat oleh candaan-candaan yang begitu menohok batin. Halah, oposeh bahasamu, Git.
Sesaat sebelum pulang |
Saya tak mengingat begitu banyak hal selama perjalanan pulang. Saya hanya ingin pulang cepat, itu saja. Mbak Ang mengantar kami sampai ke Terminal Jombor. Bus Ramayana tujuan Semarang menjadi pilihan kami untuk pulang.
***
Hujan turun dengan derasnya. Tak pernah merasa kasihan dengan banjir yang telah terjadi di berbagai kota. Tanpa peduli sedikitpun dengan roda-roda kendaraan yang selip karena licin dan bunyi rem yang gemericit di telinga. Ia terus mengguyur badan bus Ramayana yang kami tumpangi sehingga memberikan rasa dingin tanpa harus menyalakan AC. Namun tiba-tiba Ayah iseng menyalakan AC di atas kepala saya dan Imam.
"Ih, ngapain coba dinyalain. Dingin begini juga!" Protes saya sambil menutupnya kembali.
"Kan lu beli tiket bus Patas AC! Kalo nggak mau pake AC ya harusnya beli tiket bus Ekonomi sana!" Asli lah ni orang aneh banget -____-